Senin, 30 Maret 2009

BREAK2 .... BREAKING NEWS....!


GARA2 INI NIH RUSAK KALKULATOR...!

INDONESIA SEKARANG INI ADALAH NEGARA PALING DEMOKRATIS SEJAGAT RAYA NGALAHIN AMERIKA...TERKAYA SEDUNIA…BIAYA BUAT PEMILU DI INDONESIA DARI TAHUN 2004-2009 MENCAPAI 150.000.000.000.000 PANJANG BENER YA 150 TRILYUN, TERNYATA DI INDONESIA PEMILU JADI SEMACAM RUTINITAS PEMILU RT ..RW ,,,KEPALA DESA , BUPATI, GUBERNUR & PRESIDEN...JUGA ANGGOTA HEWAN UPS.... DEWAN YANG TERHORMAT...!
BELUM TERMASUK BELI MOBIL DINAS BARU, WC BARU DLL…KALAU PERLU ISTERI BARU MASUK DALAM BIAYA….

ISENG2 HITUNGIN 150 TRILYUN TUH KALAU DIPAKE BUAT PEMBANGUNAN BAKAL DAPAT AJA.....:

1. KALAU DIPAKE BUAT BIKIN JALAN DENGAN BIAYA 2,4 MILYAR/KM MAKA AKAN DIDAPAT JALAN2 MULUS DARI BETON SEPANJANG 62.500 KM

2. KALAU DIPAKE BELI PESAWAT SUKHOI DENGAN HARGA 40 JUTA US DOLLAR MAKA KITA AKAN PUNYA 312 PESAWAT SUKHOI... BUAT NAKUT-NAKUTIN MALINGSIA

3. KALAU DUIT 150 T DIJADIKAN DANA BLT BUAT 19,2 JUTA RAKYAT ....MAKA AKAN CUKUP BUAT DIPAKE DANA BLT SELAMA 39 BULAN GAN 3 TAHUN LEBIH GAN

4. KALAU DIBELLIN KERUPUK DENGAN HARGA KERUPUK 500/BUAH ...KALKULATOR GW SUSAH NGITUNGNYA GAN ERROR ...KEKNYA CUKUP DEH BUAT NUTUPIN SATU PROVINSI

5. KALAU DIBELIIN BERAS DENGAN HARGA 6000/KG DAN DIBAGIKAN PADA 19.2 JUTA RAKYAT MISKIN ...TUH ORANG KEBAGIAN MASING2 1,3 TON GAN ..CUKUP BUAT MAKAN 1 TAHUN ...

6. TERAKHIR... KALAU DIBELIIN ES CENDOL .. SEHARGA 7000/GELAS MAKA SETIAP , SETIAP ORANG INDONESIA DAPAT JATAH SEGELAS CENDOL/HARI BISA BERAPA TAHUN YAA..?

SEMUANYA BELUM TEMASUK, GAJI2, RENOVASI GEDUNG, BIAYA2 PLESIRAN, BIAYA SELINGKUH...DLL

DAHSYAT........MAAAAAAAAAANNNNNNN.....!!!

Read More...

Minggu, 29 Maret 2009

KESIMPULANNYA TETAP GOLPUT KARENATIDAK MUNGKIN


Seruan FUI Menghadapi Pemilu 2009
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Berdasarkan Firman Allah SWT QS. Al An'am 57, An Nisa 65, Al Maidah 49-50, An Nisa 59, dan memperhatikan Fatwa MUI tentang Pemilu, FUI Menyerukan:

1. Umat Islam WAJIB memilih pemimpin/wakil rakyat yang BERJUANG MENJAGA AQIDAH dan MENEGAKKAN SYARIAH sebagai UNDANG-UNDANG NEGARA.

2. Umat Islam HARAM memilih pemimpin/wakil rakyat yang MENODAI AQIDAH ISLAM dan MENOLAK SYARIAH sebagai UNDANG-UNDANG NEGARA.

3. Parpol Islam dan Berbasis Massa Islam serta Para Caleg Muslim yang pro Syariah agar mengkampanyekan :

a. Program penjagaan aqidah umat Islam, mendesak pemerintah dengan UU PNPS No.1/1965 untuk membubarkan Ahmadiyah dan berbagai aliran sesat yang mengaku islam serta berbagai kelompok yang punya tujuan merusak aqidah Islam semacam JIL dan AKKBB.

b. Program Legislasi syari'at Islam agar hukum-hukum syariat tentang ekonomi, sosial, pendidikan, politik dalam dan luar negeri, hukum pidana, dan hankam bisa diperjuangkan menjadi Undang-undang.

c. Program Amandemen UU yang tidak sesuai syari'at Islam dan tidak berpihak kepada kemaslahatan publik seperti UU Sumber Daya Air No. 7/2004 yang membuat para Konglomerat Asing menguasai sumber-sumber air umat, UU tentang Migas, dan Lain-lain.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamd!

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 8 Rabiul Awwal 1430/16 Maret 2009
Forum Umat Islam

Muhammad Al Khaththath Sekretaris Jenderal

Read More...

HAI UMMAT BUKA MATAMU...!


Read More...

Sabtu, 28 Maret 2009

DEMOKRASI TETAP HARAM

Photobucket
Kamis, 26 Maret 2009, Komite Penegakan Syariat Islam (KPSI) menyelenggarakan acara IJTIMA’ ULAMA DAN TOKOH ISLAM membahas tema “Hukum Demokrasi dan Golput Dalam Pandangan Islam”.

Acara tersebut dilaksanakan mulai jam 9.00 pagi sampai jam 15.00 sore, bertempat di Ruang Pendidikan, Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Acara dihadiri oleh Ust. Abu Bakar Ba'asyir, Ust. Abu Jibriel, Ust. Mush’ab Abdul Ghaffar (editor Kafayeh Media, pengganti Ust. Aman Abdurrahman dalam acara tersebut), dan Ust. Labib (pengganti Ust. Ismail Yusanto). Mereka diundang dalam acara tersebut sebagai pemakalah.

Sebagai penanggap, hadir beberapa tokoh Islam yaitu: Dr. Jose Rizal Yurnalis Sp Oth, Ust. Fauzan Al Anshary, Achmad Michdan SH MH, Ust. M. Al Khaththath, dan Ust. Zulkifli M. Ali Lc.

Beberapa tokoh Islam lainnya juga diundang dalam acara tersebut namun berhalangan hadir, yaitu: KH Hasyim Muzadi, Ust. Aman Abdurrahman (ada pengganti), Ust. Syuhada Bahri, Ust. Ismail Yusanto (ada pengganti), dan Ust. Din Syamsudin.

Sementara dari penanggap, tokoh-tokoh yang berhalangan hadir adalah: Bpk Amin Rais, Ust. Hartono Ahmad Jaiz, Ust. Arifin Ilham, Ust. Ahmad Dedat, dan Ust. Abu Rusdan.

Ustadz Jel Fathullah bertindak sebagai moderator dalam acara tersebut.

Ijtima tersebut akhirnya menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1. Sistem DEMOKRASI adalah SYIRIK AKBAR dan KUFUR AKBAR, hukumnya HARAM
2. GOLPUT dalam sistem demokrasi hukumnya WAJIB
3. Sistem DEMOKRASI akan menjerumuskan rakyat kepada KEMUSYRIKAN
4. Harus ada pencerahan / sosialisasi tentang konsep SYARI’AT ISLAM terhadap pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia
5. Agar umat Islam lintas lembaga /ormas dan tokoh agama islam bersatu untuk menegakkan SYARI’AT ISLAM dan menghapus sistem jahiliyah
6. Pada seluruh ulama’ dan muballigh diamanahkan untuk menyampaikan pentingnya penegakan syari’at Islam dengan mensosialisasikan hasil ijtima’ ulama’ dan tokoh Islam yang diadakan oleh KPSI pusat
7. Menolak pandangan sebagian umat bahwa tidak ikut pemilu (GOLPUT) itu hukumnya haram

Keputusan tersebut ditandatangani oleh:

1. Ust. Abu Bakar Ba’asyir
2. Ust. Abu M. Jibriel Abdul Rahman
3. Ust. Mush’ab Abdul Ghaffar
4. Ust. Fauzan Al Anshary
5. Achmad Michdan SH MH
6. Dr. Jose Rizal Yurnalis Sp Oth
7. Ust. Zulkifli M. Ali Lc
8. Ust. M. Al Khaththath
9. Ust. Jel Fathullah Lc

Read More...

Jumat, 27 Maret 2009

DOSA SAYA.


Ini dosa saya, kalau toh menjadi muslim “aneh” itu adalah dosa yang akan saya tanggung bagi diri saya sendiri.
Setelah sekian lama saya malang melintang kesana –kemari, dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu harokah ke harokah yang lain, dari satu mazhab ke mazhab yang lain semuanya didalam koridor Islam yang saya yakini.

Akhirnya saya hanya dapat menyimpulkan serta mengumpulkan kata-kata dan kalimat yang terbanyak yang didapatkan adalah: “liberal, radikal, dosa, murtad, fanatik, fundamentalis” serta saling caci dan saling hujat diantara sesama komponen Islam, akibat yang satu merasa paling benar dan paling beriman terhadap yang lainnya dengan dasar argumen yang menurut pengamatan saya adalah tradisi, latah & ikut-ikutan, dengan tanpa malakukan obeservasi-observasi berdasarkan al-qur’an dan sunah, akan tetapi dalam debat, diskusi masing-masing selalu mengutip al-qur’an dan sunah demi pembenaran-pembenaran argumentasinya, dengan secara emosional.

Jika kita sedikit mau berfikir radikal tanpa terikat terhadap pakem-pakem kelompok atau mazhab atau harokah, maka kemungkinan besar persatuan didalam Islam bukanlah suatu hal yang mustahil, akan tetapi disebabkan rasa kesombongan dengan satu-satunya yang mempunyai “otoritas kebenaran”, maka yang terjadi adalah saling caci dan saling hujat.

Disatu ketika saya merasakan seolah-olah Allah SWT. seperti telah melemparkan sebutir dadu kesuatu tempat, dan kita semua disuruh mencarinya, dan setiap orang selalu berkata “itu dadunya dengan titik-titik jumlahnya sekian”, begitu juga orang lain.
Dan belum pernah saya temukan yang berkata “itu dadu” tanpa berkata terlihat karena titik-titiknya dari tempat saya sejumlah sekian, semuanya berkata melihat dadu dari sisi pandangnya.
Padahal dadu ya dadu tidak perlu melihat jumlah titik-titknya dari setiap permukaaan.

HATI & OTAK:
Yang terlihat diantara sesama Islam saat ini adalah lebih dominan menggunakan otak, dengan memori serta nalarnya “menciptakan Islam” sesuai dengan apa yang diterima akal, masuk diakal dengan segala keterbatasan logika berfikir.
Padahal jika kita membaca shirah Rasululullah ketika masa kecilnya pernah dibedah dadanya untuk dicuci hatinya.
Berarti fungsi hati tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Jika kita mau men-sinkkronkan antara hati dan nalar, mungkin saling hujat antara sesama Islam tidak akan terjadi, sebab akhirnya kita semua akan menyadari “kebenaran & kesalahan” terhadap pendapat ataupun keyakinan terhadap suatu konsep Islam yang kita yakini, tapi sayangnya kita tidak pernah berjiwa besar untuk mengakuinya, karena takut terhadap hujatan dari kawan-kawan yang mempunyai satu konsep yang sama.

Menjadi lain dari yang lain adalah suatu konsekwensi bagi kita yang berani men-dobrak habis konsep-konsep yang selama ini kita ikuti karena latah atau berdasarakan emosi, disatu ketika kita harus tegas dan keras disuatu saat yang lain kita bisa menerima konsep yang lain tanpa harus menjadi pragmatis dan oportunis.

Yang terlihat jelas sekali pada saat ini kita semua “beragama secara emosional” sehingga kadang-kadang yang disebelah kita sudah dianggap bukan satu golongan atau satu agama.

Jadi alangkah indahnya Islam, jika kita tidak hanya menganutnya secara emosional dengan hanya mengandalkan hati, akan tetapi kita bisa men-sinkronkan antara hati dan otak.

Ya Allah saksikanlah.

Read More...

Rabu, 25 Maret 2009

FUCK AMERICA & ISRAEL







Read More...

WAJIB IKUT PEMILU JANGAN GOLPUT.

PADA PEMILIHAN PRESIDEN NANTI WAJIB MENCONTRENG DIA JIKA PADA HARI PERTAMA JABATANNYA BERJANJI UNTUK SEGERA:

1.MEMBUBARKAN PARLEMEN,

2.MENGELUARKAN DEKRIT MEMBATALKAN SEMUA PRODUK HUKUM-HUKUM SEKULER DAN LANGSUNG MEMBERLAKUKAN SYARIAT ISLAM.

3.MENDEKLARASIKAN PERANG TERHADAP AMERIKA BERSERTA SEKUTU- SEKUTUNYA.

4.MEMBEBASKAN SEMUA MUJAHIDIN YANG MENJADI TAWANAN-TAWANAN KAFIR.

5.MENGHAPUSKAN ISRAEL DARI PETA DUNIA, MEMBEBASKAN ALQUDS DARI CENGKARAMAN ISRAEL.

6.MENGHAPUSKAN AHMADIYAH SEBAGAI SALAH SATU MAZHAB DIDALAM ISLAM.

7.MENG-INTERNASIONALISASIKAN KOTA MEKKAH & MADINAH DIBAWAH LEMBAGA YANG DIBENTUK BERDASARKAN SYARIAT ISLAM.

8.MEMINDAHKAN IBU KOTA NEGARA KE MADINAH.

9.MEMBERLAKUKAN SYARIAT ISLAM DISELURUH DUNIA.

10.SIAP DIPANCUNG JIKA INGKAR.

YA ALLAH SAKSIKANLAH DEKLARASI INI...!






Read More...

Selasa, 24 Maret 2009

PIJAT BODY....

INILAH POLIGAMI DILARANG MAKSIAT DIBIARKAN

SEKALIAN ADA KLIP TAMBAHAN YAITU "PIJAT BODY"

Read More...

WAKIL ANDA...!

INILAH WAKIL ANDA SETELAH MENJADI ANGGOTA PARLEMEN

Read More...

KEBIADABAN ZIONISME ISRAEL

“Saya mendukung perlawanan Hamas terhadap pendudukan Israel. Negara apa pun yang melakukan pendudukan tak bisa disebut demokratis.” —Ilan PappĂ©, profesor yang diusir Israel karena kritiknya terhadap Zionisme Kejahatan Zionisme adalah fakta yang tak terbantahkan. Israel adalah satu-satunya negara penjajah yang tersisa di abad ke-21. Setiap orang yang memiliki nurani akan mengakuinya, bahkan orang-orang Yahudi sendiri. Buku ini menyajikan kesaksian tentang kejahatan Zionisme Israel dari orang-orang Yahudi yang berani menyuarakan kebenaran, meskipun mereka harus dicaci maki, dibungkam, dan dikucilkan oleh bangsa mereka sendiri. “Melihat penderitaan rakyat Gaza, saya malu menjadi orang Israel.” —Gideon Levy, wartawan oposisi IsraelIsrael terus berlaku semena-mena, dan rakyat Palestina terus dirampok hak-hak asasi mereka.” —Yigal Arens, putra mantan Menteri

Pertahanan Israel Moshe Arens "Rezim Zionis bertujuan menghancurkan bangsa-bangsa lain, baik secara fisik maupun ekonomi. Semua orang beriman di seluruh dunia harus melawan Zionisme." —Rabbi Moshe Aryeh Friedman, pemuka Yahudi Ortodoks penentang Israel “Sepanjang yang saya ketahui, agama Yahudi menentang gagasan sebuah negara Yahudi dengan perbatasan, tentara, dan kekuasaan.” —Albert Einstein “Klaim Yahudi terhadap Tanah Israel tidak dapat menjadi klaim politik yang realistis. Jika semua bangsa tiba-tiba mengklaim wilayah tempat nenek moyang mereka hidup dua ribu tahun yang lalu, dunia akan kacau.” —Erich Fromm, psikolog terkenal penulis The Art of Loving

Tebal: 252 halaman

Edisi: Soft Cover

ISBN: 9789794335499.

Bahasa: Indonesia.

Kategori: Politik & Hukum


Harga:Rp.38.500,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:







Read More...

Senin, 23 Maret 2009

PEMILU MEMBAWA MAUT

Read More...

Minggu, 22 Maret 2009

SEJARAH YANG TERTULIS.


Meneladani Muhammad. SAW itu harus melihat aspek sosiologis (konteks sosial-politik) dari era perjuangan Muhammad.SAW

DI REPUBLIK INI...EKSEKUTIF, JUDIKATIF & LEGISLATIF SUDAH MENJADI AGEN-AGEN....KAPITALIS...TIDAK PERNAH LAGI BERPIHAK KEPADA RAKYAT...SEMBAKO MEMBUMBUNG TINGGI, PENDIDIKAN HANYA MENJADI MIMPI-MIMPI.......!!!I AMARAH SUDAH DIUJUNG LEHER MENUNGGU DIMUNTAHKAN... REVOLUSI SYARIAT ADALAH KENISCAYAAN...TINGGAL MENUNGGU WAKTU...!.

“Dua hal untuk membuat revolusi; massa yang tidak puas dan suatu elit yang berkepala BATU

Jika kita merunut sejumlah teori yang membahas mengenai revolusi , paling tidak ada tiga pendekatan yang menonjol:

Pertama yakni, teori agregat psikologis yang berupaya menjelaskan revolusi, melalui konsep motivasi psikologis rakyat untuk melibatkan diri ke dalam kekerasan politik atau untuk bergabung dalam gerakan oposisi;
Kedua adalah teori konsensus sistem atau nilai yang berupaya menjelaskan revolusi sebagai respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpangan yang hebat dalam sistem sosial;
Ketiga, teori konflik politik, yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi antara pemerintah dengan berbagai kelompok yang terorganisir yang memperebutkan kekuasaan haruslah menjadi pusat perhatian dalam setiap upaya menjelaskan kekerasan kolektif dan revolusi .

Dalam konteks teori agregat psikologis, ada banyak ilmuwan yang memberikan sumbangan bermakna, khususnya menyangkut mengenai apa yang memotivasi sekelompok orang untuk melibatkan diri ke dalam kekerasan…!.

Ideologi revolusi ini bisa dikatakan sebagai suatu sistem nilai yang menyimpang dari sistem nilai yang dominan dan mulai memiliki makna emosional yang kuat bagi seseorang atau sekelompok orang.

Peran utama ideologi dalam suatu revolusi adalah mempersatukan berbagai penderitaan dan kepentingan di bawah seperangkat simbol oposisi yang sederhana dan memikat.

Untuk tujuan revolusi, suatu ideologi yang mencirikan tarik menarik antara kekuatan baik dan jahat, melihat medan politik sebagai medan pertarungan antara kebajikan dan kemunkaran, sangat berlaku bagai landasan ideologi revolusioner.

Jika ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah tak bisa diatasi, akan meletus revolusi sosial. Mungkinkah..itu terjadi...dan Syariah adalah jawaban...!!!
Kalau kita lihat, di dunia ini revolusi terjadi karena beberapa hal.

Pertama, melemahnya lembaga-lembaga kenegaraan. Misalnya, melemahnya aparat keamanan yang bisa menjaga stabilitas. Atau, orang tidak percaya lagi kepada lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, atau Presiden, sebagai produk demokrasi yang bersemangat kapitalistik dajjalism.
Kalau melihat syarat ini, kita sudah memenuhi syarat.
Jadi, memang benar ada kemungkinan terjadinya revolusi sosial. Tapi, itu saja belum mencukupi.
Masih ada syarat lain.
Bisa saja lembaga-lembaga pemerintah lemah, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah kurang, tapi revolusi tidak terjadi kalau tidak ada syarat Kedua.:Yaitu, ketidakpuasan yang merata di seluruh masyarakat.
Tapi itu juga belum cukup. Masih ada syarat lain: “Kepemimpinan”. Ada seorang pemimpin yang bisa diterima bersama.
Kalau tidak begitu, maka yang terjadi bukan revolusi sosial, melainkan anarki atau kekacauan.
Jadi, tinggal digerakkan oleh seorang pemimpin saja?
Pemimpin itu berfungsi banyak hal. Satu, dia menjadi personifikasi dari gerakan rakyat. Artinya, semua rakyat itu merujuk kepadanya. Dia seolah-olah pegang komando, sehingga semua mematuhi dia. Kedua, mungkin juga harus memberikan ideologi yang bisa diterima oleh massa. Kalau dia tidak punya ideologi, dia harus merumuskan semacam ideologi. Kalau tidak ada pemimpin, tak akan terjadi revolusi, paling hanya kerusuhan-kerusuhan horizontal.
Nah pilihan yang merupakan harga mati adalah REVOLUSI SYARIAT YANG BERDASARKAN ISLAM…!!!

Apakah hanya dengan bermodal Al-Qur'an maka Muhammad. SAW bisa memenangkan revolusi sosial ? Tidak! Perjuangan Muhammad. SAW hanya bisa berhasil karena dukungan massa rakyat tertindas: kaum budak, rakyat miskin, kaum perempuan, dan para simpatisan dari kalangan lapisan atas.

Bahkan, kaum bangsawan penindas merasa heran melihat seorang lemah dan miskin, seperti anak yatim, budak, pekerja kasar rendahan, tampil menjadi seorang Nabi revolusioner.
Mereka mengharapkan pemimpin revolusioner itu datang dari kalangan mereka sendiri yang dapat berbuat sesuatu yang indah dan mewah.
Mereka menolak dan menganggap apa yang disampaikan Muhammad .SAW adalah bohong.

Bahkan Muhammad.SAW dianggap tidak waras, tukang sihir, tukang syair, bahkan Muhammad.SAW dianggap sebagai perusuh, karena mengarahkan kaum budak, tertindas, kamu msikin dan anak yatim untuk melawan kepada kaum bangsawan .

” Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula seorang gila. Bahkan mereka mengatakan: “Dia adalah seorang penyair yang Kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya”.(QS. At-Thur:29-30).

Gerakan massa inilah, dan dengan taktik kepeloporan (Assabiqunal Awwalun) di antara para Sahabat (comrade, kawan), mulai dari gerakan bawah tanah (dakwah sirri), demonstrasi (unjuk sholat di depan Ka'bah di bawah lemparan batu dan ejekan kaum Quraisy), front/aliansi dengan kabilah2 Madinah (termasuk dengan tiga suku Yahudi, yang kemudian membelot, berkhianat, menusuk dari dalam selama Perang Khandaq), perjuangan bersenjata (Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq), hingga insureksi (perebutan pusat kekuasaan Arabia) yaitu peristiwa Futuh Makkah.

Semua landasan perjuangan Muhammad, dengan basis ideologi Islam (karena pada saat itu dunia masih diselimuti kabut-kabut metafisika, sehingga Muhammad.SAW "harus bicara dalam bahasa kaumnya"), dengan pola gerakan massa rakyat tertindas, dan taktik kepeloporan radikal, dan mirip pula dengan konteks zaman modern di mana kejahiliyahan sekarang berwujud kapitalisme global.

Apa yang patut direfleksikan dari tokoh Muhammad, SAW tidak lain adalah sebuah prestasi besar gemilang dalam mengukir sejarah perubahan struktur teologis dan sosiologis serta perubahan mental bagi masyarakat.

Penggambaran Muhammad mutlak diperlukan karena saat ini, baik umat Islam maupun nonmuslim, telah mengalami kegagalan dalam memahami sosok Muhammad secara utuh.

Dengan demikian "berbicara dengan bahasa kaum sekarang" adalah berbicara dengan bahasa sosialisme “Islam” yang berdasarkan syariat sebagai lawan paling tangguh terhadap kapitalisme.

Watak kapitalistik yang mengakumulasikan kapital dan memutarnya demi keuntungan yang lebih besar ini telah mengakar dalam benak masyarakat setempat. Imbas dari tatanan sosio-ekonomi ini adalah munculnya penguasaan ekonomi oleh kelompok elite,semakin tertindasnya kelompok marginal khususnya umat Islam, dan terjadi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.
"Ia mengira bahwa hartanya akan mengekalkannya (buat hidup di dunia).Tidak,sekali- kali tidak,sesungguhnya dia akan ditempatkan ke dalam neraka (hutamah),’ (al-Humazah 3–4)".

Ayat itu sungguh sangat revolusioner dan dapat menggetarkan jantung kaum kapitalistik.

Jayalah Islam, yang bernafaskan syariat bangun front anti-imperialis, hancurkan Zionisme-Israel, gulingkan rejim boneka imperialis , solidaritas internasional dengan seluruh gerakan Islam, dukung poros persatuan anti imperialisme global, Bangunkan semangat jihad umat Islam.

BUBARKAN PBB SEBAGAI KENDARAAN ZIONIS, SALIBIS & KAPITALISITIK, HIDUP ISLAM, BANGKITLAH RAKYAT YANG TERTINDAS, TEGAKKAN SYARIAT ISLAM YANG DISELURUH DUNIA........!!!!! Al-QUR’AN SEBAGAI BUKU BESAR PANDUAN REVOLUSI;

Al-Quran adalah sumber ilmu dan pedoman perilaku umat Islam. Kandungannya dikaji dan diamalkan oleh umat Islam.

Dalam konteks universal. Al-Quran mempunyai spirit transformasi revolusioner yang dahsyat. Ini dapat kita lihat dari bukti sejarah.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam .
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (al-Alaq:1-5)


Inilah yang pertama kali diturunkan Allah Swt. sungguh luar biasa ayat yang diturunkan Allah swt merupakan ayat yang menyuruh kita untuk bisa mempelajari apa yang terjadi didepan kita.
Inilah hal yang penting, karena banyak kecurangan, ketidak adilan, kemungkaran, dan lain-lain tapi luput dari pandangan kita.

Islam bersumberkan al-Quran dan as-Sunnah. Al-Quran diturunkan 15 abad yang lalu mengandungi peringatan dan koreksi diri yang dalam dan kuat luar biasa serta memiliki sifat-sifat yang dinamik singkat tapi amat kuat. Peringkat awal adalah tahap tingkat kesadaran manusia dalam kenyataan eksistensinya di tengah masyarakat yang selanjutnya mengatur hubungan individu dan masyarakat serta Tuhan.

As-Syahid Sayid Qutb pernah mengatakan, "generasi pertama adalah generasi terbaik, generasi Quranik sementara Hadis adalah photostate daripada Al-Quran." Sementara tokoh-tokoh modernis yang menyerukan supaya umat Islam kembali kepada kitab Allah, tokoh-tokoh Barat pula mengkuatirkan keadaan ini.

Gladstone, bekas Perdana Menteri Inggeris berkata,: "Selagi Al-Quran berada di tangan kaum muslimin maka selama itulah penjajahan Eropah tak dapat menguasai dunia Timur."

Al-Qur’an bukanlah kitab misterius dan sulit digahami sehingga memerlukan berbagai-bagai syarat. Seandainya demikian Al-Quran tidak akan bisa berbicara kepada umat secara meluas.
Memang ada beberapa masalah yang memerlukan kita berkonsultasi langsung dengan seorang ahli. Ini berada di daerah batas kemampuan kita. Ada juga di kalangan umat Islam yang melarang penafsiran al-quran dengan akal padahal Islam menghargai akal dan meletakkannya pada posisi yang tinggi.

Al-Quran bukanlah dalil-dalil mati.
Perintah Tuhan yang pertama kepada umat
Muhammad.SAW ialah supaya membaca dan mengkaji, tapi sayang berapa banyak di antara kita yang mau mengikuti perintahnya.

Budaya tutup mulut dari semasa ke semasa semakin melembaga dalam masyarakat Islam.
Perasaan takut yang sering menghantui fikiran menyebabkan kurangnya pembedahan-pembedahan terhadap masalah-masalah baru.
Sensitif terhadap pemikiran-pemikiran baru dan menganggap tabu pemikiran lama menjadikan umat Islam statik dalam berfikir dengan tercanangnya ; "penutupan pintu ijtihad" dan berjangkitnya "Roh Taklid". Nilai-nilai Islam itu berdimensi kemarin, kini dan masa depan.
Melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional yang negatif dan mencari nilai-nilai yang berorientasikan kepada masa depan yaitu nilai Islam itu sendiri.
Rasulullah Sang Revolusioner Agung bersabda : Aku telah meninggalkan dua perkara; jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya(HR Malik)
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir mengentaskan manusia dari kegelapan menuju peradaban yang gemilang dan berperikemanusiaan,:”yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan supaya........Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya,”(QS. At-Thalaq: 11).
Muhammad SAW sebagai Nabi revolusioner dihadapkan kepada kondisi masyarakat yang carut-marut, penindasan, perbudakan, kesenjangan sosial, masyarakat yang berperadaban pagan, penindas dan keji dan tidak berperasaan.

Meskipun Muhammad SAW hidup dan tinggal dalam masyarakat seperti itu, Ia tidak ikut larut meskipun Beliau juga manusia biasa, inilah salah satu yang membedakannya dengan orang lain, beliau selalu terjaga dari sifat tercela dan dosa.

Sikap berlunak-lunak terhadap kekafiran, kemusyrikan, kedhaliman, kebathilan, kemunkaran kini bahkan kadang-kadang dipuji sebagai bersikap moderat, dewasa, lapang dada, toleran dan bahkan diistilahkan "bil hikmah" (dengan bijaksana). "Padahal ancaman Allah SWT justru sangat berat, yaitu (siksaan) berlipat ganda di dunia dan begitu pula siksaan berlipat ganda sesudah mati dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami" (Al Israa': 74-75).

”Ia (Muhammad) juga disebut sebagai Nabi Revolusioner pertama pada masa modern, karena dialah yang pertama kali melihat secara jelas pertentangan berkepanjangan antara kebijakan dan kebathilan yang ada dalam formasi sosial-ekonomi, perjuangan kelas, perlawanan antara kaum tertindas dan penindasan, tertekan dan penekan, budak dan majikan, pekerja tanah dan tuan tanah, dan antara yang kuat dengan yang lemah.” Penjelasan ini makin memperjelas bahwa misi Muhammad saw selain membawa wahyu Allah, juga membawa misi kemanusiaan universal yang bebas dari penindasan dan kezaliman.

Wahai kaum muslimin, Al-Quran adalah kitab revolusioner. Kitab ini tidak akan memberikan kejayaan bagi kita bila kita tidak mau mengamalkan isinya dan hanya sekedar sebagai penghias. Saat ini dan tidak ada waktu lagi bagi kita , maka gunakan Al-Quran untuk merebut momentum perubahan revolusioner.
Perubahan revolusioner itu tidak hanya berhenti pada diri kita tapi sampai pada tingkat Negara.
Sebab, dengan mengundang-undangkan Al Quran dan Hadist, perubahan revolusioner dalam hidup bermasyarakat akan tercipta, dengan membumi hanguskan pandangan sekuler zionis dan salibis berikut aplikasinya dan meninggikan kembali pandangan Islam berikut aplikasinya di dunia.

Bukankah itu yang kita impi-impikan? Sebuah kehidupan yang aman sentosa dengan berbagai nikmat Allah yang melimpah ruah. Tapi bisakah itu didapat ketika Islam tak lagi ditegakkan di dunia?

"Mereka Ingin Kamu Berlunak-lunak ", mengemukakan surat Al Qalam, mulai dari ayat 8 sampai ayat 16. Ayat 8 berbunyi: "Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yangmendustakan (ayat-ayat Allah). Sedang Ayat 9 berbunyi, "Mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula padamu)." "Sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya digerakkan oleh sedikit manusia".
Buat peta tentang manusia....!!!, terutama seorang Muslim. "Dari seluruh yang ada, hanya sedikit yang sadar. Dari sedikit yang sadar itu, lebih sedikit lagi yang berdakwah.

Dari sedikit yang berdakwah, lebih sedikit lagi yang berjuang. Dan dari sedikit yang berjuang hanya sedikit yang sabar. Begitu pula dari mereka yang sedikit dalam bersabar itu, lebih sedikit lagi yang sampai akhir perjalanan".



Kompilasi dari: http://tegakluruskelangit.blogspot.com/

Read More...

Sabtu, 21 Maret 2009

MURTAD KARENA HUKUM


Harga:Rp.24.000,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Read More...

MELACAK JEJAK THAGUT

Harga:Rp.21.000,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:







Read More...

THE POWER OH TOBAT

Harga:Rp.46.000,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Read More...

KISAH HIDUP ABUBAKAR AL-SHIDDIQ

Tak pernah sekali pun Abu Bakar meragukan, apalagi meninggalkan, Rasulullah. Ia selalu memercayainya, bahkan ketika orang-orang berpaling meninggalkan Nabi. Karena itulah ia dijuluki al-Shiddiq—yang jujur dan membenarkan. Tak heran jika Nabi murka ketika ada orang lain yang mengusik dan menyakiti hati Abu Bakar.

Dialah laki-laki paling dicintai Nabi. Dialah yang dipercaya Nabi untuk memimpin shalat kaum muslim selama sebelas hari ketika beliau terbaring sakit. Selama masa kekhalifahannya yang singkat, Abu Bakar berhasil mengembalikan kemurnian dan keagungan Islam. Ia menyucikan Islam dari orang-orang yang membangkang, memberontak, dan berpaling darinya. Ia bersihkan orang-orang murtad, nabi-nabi palsu, dan mereka yang enggan membayar zakat.

Buku ini menyuguhkan kepada pembaca hari-hari penting yang dilalui Abu bakr al-Shiddiq dalam kehidupannya. Buku ini menyajikan data-data historis yang paling sahih seraya tetap berpedoman pada konsep keadilan sahabat. Ketika karya-karya sejarah lain berdiri di salah satu sisi ketika menuturkan konflik yang terjadi di antara para sahabat Nabi, buku ini tetap kukuh menghadirkan sosok para sahabat sebagai manusia-manusia utama, para pembela Nabi yang selalu mengikuti dan meneladaninya.



Harga:Rp.50.900,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Read More...

KISAH HIDUP UTSMAN IBN AFFAN

"Ustman memiliki banyak watak yang penuh dengan kebaikan dan harga diri. Dari pribadinya memancar bau semerbak kasih sayang di manapun Anda menjumpainya." Syekh Khalid Muhammad Khalid Utsman sedang membaca Al-Quran ketika beberapa orang merangsek memasuki kamarnya. Kitab suci itu tampak terbuka di hadapannya. Ia membacanya dengan khusyuk dan suara bergetar.


Tidak keras, pun tak terlalu pelan. Para durjana itu memaksa Utsman menghentikan ngajinya. Tiba-tiba salah seorang meloncat ke hadapan Utsman dan berteriak, “Antara aku dan engkau ada Kitabullah,” seraya menebaskan pedang. Utsman menangkis sabetan itu hingga tangannya terbabat putus. Darah mengucur membasahi mushaf di hadapan Utsman, tepat mengenai firman Allah Swt.: Maka Allah akan memeliharamu dari mereka, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui …(al-Baqarah: 137).

Dan terjadilah fitnah besar yang dinaubatkan Rasulullah saw.: “Wahai Utsman, jika Allah memberikan kepemimpinan ini kepadamu suatu hari nanti, lalu orang-orang munafik menginginkanmu menanggalkan pakaian yang dikenakan-Nya kepadamu, jangan pernah kaulepaskan ….”

Utsman mengikuti nasihat Nabi. Ia pegang teguh ucapan beliau sehingga tak sedikit pun tebersit rasa takut, benci, atau marah saat para pemberontak mengepung rumahnya, menghentikan pasokan air dan makanan bagi keluarganya, hingga akhirnya menerobos rumahnya dan membunuhnya.

Dialah dzĂ» al-nĂ»rayn—pemilik dua cahaya, orang yang pernah berhijrah dua kali sekaligus suami dari dua putri Rasulullah. Dialah khalifah yang lembut, penyabar, sangat santun, dan super dermawan. Dialah sahabat Rasulullah yang sangat pemalu hingga para malaikat pun merasa malu kepadanya.


Harga:Rp.49.900,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Read More...

KISAH HIDUP ALI IBN ABU THALIB

Siapa yang tak mengakui kebesaran, kemuliaan, dan kedekatan hubungan Ali dengan Rasulullah? Dialah wajah yang dimuliakan Allah karena sepanjang hidupnya tak pernah menyembah berhala, karena sejak kecil telah menjadi fida (tebusan Nabi) dan menyerahkan jiwa raganya demi keagungan Islam.

Dialah pintu gerbang menuju kota ilmu. Dialah suami seorang pemimpin wanita ahli surga, ayah dua cucu terkasih bola mata Nabi. Kemuliaannya bukan karena penaklukan wilayah-wilayah baru negeri Islam, melainkan karena ia telah menyelamatkan umat dari kebinasaan. Keberhasilannya bukan karena ia mengislamkan banyak kafir dan mendapatkan banyak ganimah, melainkan karena ia telah menjaga tunas Islam agar bisa terus tumbuh dan berkembang.

Siapakah yang mau menjadi pemimpin di tengah situasi yang penuh konflik dan perpecahan? Siapakah yang berani tampil di barisan paling depan ketika orang-orang saling berteriak sambil mengacungkan senjata? Siapakah yang mau mengorbankan nama baik dan kemuliaan demi mencegah kebinasaan umat? Siapakah orang yang tetap menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan dan kemuliaan sedangkan ia telah divonis akan mati terbunuh?

Dibutuhkan kebijaksanaan, kelembutan, sekaligus ketegasan sikap untuk menghadapi gejolak sosial yang sangat dahsyat.

Di ujung hayatnya, Ali harus mengorbankan jiwa, kehormatan, dan seluruh energi untuk mengemban amanat umat, ketika semua pemimpin menepi dan enggan. Ia jalankan kekhalifahan dan kepemimpinan umat dengan penuh percaya diri, kemuliaan, dan kehormatan meskipun ia meyakini kata-kata Nabi bahwa ia akan mati terbunuh.

Saat orang-orang datang menekannya agar siap dibaiat, Ali berkata, “Tinggalkanlah aku, carilah orang selainku, karena kita menghadapi perkara yang begitu rumit dan banyak warna. Tidak ada hati yang mampu menahannya dan tidak ada akal pikiran yang mampu mencernanya.” Namun, demi keutuhan dan kelangsungan Islam, Ali mau mengambil segala risiko menjadi pemimpin di tengah situasi yang sangat tidak stabil itu, ketika umat dilanda perpecahan, saat mereka ditimpa kelemahan dan keengganan berjuang di jalan Allah.

Harga:Rp.59.900,-+ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus",klik di:http://www.posindonesia.co.id/tarifpos_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi hp no: 0811841321 atau 92991151, atau e-mail: oase_bc@yahoo.co.id. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain & selanjutnya klik pada “posting lama” pd sudut kanan bawah...! atau dapat melalui chat via YM, silahkan klik ikon YM dibawah ini:

Read More...

Jumat, 20 Maret 2009

AWAS PEMERKOSAAN...!!!

Pada musim kemarau ini, ketika orang2 teriak2 kampanye demokrasi, untuk memilih badut2 yang akan menjadi wakilnya, maka forum ini tetap konsisten menyampaikan reportasenya terhadap kondisi kekinian bahwa dekadensi moral sudah tidak terkendali, pemerkosaan sudah terang2ngan tanpa ada rasA malu sedikitpun...
silahkan komentari peristiwa pemerkosaan yg baru2 ini terjadi diparkiran suatu gedung perkantoran di Jakarta....!

Photobucket

Read More...

Kamis, 19 Maret 2009

IMAM AL GHAZALI


Terlepas dari pro dan kontra Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin.
Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf.
Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam.


Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti.
Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.

NAMA, NASAB DAN KELAHIRAN BELIAU
Beliau bernama Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).
Para ulama nasab berselisih dalam penyandaran nama Imam Al Ghazali.
Sebagian mengatakan, bahwa penyandaran nama beliau kepada daerah Ghazalah di Thusi, tempat kelahiran beliau.
Ini dikuatkan oleh Al Fayumi dalam Al Mishbah Al Munir.
Penisbatan pendapat ini kepada salah seorang keturunan Al Ghazali. Yaitu Majdudin Muhammad bin Muhammad bin Muhyiddin Muhamad bin Abi Thahir Syarwan Syah bin Abul Fadhl bin Ubaidillah anaknya Situ Al Mana bintu Abu Hamid Al Ghazali yang mengatakan, bahwa telah salah orang yang menyandarkan nama kakek kami tersebut dengan ditasydid (Al Ghazzali).

Sebagian lagi mengatakan penyandaran nama beliau kepada pencaharian dan keahlian keluarganya yaitu menenun.
Sehingga nisbatnya ditasydid (Al Ghazzali). Demikian pendapat Ibnul Atsir.
Dan dinyatakan Imam Nawawi, “Tasydid dalam Al Ghazzali adalah yang benar.” Bahkan Ibnu Assam’ani mengingkari penyandaran nama yang pertama dan berkata, “Saya telah bertanya kepada penduduk Thusi tentang daerah Al Ghazalah, dan mereka mengingkari keberadaannya.” Ada yang berpendapat Al Ghazali adalah penyandaran nama kepada Ghazalah anak perempuan Ka’ab Al Akhbar, ini pendapat Al Khafaji.

Yang dijadikan sandaran para ahli nasab mutaakhirin adalah pendapat Ibnul Atsir dengan tasydid.
Yaitu penyandaran nama kepada pekerjaan dan keahlian bapak dan kakeknya (Diringkas dari penjelasan pentahqiq kitab Thabaqat Asy Syafi’iyah dalam catatan kakinya 6/192-192).
Dilahirkan di kota Thusi tahun 450 H dan memiliki seorang saudara yang bernama Ahmad (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/326 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193 dan 194).

KEHIDUPAN DAN PERJALANANNYA MENUNTUT ILMU
Ayah beliau adalah seorang pengrajin kain shuf (yang dibuat dari kulit domba) dan menjualnya di kota Thusi. Menjelang wafat dia mewasiatkan pemeliharaan kedua anaknya kepada temannya dari kalangan orang yang baik.
Dia berpesan, “Sungguh saya menyesal tidak belajar khat (tulis menulis Arab) dan saya ingin memperbaiki apa yang telah saya alami pada kedua anak saya ini.
Maka saya mohon engkau mengajarinya, dan harta yang saya tinggalkan boleh dihabiskan untuk keduanya.”

Setelah meninggal, maka temannya tersebut mengajari keduanya ilmu, hingga habislah harta peninggalan yang sedikit tersebut.
Kemudian dia meminta maaf tidak dapat melanjutkan wasiat orang tuanya dengan harta benda yang dimilikinya.
Dia berkata, “Ketahuilah oleh kalian berdua, saya telah membelanjakan untuk kalian dari harta kalian.
Saya seorang fakir dan miskin yang tidak memiliki harta.
Saya menganjurkan kalian berdua untuk masuk ke madrasah seolah-olah sebagai penuntut ilmu.
Sehingga memperoleh makanan yang dapat membantu kalian berdua.”

Lalu keduanya melaksanakan anjuran tersebut. Inilah yang menjadi sebab kebahagiaan dan ketinggian mereka.
Demikianlah diceritakan oleh Al Ghazali, hingga beliau berkata, “Kami menuntut ilmu bukan karena Allah ta’ala , akan tetapi ilmu enggan kecuali hanya karena Allah ta’ala.” (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/193-194).

Beliau pun bercerita, bahwa ayahnya seorang fakir yang shalih. Tidak memakan kecuali hasil pekerjaannya dari kerajinan membuat pakaian kulit. Beliau berkeliling mengujungi ahli fikih dan bermajelis dengan mereka, serta memberikan nafkah semampunya.
Apabila mendengar perkataan mereka (ahli fikih), beliau menangis dan berdoa memohon diberi anak yang faqih.
Apabila hadir di majelis ceramah nasihat, beliau menangis dan memohon kepada Allah ta’ala untuk diberikan anak yang ahli dalam ceramah nasihat.

Kiranya Allah mengabulkan kedua doa beliau tersebut. Imam Al Ghazali menjadi seorang yang faqih dan saudaranya (Ahmad) menjadi seorang yang ahli dalam memberi ceramah nasihat (Dinukil dari Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/194).

Imam Al Ghazali memulai belajar di kala masih kecil. Mempelajari fikih dari Syaikh Ahmad bin Muhammad Ar Radzakani di kota Thusi. Kemudian berangkat ke Jurjan untuk mengambil ilmu dari Imam Abu Nashr Al Isma’ili dan menulis buku At Ta’liqat. Kemudian pulang ke Thusi (Lihat kisah selengkapnya dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/195).

Beliau mendatangi kota Naisabur dan berguru kepada Imam Haramain Al Juwaini dengan penuh kesungguhan.
Sehingga berhasil menguasai dengan sangat baik fikih mazhab Syafi’i dan fikih khilaf, ilmu perdebatan, ushul, manthiq, hikmah dan filsafat.
Beliau pun memahami perkataan para ahli ilmu tersebut dan membantah orang yang menyelisihinya.
Menyusun tulisan yang membuat kagum guru beliau, yaitu Al Juwaini (Lihat Adz Dzahabi, Siyar A’lam Nubala’ 19/323 dan As Subki, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/191).

Setelah Imam Haramain meninggal, berangkatlah Imam Ghazali ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Karena majelisnya tempat berkumpul para ahli ilmu, sehingga beliau menantang debat kepada para ulama dan mengalahkan mereka.
Kemudian Nidzamul Malik mengangkatnya menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad dan memerintahkannya untuk pindah ke sana.
Maka pada tahun 484 H beliau berangkat ke Baghdad dan mengajar di Madrasah An Nidzamiyah dalam usia tiga puluhan tahun.
Disinilah beliau berkembang dan menjadi terkenal.
Mencapai kedudukan yang sangat tinggi.

PENGARUH FILSAFAT DALAM DIRINYA
Pengaruh filsafat dalam diri beliau begitu kentalnya. Beliau menyusun buku yang berisi celaan terhadap filsafat, seperti kitab At Tahafut yang membongkar kejelekan filsafat.
Akan tetapi beliau menyetujui mereka dalam beberapa hal yang disangkanya benar.
Hanya saja kehebatan beliau ini tidak didasari dengan ilmu atsar dan keahlian dalam hadits-hadits Nabi yang dapat menghancurkan filsafat. Beliau juga gemar meneliti kitab Ikhwanush Shafa dan kitab-kitab Ibnu Sina.
Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Al Ghazali dalam perkataannya sangat dipengaruhi filsafat dari karya-karya Ibnu Sina dalam kitab Asy Syifa’, Risalah Ikhwanish Shafa dan karya Abu Hayan At Tauhidi.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

Hal ini jelas terlihat dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Perkataannya di Ihya Ulumuddin pada umumnya baik. Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang merusak, berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah dan hadits-hadits palsu.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

Demikianlah Imam Ghazali dengan kejeniusan dan kepakarannya dalam fikih, tasawuf dan ushul, tetapi sangat sedikit pengetahuannya tentang ilmu hadits dan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang seharusnya menjadi pengarah dan penentu kebenaran.
Akibatnya beliau menyukai filsafat dan masuk ke dalamnya dengan meneliti dan membedah karya-karya Ibnu Sina dan yang sejenisnya, walaupun beliau memiliki bantahan terhadapnya.
Membuat beliau semakin jauh dari ajaran Islam yang hakiki.

Adz Dzahabi berkata, “Orang ini (Al Ghazali) menulis kitab dalam mencela filsafat, yaitu kitab At Tahafut. Dia membongkar kejelekan mereka, akan tetapi dalam beberapa hal menyetujuinya, dengan prasangka hal itu benar dan sesuai dengan agama.
Beliau tidaklah memiliki ilmu tentang atsar dan beliau bukanlah pakar dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dapat mengarahkan akal.
Beliau senang membedah dan meneliti kitab Ikhwanush Shafa. Kitab ini merupakan penyakit berbahaya dan racun yang mematikan.
Kalaulah Abu Hamid bukan seorang yang jenius dan orang yang mukhlis, niscaya dia telah binasa.” (Siyar A’lam Nubala 19/328).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Abu Hamid condong kepada filsafat. Menampakkannya dalam bentuk tasawuf dan dengan ibarat Islami (ungkapan syar’i).
Oleh karena itu para ulama muslimin membantahnya. Hingga murid terdekatnya, (yaitu) Abu Bakar Ibnul Arabi mengatakan, “Guru kami Abu Hamid masuk ke perut filsafat, kemudian ingin keluar dan tidak mampu.” (Majmu’ Fatawa 4/164).

POLEMIK KEJIWAAN IMAM GHAZALI
Kedudukan dan ketinggian jabatan beliau ini tidak membuatnya congkak dan cinta dunia. Bahkan dalam jiwanya berkecamuk polemik (perang batin) yang membuatnya senang menekuni ilmu-ilmu kezuhudan.
Sehingga menolak jabatan tinggi dan kembali kepada ibadah, ikhlas dan perbaikan jiwa.
Pada bulan Dzul Qai’dah tahun 488 H beliau berhaji dan mengangkat saudaranya yang bernama Ahmad sebagai penggantinya.

Pada tahun 489 H beliau masuk kota Damaskus dan tinggal beberapa hari. Kemudian menziarahi Baitul Maqdis beberapa lama, dan kembali ke Damaskus beri’tikaf di menara barat masjid Jami’ Damaskus.
Beliau banyak duduk di pojok tempat Syaikh Nashr bin Ibrahim Al Maqdisi di masjid Jami’ Umawi (yang sekarang dinamai Al Ghazaliyah).
Tinggal di sana dan menulis kitab Ihya Ulumuddin, Al Arba’in, Al Qisthas dan kitab Mahakkun Nadzar.
Melatih jiwa dan mengenakan pakaian para ahli ibadah. Beliau tinggal di Syam sekitar 10 tahun.

Ibnu Asakir berkata, “Abu Hamid rahimahullah berhaji dan tinggal di Syam sekitar 10 tahun.
Beliau menulis dan bermujahadah dan tinggal di menara barat masjid Jami’ Al Umawi.
Mendengarkan kitab Shahih Bukhari dari Abu Sahl Muhammad bin Ubaidilah Al Hafshi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

Disampaikan juga oleh Ibnu Khallakan dengan perkataannya, “An Nidzam (Nidzam Mulk) mengutusnya untuk menjadi pengajar di madrasahnya di Baghdad tahun 484 H.
Beliau tinggalkan jabatannya pada tahun 488 H. Lalu menjadi orang yang zuhud, berhaji dan tinggal menetap di Damaskus beberapa lama. Kemudian pindah ke Baitul Maqdis, lalu ke Mesir dan tinggal beberapa lama di Iskandariyah. Kemudian kembali ke Thusi.” (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).

Ketika Wazir Fakhrul Mulk menjadi penguasa Khurasan, beliau dipanggil hadir dan diminta tinggal di Naisabur.
Sampai akhirnya beliau datang ke Naisabur dan mengajar di madrasah An Nidzamiyah beberapa saat.
Setelah beberapa tahun, pulang ke negerinya dengan menekuni ilmu dan menjaga waktunya untuk beribadah.
Beliau mendirikan satu madrasah di samping rumahnya dan asrama untuk orang-orang shufi.
Beliau habiskan sisa waktunya dengan mengkhatam Al Qur’an, berkumpul dengan ahli ibadah, mengajar para penuntut ilmu dan melakukan shalat dan puasa serta ibadah lainnya sampai meninggal dunia.

MASA AKHIR KEHIDUPANNYA
Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits dan berkumpul dengan ahlinya.
Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim).
Seandainya beliau berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat.
Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali beberapa orang putri.”

Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap kiblat.
Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari). (Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34).
Beliau wafat di kota Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di pekuburan Ath Thabaran (Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/201).

KARYA-KARYANYA*
*Nama karya beliau ini diambil secara ringkas dari kitab Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah, karya Dr. Abdurrahman bin Shaleh Ali Mahmud 2/623-625, Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/203-204
Beliau seorang yang produktif menulis. Karya ilmiah beliau sangat banyak sekali.
Di antara karyanya yang terkenal ialah:
Pertama, dalam masalah ushuluddin dan aqidah:
1. Arba’in Fi Ushuliddin. Merupakan juz kedua dari kitab beliau Jawahirul Qur’an.
2. Qawa’idul Aqa’id, yang beliau satukan dengan Ihya’ Ulumuddin pada jilid pertama.
3. Al Iqtishad Fil I’tiqad.
4. Tahafut Al Falasifah. Berisi bantahan beliau terhadap pendapat dan pemikiran para filosof dengan menggunakan kaidah mazhab Asy’ariyah.
5. Faishal At Tafriqah Bainal Islam Wa Zanadiqah.
Kedua, dalam ilmu ushul, fikih, filsafat, manthiq dan tasawuf, beliau memiliki karya yang sangat banyak. Secara ringkas dapat kita kutip yang terkenal, di antaranya:
(1) Al Mustashfa Min Ilmil Ushul. Merupakan kitab yang sangat terkenal dalam ushul fiqih. Yang sangat populer dari buku ini ialah pengantar manthiq dan pembahasan ilmu kalamnya.
Dalam kitab ini Imam Ghazali membenarkan perbuatan ahli kalam yang mencampur adukkan pembahasan ushul fikih dengan pembahasan ilmu kalam dalam pernyataannya, “Para ahli ushul dari kalangan ahli kalam banyak sekali memasukkan pembahasan kalam ke dalamnya (ushul fiqih) lantaran kalam telah menguasainya. Sehingga kecintaannya tersebut telah membuatnya mencampur adukkannya.” Tetapi kemudian beliau berkata, “Setelah kita mengetahui sikap keterlaluan mereka mencampuradukkan permasalahan ini, maka kita memandang perlu menghilangkan dari hal tersebut dalam kumpulan ini.
Karena melepaskan dari sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sangatlah sukar……” (Dua perkataan beliau ini dinukil dari penulis Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah dari Al Mustashfa hal. 17 dan 18).
Lebih jauh pernyataan beliau dalam Mukaddimah manthiqnya, “Mukadimah ini bukan termasuk dari ilmu ushul.
Dan juga bukan mukadimah khusus untuknya. Tetapi merupakan mukadimah semua ilmu.
Maka siapa pun yang tidak memiliki hal ini, tidak dapat dipercaya pengetahuannya.” (Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asya’irah dari Al Mustashfa hal. 19).
Kemudian hal ini dibantah oleh Ibnu Shalah. beliau berkata, “Ini tertolak, karena setiap orang yang akalnya sehat, maka berarti dia itu manthiqi.
Lihatlah berapa banyak para imam yang sama sekali tidak mengenal ilmu manthiq!” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329).
Demikianlah, karena para sahabat juga tidak mengenal ilmu manthiq. Padahal pengetahuan serta pemahamannya jauh lebih baik dari para ahli manthiq.
(2) Mahakun Nadzar.
(3) Mi’yarul Ilmi. Kedua kitab ini berbicara tentang mantiq dan telah dicetak.
(4) Ma’ariful Aqliyah. Kitab ini dicetak dengan tahqiq Abdulkarim Ali Utsman.
(5) Misykatul Anwar. Dicetak berulangkali dengan tahqiq Abul Ala Afifi.
(6) Al Maqshad Al Asna Fi Syarhi Asma Allah Al Husna. Telah dicetak.
(7) Mizanul Amal. Kitab ini telah diterbitkan dengan tahqiq Sulaiman Dunya.
(8) Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi.
Oleh para ulama, kitab ini diperselisihkan keabsahan dan keontetikannya sebagai karya Al Ghazali. Yang menolak penisbatan ini, diantaranya ialah Imam Ibnu Shalah dengan pernyataannya, “Adapun kitab Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, bukanlah karya beliau.
Aku telah melihat transkipnya dengan khat Al Qadhi Kamaluddin Muhammad bin Abdillah Asy Syahruzuri yang menunjukkan, bahwa hal itu dipalsukan atas nama Al Ghazali.
Beliau sendiri telah menolaknya dengan kitab Tahafut.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329).

Banyak pula ulama yang menetapkan keabsahannya.
Di antaranya yaitu Syaikhul Islam, menyatakan, “Adapun mengenai kitab Al Madhmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, sebagian ulama mendustakan penetapan ini.

Akan tetapi para pakar yang mengenalnya dan keadaannya, akan mengetahui bahwa semua ini merupakan perkataannya.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/329).
Kitab ini diterbitkan terakhir dengan tahqiq Riyadh Ali Abdillah.
(9) Al Ajwibah Al Ghazaliyah Fil Masail Ukhrawiyah.
(10) Ma’arijul Qudsi fi Madariji Ma’rifati An Nafsi.
(11) Qanun At Ta’wil.
(12) Fadhaih Al Bathiniyah dan Al Qisthas Al Mustaqim. Kedua kitab ini merupakan bantahan beliau terhadap sekte batiniyah. Keduanya telah terbit.
(13) Iljamul Awam An Ilmil Kalam.
Kitab ini telah diterbitkan berulang kali dengan tahqiq Muhammad Al Mu’tashim Billah Al Baghdadi.
(14) Raudhatuth Thalibin Wa Umdatus Salikin, diterbitkan dengan tahqiq Muhammad Bahit.
(15) Ar Risalah Alladuniyah.
(16) Ihya’ Ulumuddin. Kitab yang cukup terkenal dan menjadi salah satu rujukan sebagian kaum muslimin di Indonesia.

Para ulama terdahulu telah berkomentar banyak tentang kitab ini, di antaranya:
Abu Bakar Al Thurthusi berkata, “Abu Hamid telah memenuhi kitab Ihya’ dengan kedustaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saya tidak tahu ada kitab di muka bumi ini yang lebih banyak kedustaan darinya, kemudian beliau campur dengan pemikiran-pemikiran filsafat dan kandungan isi Rasail Ikhwanush Shafa.
Mereka adalah kaum yang memandang kenabian merupakan sesuatu yang dapat diusahakan.” (Dinukil Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/334).

Dalam risalahnya kepada Ibnu Mudzaffar, beliau pun menyatakan, “Adapun penjelasan Anda tentang Abu Hamid, maka saya telah melihatnya dan mengajaknya berbicara.
Saya mendapatkan beliau seorang yang agung dari kalangan ulama. Memiliki kecerdasan akal dan pemahaman.
Beliau telah menekuni ilmu sepanjang umurnya, bahkan hampir seluruh usianya.
Dia dapat memahami jalannya para ulama dan masuk ke dalam kancah para pejabat tinggi.
Kemudian beliau bertasawuf, menghijrahi ilmu dan ahlinya dan menekuni ilmu yang berkenaan dengan hati dan ahli ibadah serta was-was syaitan.
Sehingga beliau rusak dengan pemikiran filsafat dan Al Hallaj (pemikiran wihdatul wujud).
Mulai mencela ahli fikih dan ahli kalam.
Sungguh dia hampir tergelincir keluar dari agama ini. Ketika menulis Al Ihya’ beliau mulai berbicara tentang ilmu ahwal dan rumus-rumus sufiyah, padahal belum mengenal betul dan tidak memiliki keahlian tentangnya. Sehingga dia berbuat kesalahan fatal dan memenuhi kitabnya dengan hadits-hadits palsu.” Imam Adz Dzahabi mengomentari perkataan ini dengan pernyataannya, “Adapun di dalam kitab Ihya’ terdapat sejumlah hadits-hadits yang batil dan terdapat kebaikan padanya, seandainya tidak ada adab dan tulisan serta zuhud secara jalannya ahli hikmah dan sufi yang menyimpang.” (Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 19/339-340).

Imam Subuki dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah (Lihat 6/287-288) telah mengumpulkan hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Al Ihya’ dan menemukan 943 hadits yang tidak diketahui sanadnya.
Abul Fadhl Abdurrahim Al Iraqi mentakhrij hadits-hadits Al Ihya’ dalam kitabnya, Al Mughni An Asfari Fi Takhrij Ma Fi Al Ihya Minal Akhbar. Kitab ini dicetak bersama kitab Ihya Ulumuddin.
Beliau sandarkan setiap hadits kepada sumber rujukannya dan menjelaskan derajat keabsahannya.
Didapatkan banyak dari hadits-hadits tersebut yang beliau hukumi dengan lemah dan palsu atau tidak ada asalnya dari perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Maka berhati-hatilah para penulis, khathib, pengajar dan para penceramah dalam mengambil hal-hal yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin.
(17) Al Munqidz Minad Dhalalah. Tulisan beliau yang banyak menjelaskan sisi biografinya.
(18) Al Wasith.
(19) Al Basith.
(20) Al Wajiz.
(21) Al Khulashah. Keempat kitab ini adalah kitab rujukan fiqih Syafi’iyah yang beliau tulis. Imam As Subki menyebutkan 57 karya beliau dalam Thabaqat Asy Syafi’iyah 6/224-227.

AQIDAH DAN MADZHAB BELIAU
Dalam masalah fikih, beliau seorang yang bermazhab Syafi’i. Nampak dari karyanya Al Wasith, Al Basith dan Al Wajiz.
Bahkan kitab beliau Al Wajiz termasuk buku induk dalam mazhab Syafi’i. Mendapat perhatian khusus dari para ulama Syafi’iyah. I
mam Adz Dzahabi menjelaskan mazhab fikih beliau dengan pernyataannya, “Syaikh Imam, Hujjatul Islam, A’jubatuz zaman, Zainuddin Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath Thusi Asy Syafi’i.”

Sedangkan dalam sisi akidah, beliau sudah terkenal dan masyhur sebagai seorang yang bermazhab Asy’ariyah.
Banyak membela Asy’ariyah dalam membantah Bathiniyah, para filosof serta kelompok yang menyelisihi mazhabnya.
Bahkan termasuk salah satu pilar dalam mazhab tersebut.
Oleh karena itu beliau menamakan kitab aqidahnya yang terkenal dengan judul Al Iqtishad Fil I’tiqad.
Tetapi karya beliau dalam aqidah dan cara pengambilan dalilnya, hanyalah merupakan ringkasan dari karya tokoh ulama Asy’ariyah sebelum beliau (pendahulunya).
Tidak memberikan sesuatu yang baru dalam mazhab Asy’ariyah.
Beliau hanya memaparkan dalam bentuk baru dan cara yang cukup mudah. Keterkenalan Imam Ghazali sebagai tokoh Asy’ariyah juga dibarengi dengan kesufiannya.
Beliau menjadi patokan marhalah yang sangat penting menyatunya Sufiyah ke dalam Asy’ariyah.
Akan tetapi tasawuf apakah yang diyakini beliau? Memang agak sulit menentukan tasawuf beliau.
Karena seringnya beliau membantah sesuatu, kemudian beliau jadikan sebagai aqidahnya.
Beliau mengingkari filsafat dalam kitab Tahafut, tetapi beliau sendiri menekuni filsafat dan menyetujuinya.
Ketika berbicara dengan Asy’ariyah tampaklah sebagai seorang Asy’ari tulen. Ketika berbicara tasawuf, dia menjadi sufi.
Menunjukkan seringnya beliau berpindah-pindah dan tidak tetap dengan satu mazhab. Oleh karena itu Ibnu Rusyd mencelanya dengan mengatakan, “Beliau tidak berpegang teguh dengan satu mazhab saja dalam buku-bukunya.
Akan tetapi beliau menjadi Asy’ari bersama Asy’ariyah, sufi bersama sufiyah dan filosof bersama filsafat.” (Lihat Mukadimah kitab Bughyatul Murtad hal. 110).
Adapun orang yang menelaah kitab dan karya beliau seperti Misykatul Anwar, Al Ma’arif Aqliyah, Mizanul Amal, Ma’arijul Quds, Raudhatuthalibin, Al Maqshad Al Asna, Jawahirul Qur’an dan Al Madmun Bihi Ala Ghairi Ahlihi, akan mengetahui bahwa tasawuf beliau berbeda dengan tasawuf orang sebelumnya.
Syaikh Dr. Abdurrahman bin Shalih Ali Mahmud menjelaskan tasawuf Al Ghazali dengan menyatakan, bahwa kunci mengenal kepribadian Al Ghazali ada tiga perkara: pendapat beliau, bahwa setiap orang memiliki tiga aqidah. Yang pertama, ditampakkan di hadapan orang awam dan yang difanatikinya.
Kedua, beredar dalam ta’lim dan ceramah.
Ketiga, sesuatu yang dii’tiqadi seseorang dalam dirinya.
Tidak ada yang mengetahui kecuali teman yang setara pengetahuannya.

Bila demikian, Al Ghazali menyembunyikan sisi khusus dan rahasia dalam aqidahnya, mengumpulkan pendapat dan uraian singkat beliau yang selalu mengisyaratkan kerahasian akidahnya.

Kemudian membandingkannya dengan pendapat para filosof saat beliau belum cenderung kepada filsafat Isyraqi dan tasawuf, seperti Ibnu Sina dan yang lainnya. (Mauqif Ibnu Taimiyah Minal Asyariyah 2/628).
Beliau (Syeikh Dr. Abdurrahman bin Shalih Ali Mahmud) menyimpulkan hasil penelitian dan pendapat para peneliti pemikiran Al Ghazali, bahwa tasawuf Al Ghazali dilandasi filsafat Isyraqi (Madzhab Isyraqi dalam filsafat ialah mazhab yang menyatukan pemikiran dan ajaran dalam agama-agama kuno, Yunani dan Parsi.
Termasuk bagian dari filsafat Yunani dan Neo-Platoisme. Lihat Al Mausu’ah Al Muyassarah Fi Al Adyan Wal Madzahibi Wal Ahzab Al Mu’ashirah, karya Dr. Mani’ bin Hamad Al Juhani 2/928-929).
Sebenarnya inilah yang dikembangkan beliau akibat pengaruh karya-karya Ibnu Sina dan Ikhwanush Shafa.
Demikian juga dijelaskan pentahqiq kitab Bughyatul Murtad dalam mukadimahnya.
Setelah menyimpulkan bantahan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah terhadap beliau dengan mengatakan, “Bantahan Ibnu Taimiyah terhadap Al Ghazali didasarkan kejelasannya mengikuti filsafat dan terpengaruh dengan sekte Bathiniyah dalam menta’wil nash-nash, walaupun beliau membantah habis-habisan mereka, seperti dalam kitab Al Mustadzhiri.

Ketika tujuan kitab ini (Bughyatul Murtad, pen) adalah untuk membantah orang yang berusaha menyatukan agama dan filsafat, maka Syaikhul Islam menjelaskan bentuk usaha tersebut pada Al Ghazali.
Yang berusaha menafsirkan nash-nash dengan tafsir filsafat Isyraqi yang didasarkan atas ta’wil batin terhadap nash, sesuai dengan pokok-pokok ajaran ahli Isyraq (pengikut filsafat neo-platonisme).” (Lihat Mukadimah kitab Bughyatul Murtad hal. 111).
Tetapi perlu diketahui, bahwa pada akhir hayatnya, beliau kembali kepada ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah meninggalkan filsafat dan ilmu kalam, dengan menekuni Shahih Bukhari dan Muslim.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Penulis Jawahirul Qur’an (Al Ghazali, pen) karena banyak meneliti perkataan para filosof dan merujuk kepada mereka, sehingga banyak mencampur pendapatnya dengan perkataan mereka.
Pun beliau menolak banyak hal yang bersesuaian dengan mereka.
Beliau memastikan, bahwa perkataan filosof tidak memberikan ilmu dan keyakinan.
Demikian juga halnya perkataan ahli kalam.
Pada akhirnya beliau menyibukkan diri meneliti Shahih Bukhari dan Muslim hingga wafatnya dalam keadaan demikian.
Wallahu a’lam.”

Dipublikasikan kembali oleh www.muslim.or.id


Read More...