Senin, 24 November 2008

FATWA MATI BUAT PENGHUJAT

Arogansi bangsa Eropa, tampak gamblang dari penolakan mereka meinta maaf kepada umat Islam. Tanpa merasa berdosa, mereka bahkan berlomba-lomba memuat ulang kartun-kartun itu. Sebut misalnya Norwegia, Prancis, New Zealand dan negeri Eropa lain. Semua atas nama kebebasan dan toleransi.


Agaknya, Eropa atau Barat kembali menunjukkan Islamophobia. Mereka sangat arogan dan keterlaluan. Rasulullah SAW yang kita puja digambarkan dengan sosok pembawa bom di kepala; seolah bahwa Islam adalah agama teroris. Rasulullah saw juga digambarkan dengan seekor binatang yang nota bene dagingnya diharamkan oleh Islam untuk dimakan, dan najis pula bagian tubuhnya; seolah Al-Qur’an, pedoman hidup kita, berasal dari sosok yang haram dan najis, sekaligus ini bentuk penghinaan pula dan membuat darah kita mendidih. Tak ada maksud lain dari penistaan ini, kecuali sebuah skenario untuk kembali menyudutkan Islam.


Mengapa? Karena bagi Barat, Islam adalah the next enemy. Mereka merasa berkepentingan untuk menguasai negeri Islam.


Tentu, umat Islam, tidak akan membikin karikatur serupa untuk membalas. Karena jelas ini sebuah pembalasan yang tak berimbang. Hanya ada satu hukuman berimbang dalam kasus semacam ini: vonis mati.

Dalam riwayat Ahmad, Jarir meriwayatkan, mengatakan “Dahulu ada seorang lelaki Islam –yang dia maksud adalah si buta- yang menumpang di rumah seorang wanita Yahudi. Wanita ini terus menerus mencaci Nabi SAW. suatu malam, lelaki buta itu mencekik wanita tadi hingga mati. Esoknya, kejadian itu dilaporkan kepada Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam. maka beliau memanggil orang-orang untuk mengusut pembunuhan wanita tersebut. Lalu berdirilah si lelaki buta tadi dan kemudian menuturkan perihal wanita tadi. Maka beliau menganggap darah wanita tadi tumpah sia-sia”


Dan dari Ibnu `Abbas ra, dia berkata: "Seorang wanita dari kabilah Khathamah --dia bernama `Ashma' binti Marwan-- mengejek Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam. melalui sya`ir. Mendengar ejekan tadi, maka Nabi Saw. berkata pada para sahabatnya: "Siapa yang siap membereskan wanita itu untukku?" Maka tampil berdiri seorang lelaki dari kaumnya, dia adalah Umair bin `Adi Al Khatami, lantas berkata: "Saya ya Rasulullah!" Lalu dia pergi mencari wanita tadi dan kemudian membunuhnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali dan melaporkan kepada baginda Nabi Saw. Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam.pun kemudian berkata: "Bandot betina sudah tak lagi menanduk." `Umair menuturkan: "Lalu Nabi Saw. berpaling kepada para sahabat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian berkata "Apabila kalian ingin melihat seorang lelaki yang menolong Allah dan Rasul-Nya secara diam-diam tanpa diketahui orang, maka lihatlah kepada `Umair bin ”Adi’


Hadits di atas memang memiliki konteks yang khusus di mana supremasi hukum yang berlaku ketika itu adalah Islam. Islam ketika itu bernaung dalam sebuah Daulah Islamiyah, sehingga ketika agama dilecehkan, ada institusi yang memberikan hukuman. Berbeda dengan sekarang, umat Islam tak memiliki institusi yang berwibawa untuk melakukan hal itu. Namun, apakah kemudian dengan ini kita diam seribu bahasa? Tentu tidak!


Dalam konteks semacam ini, agaknya umat Islam perlu terus suarakan bahwa syariat Islam mengancam penghujat Nabi dengan hukuman yang sangat keras. Ini penting, sekurang-kurangnya sebagai seruan moral. Karena dalam banyak kasus pelecehan agama, hukuman yang diperoleh pelaku biasanya sangat ringan.

Padahal yang dihujat adalah Nabi kita, pedoman hidup kita, bahkan Allah Ta'ala Tuhan kita. Kita juga perlu memberikan pembanding bagi pranata hukum yagn ada bahwa tidaklah ringan bagi si penghujat Islam.


Kepada umat Islam, kejadian ini semestinya menyadarkan kita bahwa Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan rela hingga kita mengikuti millah mereka. Bukankah Allah sudah menegaskan:

menegaskan:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120)


Dan, kali ini, bentuk ketidakrelaan mereka bukan berupa ayat, tetapi fakta. Dan fakta-fakta terus dan terus akan berbicara. Ironisnya, rangkaian fakta-fakta ini pun belum bisa membuat umat Islam bersatu untuk melawan makar orang-orang kafir, bukankah Allah akan membalas makar orang-orang kafir dengan tangan-tangan umat Islam? Bukankah, itu berarti penegasan bahwa Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama dan memberi kekuatan kepada umat Islam untuk membalas makar orang-orang kafir?.


Harga:Rp.21.000,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di: http://www.posindonesia.co.id/tarif_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi via chat Yahoo Messenger/id/e-Mail : oase_bc@yahoo.co.id atau hp no: 0811841321. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Posting Komentar