Jumat, 27 Februari 2009

MADU-3




Aii... senangnya dalam hati
kalau beristri dua
Oh seperti dunia
Ana yang punya
Kepada istri tua
Kanda sayang padamu

Oh kepada isteri muda
I say I love you
Istri tua merajuk
Balik ke rumah istri muda
Kalau dua-dua merajuk
Ana kawin tiga
Mesti pandai pembohong
Mesti pandai temberang
Oh tetapi jangan sampai

Hai pecah tembelang

Read More...

Rabu, 25 Februari 2009

SEJARAH MAULID NABI.


Menurut sejarah ada dua pendapat yang menengarai awal munculnya tradisi Maulid.


Pertama, tradisi Maulid pertama kali diadakan oleh khalifah Mu’iz li Dinillah, salah seorang khalifah dinasti Fathimiyyah di Mesir yang hidup pada tahun 341 Hijriyah. Kemudian, perayaan Maulid dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy dan kembali marak pada masa Amir li Ahkamillah tahun 524 H. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Al-Sakhawi (w. 902 H), walau dia tidak mencantumkan dengan jelas tentang siapa yang memprakarsai peringatan Maulid saat itu.

Kedua, Maulid diadakan oleh khalifah Mudhaffar Abu Said pada tahun 630 H yang mengadakan acara Maulid besar-besaran. Saat itu, Mudhaffar sedang berpikir tentang cara bagaimana negerinya bisa selamat dari kekejaman Temujin yang dikenal dengan nama Jengiz Khan (1167-1227 M.) dari Mongol. Jengiz Khan, seorang raja Mongol yang naik tahta ketika berusia 13 tahun dan mampu mengadakan konfederasi tokoh-tokoh agama, berambisi menguasai dunia. Untuk menghadapi ancaman Jengiz Khan itu Mudhaffar mengadakan acara Maulid.

Tidak tanggung-tanggung, dia mengadakan acara Maulid selama 7 hari 7 malam. Dalam acara Maulid itu ada 5.000 ekor kambing, 10.000 ekor ayam, 100.000 keju dan 30.000 piring makanan. Acara ini menghabiskan 300.000 dinar uang emas. Kemudian, dalam acara itu Mudhaffar mengundang para orator untuk menghidupkan nadi heroisme Muslimin.

Hasilnya, semangat heroisme Muslimin saat itu dapat dikobarkan dan siap menjadi benteng kokoh Islam.
Sejatinya, dua pendapat di atas sama-sama benar.
Alasannya, karena peringatan Maulid tidak pernah ada sebelum abad ketiga dan diadakan pertama kali oleh Mu’iz li Dinillah, dan ini hanya bertempat di Kairo dan masih belum tercium ke lain daerah.

Sedangkan Mudhaffar adalah orang pertama yang memperingati Maulid di Irbil, yang dari Mudhaffar inilah peringatan Maulid mendunia.


MAULID DAN JIHAD
Pada masa Islam sedang mendapat serangan-serangan gelombang demi gelombang dari berbagai bangsa Eropa (Prancis, Jerman, Inggris). Inilah yang dikenal dengan Perang Salib atau The Crusade. Perang salib I digelorakan oleh Paus Urban II. Pada tahun 1099 laskar Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid al-Aqsa menjadi gereja! Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan (jihad) dan persaudaraan (ukhuwah), sebab secara politis terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun khalifah tetap satu, yaitu Bani Abbas di Bagdad, sebagai lambang persatuan spiritual.

Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada nabi mereka. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad saw., 12 Rabiul Awal, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini dirayakan secara massal.

Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi, yang menjadi atabeg (semacam bupati) di Irbil, Suriah Utara. Untuk mengimbangi maraknya peringatan Natal oleh umat Nasrani, Muzaffaruddin di istananya sering menyelenggarakan peringatan maulid nabi, cuma perayaannya bersifat lokal dan tidak setiap tahun.

Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa.
Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama, sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idulfitri dan Iduladha.


Akan tetapi Salahuddin menegaskan bahwa perayaan maulid nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah An-Nashir di Bagdad, ternyata khalifah setuju.

Maka pada ibadah haji bulan Zulhijjah 579 Hijriyah (1183 Masehi), Sultan Salahuddin al-Ayyubi sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal dirayakan sebagai hari maulid nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan maulid nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 Hijriah) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin.

Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan maulid nabi.Ternyata peringatan maulid nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali.
Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 Hijriah) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjid al-Aqsa menjadi masjid kembali sampai hari ini.


MAULID SEBAGAI SEBUAH BID'AH
Hal baru yang tidak ada di masa para pendahulu (salaf salih) tidak bisa diklaim sebagai bid’ah sesat secara keseluruhan.

Bila sedemikian, maka banyak sekali tradisi-tradisi —yang memiliki tendensi hukum syara sebab dicakup oleh kaidah universal— diklaim sebagai bid’ah sesat.

Tentang bid’ah, Imam Syafi’i, Izzuddin bin Abdissalam, Imam Nawawi dan banyak imam lain mengatakan bahwa bid’ah diklasifikasi menjadi lima.

Ada wajibah, mandubah, makruhah, mubahah dan muharrmah. Termasuk tradisi peringatan Maulid.Ulama sepakat bahwa tradisi Maulid bukan sunnah. Bahkan, bila ada yang meyakini bahwa tradisi Maulid harus diadakan pada hari-hari tertentu maka dia telah berbuat bid’ah (ibtida’) yang keji dalam agama.
Demikian ini telah ditegaskan Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki.


Menurutnya, tradisi Maulid adalah bid’ah yang hasanah (mandubah). Dia mengatakan, tradisi Maulid dinilai bid’ah dilihat dari sisi berkumpul bersama-sama dan dinilai hasanah karena memiliki tendensi-tendensi hukum syara dalam entri-entri kegiatan di dalamnya.

Di dalam peringatan Maulid terdapat dzikir, shalawat, memuliakan Nabi dan sedekah, yang kesemuanya dianjurkan oleh syara.
Pendapat lain juga dijelaskan oleh Abu Bakar Sayyid Bakri ibn Sayid Muhammad Syatha al-Dimyathi.
Dia mengutip banyak pendapat yang sepakat atas hukum bid’ah hasanahnya memperingati Maulid, diantaranya, pendapat Imam Suyuthi, Imam as-Subki, Ahmad bin Zaini Dahlan dan Imam Abu Syamah.Abu Syamah mengatakan memperingati Maulid adalah paling baiknya bid’ah.


Perayaan Maulid itu, di samping juga sebagai momen bersedekah, sebagai bukti akan kebahagiaan dan kecintaan Muslimin kepada Nabi Muhammad saw. Untuk hal ini, ada baiknya dikutip pendapat Ibnu Taimiyah.
Ibnu Taimiyah mengatakan Muslimin yang memperingati Maulid atas niat yang tulus dan atas dasar cinta kepada Nabi Muhammad saw, maka akan mendapat pahala, bukan atas bid’ahnya.


Oleh karena itu, pada saat yang sama Ibnu Taimiyah memberikan solusi agar bid’ah yang terjadi dalam peringatan Maulid diganti dengan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syara.
Jadinya, peringatan Maulid akan mendapatkan pahala penuh.



MAULID SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Di era ini Muslimin berada dalam hegemoni Barat dan cenderung menjadi bulan-bulanan.
Tidak jarang Muslimin saat ini menangkap informasi tidak berimbang dan selalu menguntungkan Barat.


Padahal, sudah menjadi rahasia umum bahwa sejarah Barat adalah sejarah kebohongan yang ditampilkan dalam frame yang begitu sistematis.
Pada keterjebakan posisi ini Muslimin mendambakan kembalinya kejayaan Islam pada abad-abad terdahulu dan Muslimin tahu bahwa kekalahan Muslimin berada pada titik kurangnya konsolidasi antar-negara Islam dunia.


Pertanyaan, di mana kiprah OKI (Organisasi Konfrensi Islam) selaku organisasi persatuan Islam dunia, sering muncul namun tidak pernah mendapat jawaban riil.
Artinya, momen-momen show of force (unjuk kekuatan), seperti peringatan Maulid dan perayaan besar lainnya, sudah sepantasnya tidak dibiarkan berlalu begitu saja.
Momen-momen besar Islam seperti itu sangat berpotensi dan efektif untuk menghidupkan nadi heroisme Muslimin, bukan hanya pada taraf nasional tapi internasional.


Bahkan, kesempatan ini dinilai sebagai target utama diperingatinya hari kelahiran Nabi Muhammad ini.
Bila kembali pada sejarah, di atas sudah dijelaskan bahwa peringatan Maulid awal mulanya diadakan sebagai langkah untuk menyalakan api semangat dalam tubuh Muslimin ketika berhadapan dengan ancaman asing.
Padahal, untuk masa ini Muslimin lebih berkepentingan untuk menyalakan kembali semangat Islam.


Karena kondisi masa yang sedemikian ruwet, dan ditambah dengan keterjebakan Muslimin di bawah hegemoni asing, sudah saatnya peringatan Maulid tidak dilihat dari sisi bid’ah hasanah-nya, sebab sisi ini telah disepakati memiliki ekses yang positif bagi Muslimin.

Tapi dipandang dari sisi sebagai momen konfederasi-konsolidasi Muslimin tingkat internasional demi ‘izzul Islam wal muslimin.


Read More...

THE SALAFI



oleh: David Livingstone


Pada awal tahun 1800-an, sebuah kelompok misionaris yang ditunjuk oleh gabungan gerakan Universitas Oxford, Gereja Anglikan dan Kings College of London University, yang berada di bawah Scottish Rite Freemasonry, sebagai bagian dari persekongkolan untuk membantu mengembangkan pembentukkan okult persaudaraan di dunia Islam, yang berdedikasi kepada penggunaan terorisme atas nama Illuminati di kota London [ 1 ]

Pimpinan promotor the Oxford Movement adalah Perdana Menteri Benjamin Disraeli, Lord Palmerston dari the Palladian Rite, dan Edward Bullwer-Lytton, pimpinan dari sebuah cabang aliran Rosicrucian yang dikembangkan dari


JAMAL UD DIN AL AFGHANI
The Asiatic Brethren. The Oxford Movement juga didukung oleh Jesuit. Juga terlibat keluarga Kerajaan Inggris, dan banyak didukung oleh Jesuit. Juga terlibat keluarga Kerajaan Inggris, dan banyak tokoh kantor perdana menteri serta para pembantunya. Lytton, pimpinan dari sebuah cabang aliran Rosicrucian yang dikembangkan dari the Asiatic Brethren. The Oxford Movement juga didukung oleh Jesuit. Juga terlibat keluarga Kerajaan Inggris, dan banyak tokoh kantor perdana menteri serta para pembantunya.

Benjamin Disraeli adalah seorang Grand Master Freemasonry, juga Knight of the Order of the Garter. Adalah di dalam bukunya Coningsby ia mengakui, melalui seorang karakter bernama Sidonia, untuk memerankan temannya Lionel de Rothschild, bahwa , "dunia diperintah oleh orang-orang yang sangat berbeda dari apa yang dibayangkan oleh mereka yang bukan berada di belakang layar". Sebagai pengaruh dari perkumpulan-perkumpulan rahasia, Disraeli juga berkata dalam sebuah debat Parlemen sbb:

Adalah sia-sia untuk menyangkal ... sebagian besar Eropa - keseluruhan Italia dan Perancis, dan sebagian besar Jerman, tidak perlu menyebutlan negara-negara lain - adalah tertutup dengan sebuah jaringan dari perkumpulan rahasia, seperti permukaan bumi yang sekarang tertutup dengan jala-jalan kereta api. Dan apakah tujuan mereka?. Mereka tidak berusaha menyembunyikan dirinya. Mereka tidak menghendaki pemerintahan yang konstitusional. Mereka tidak menginginkan melakukan perbaikan lembaga, mereka juga tidak mau dewan provinsi maupun catatan hasil suara ; mereka hanya ingin mengakhiri gereja kristen. ... [ 2 ]

Bulwer-Lytton adalah the Grand Patron of the Societas Rosicruciana di Anglia (SRIA), didirikan pada tahun 1865 oleh Robert Wentworth Little, dan berdasarkan atas the Asiatic Brethren. Banyak anggota the Asiatic Brethren., atau Fratres Lucis, menjadi anggota sebuah loji Masonik Jerman yang disebut L'Aurore Naissante, atau “the Nascent Dawn”, didirikan di Frankfurt-on-Main dalam tahun 1807. Di loji inilah dimana Lord Bulwer Lytton diinisiasi. [ 3 ] Bulwer-Lytton, yang menjabat senagai kepala Britain's Colonial Office dan India Office, juga anggota penganut the cult of


BENJAMIN DISRAELI
Isis and Osiris. Dia menulis the Last Days of Pompeii, dan The Coming Race, atau Zanoni, dimana dia membentuk yayasan untuk kemudian diusulkan untuk rasist Nazi. Dia menjadi pendiri the Pre-Raphaelite Brotherhood of John Ruskin, the Metaphysical Society of Bertrand Russell, dan perkumpulan okult seperti the Golden Dawn of Aldous Huxley, dan the Theosophical Society of Madame Blavatsky.

Di Mesir, gerakan Oxford memusatkan perhatiannya dalam membentuk sebuah "reformasi" gerakan Islam, dikenal sebagai Salafi, untuk mengabdi kepada Illuminati dalam rangka memproteksi kepentingan mereka yang semakin meningkat di Terusan Suez, yang kemudian akan menjadi penting untuk pengapalan minyak ke Eropa dan ke seluruh dunia. Dalam tahun 1856, Ferdinand de Lesseps memperoleh konsesi dari Said Pasha, seorang raja muda Mesir, yang memberikan kewenangan mendirikan sebuah perusahaan untuk tujuan pembangunan sebuah terusan terbuka untuk kapal laut seluruh bangsa di dunia. Terusan tersebut mempunyai dampak kuat yang menimbulkan perubahan terhadap perdagangan dunia, memainkan perang penting dalam meningkatkan penetrasi Eropa dan kolonisasi Afrika.

Dalam tahun 1875, hutang pengganti Said Pasha, Ismail Pasha meningkat, memaksanya menjual saham Terusan kepada Inggris. Dengan demikian, pemerintah Inggris, di bawah Benyamin Disraeli, dibiayai oleh temannya, Lionel Rothschild, mencapai hampir setengah keseluruhan jumlah saham dalam Perusahaan Terusan Suez, dan meskipun bukan merupakan kepentingan terbesar, hanya sebagai tujuan praktis untuk mengontrol kepentingannya. Sebuah komisi penyelidikan terhadap kelemahan keuangan Ismail dalam tahun 1878, dipimpin oleh Evelyn Baring, First Earl of Cromer, dan yang lainnya, telah memaksa raja muda untuk menyerahkan tanah milik bangsanya, untuk tetap berada di bawah pengawasan Inggris dan Perancis, dan menerima posisi berdaulat sesuai dengan UUD. Orang-orang Mesir yang marah bersatu diseputar Ahmed Urabi, sebuah kerusuhan yang akhirnya memberikan sebuah alasan kepada Inggris untuk bergerak dalam rangka "melindungi" Terusan Suez, diikuti oleh invasi resmi dan pendudukan yang menjadikan Mesir sebuah koloni

Agen provokator kerusuhan melawan Ismail diorganisir oleh gerakan Jamal ud Din al Afghani, pendiri apa yang disebut gerakan "pembaharuan" Salafi dalam Islam. Melalui seorang Afghani inilah misi Inggris bertindak, namun tidak hanya menggulingkan pemerintahan Mesir, tetapi juga menyebarkan pengaruh okult di seluruh wilayah Timur Tengah.

Selama 40 tahun karirnya sebagai seorang agen intelijen Inggris, Jamal ud al Afghani dibimbing oleh dua orang Inggris yang memahami soal-soal Islam dan spesialis cult, yaitu Wilfred Scawen Blunt dan Edward G. Browne. [ 4 ] E. G. Browne adalah seorang Orientalis terkemuka Inggris abad ke-19, dan anggoata diantara para anak didiknya - protégés - di Universitas Cambridge, departemen Orientalis, Harry “Abdullah” St. John B. Philby, seorang spesialis intelijen Inggris di belakang gerakan Wahhabi. Wilfred S. Blunt, anggota lainnya dari the British Orientalist school, diberikan tanggungjawab oleh the Scottish Rite Masons untuk mengorganisir loji-loji di Persia dan di Timur Tengah. Al Afghani merupakan agen utama [ 5 ]


EDWARD G. BROWN
Sedikit sekali diketahui mengenai asal-usul Jamal ud Din al Afghani. Walaupun sebutan “Afghani”, dipakai dibelakang namanya yang dengan mana ia dikenal, namun terdapat beberapa laporan bahwa ia adalah seorang Yahudi.[ 6 ] Pada sisi lain, beberapa sarjana percaya bahwa dia bukan seorang Afghan, akan tetapi seorang Syi'ah Iran. Dan meskipun menyandang sebagai seorang pembaharu ortodoks Islam, al Afghani juga bertindak sebagai juru dakwah kepercayaan Bahai, proyek pertama dari the Oxford Movement, sebuah kepercayaan yang akan menjadi jantung agenda satu agama dunia - one-world-religion - Illuminati.

Dalam tahun 1645, keluarga Afghani mendaftarkan dia pada sebuah madrasah (sekolah Islam) di kota suci Najaf, sekarang Iraq. Disana, Afghani diinisiasi menjadi anggota “the mysteries” oleh pengikut Sheikh Ahmad Ahsai. Sheikh Zeyn ud Din Ahmad Ahsai adalah pendiri the Shaikhi school. Setelah meninggal, Ahsai digantikan oleh Seyyed Mohammad Rashti, yang memperkenalkan sebuah gagasan “perfect Shiah - Shi'ah yang Sempurna, disebut Bab, artinya “pintu gerbang”, yang akan datang. Dalam tahun 1844, Mirza Mohammad Ali mengklaim sebagai Bab yang dijanjikan, dan mendirikan Babiisme, diantara para pengikutnya adalah Afghani, yang juga mempunyai hubungan keluarga tertentu.. [ 7 ]

Salah seorang pengikut Bab, Mirza Hoseyn Ali Nuri, mengumumkan bahwa dia adalah merupakan penjelmaan dari the “One greater than Himself”, yang telah diprediksikan oleh Bab, dengan diberikan gelar Baha Ullah, artinya dalam bahasa Arab “Kemuliaan Tuhan - Glory of God”. Baha Ullah merupakan keturunan dari penguasa Mazandaran, sebuah provinsi di sebelah utara Iran, berbatasan dengan Laut Kaspia di utara. Mereka adalah dinasti Ismailiah, yang melakukan perkawinan silamg dengan keturunan keluarga Bostanai, Exilarch (salah satu garis keturunan para penguasa komunitas Yahudi di Babilonia kira-kira abd ke-2 sampai abad ke-11 M)pada abad ke-7 M. [ 8 ] Menunjuk kepada dirinya sendiri, Baha Ullah menyatakan, “The Most Great Law is come - Hukum Paling Agung sudah datang", dan Kemolekan Masa Lalu memerintah di atas singgasana Daud - and the Ancient Beauty ruleth upon the throne of David. - Jadi izinkanlah Penaku berbicara mengenai sejarah abad masa lalu - Thus hath My Pen spoken that which the histories of bygone ages have related.”

Baha Ullah pendiri kepercayaan Bahai, yang mencampurankan beberapa agama menjadi satu , yaitu dari Islam, Kristen, Zoroaster dan Yahudi, namun mengklaim menggantikan semua agama dalam "sebuah kepercayaan dunia". Prinsip-prinsip dasar ajaran Bahai adalah persatuan semua agama dan persatuan umat manusia. Bahai percaya bahwa semua pendiri agama-agama besar dunia merupakan penjelmaan Tuhan dan agen-agen rencana progresif tuhan untuk pendidikan ras manusia. Karena itu menurut Bahai, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan, agama-agama besar dunia mengajarkan kebenaran yang serupa.

Meskipun demikian, kepercayaan Bahai dengan cepat mereka tidak disukai di Persia karena ajarannya yang ekstrim. Dalam tahun 1852, seorang pemimpin Bahai ditahan karena usaha pembunuhan Shah Persia, setelah gerakannya ditindas, dan banyak dari para pengikutnya dibuang ke Baghdad dan Istambul. Sepanjang kurun waktu ini, sebagaimana dilaporkan oleh Robert Dreyfuss, pimpinan Bahai tetap memelihara hubungan dekat, baik dengan Scottish Rite Freemasonry dan berbagai macam gerakan yang telah mulai menyebar di seluruh India, Kekaisaran Ottoman, Rusia dan bahkan Afrika. [9]

Al Afghani ternyata berasal dari Asadabad, sebuah kota di Persia, dekat dengan Hamadan, sebuah wilayah pemukiman Ismaili. Seperti Ismaili sebelum Afghani, ia yakin bahwa agama perlu untuk rakyat jelata, sambil mengamankan kebenaran atheisme untuk elit. Menurut Nikki R. Keddie, dalam studinya mengenai Afghani, “Banyak doktrin-doktrin esoterik Ismaili permulaan abad disajikan dengan mutu interpretasi yang berbeda dari naskah-naskah yang sama, mengikat rakyat jelata dan elit dalam sebuah rencana yang sama, jadi Jamal ud Din mempraktekan pengajaran dengan tingkat berbeda yang dapat menyatukan elit yang rasionalis dan mengikat rakyat jelata yang religious masuk ke dalam gerakan politik yang sama.[ 10 ]

Beberapa orang dari mereka yang menyaksikan Afghani mengajar dan menegaskan mengenai penyimpangannya dari ajaran ortodoks. Di anatara mereka adalah Lutfi Juma, menceriterakannya bahwa, “kepercyaannya bukan Islam yang benar meskipun dia menyampaikan ajaran Islam, dan Saya tidak bisa menilai mengenai kepercayaan para pengikutnya” Dan yang lainnya, Dr. Shibli Shumayyil, seorang pengagum Afghani, menulis bahwa ketika ia mendengar Afghani menulis sebuah tratise - buku yang membahas dengan mendalam - yang menentang "pengikut-pengikut fahan materialis" ia memberikan komentar, " Saya terkagum-kagum, karena Saya tahu dia sebelumnya bukanlah seorang yang religius. Adalah sulit bagi Saya setelah pengalaman secara pribadi dengan dia untuk langsung memberikan penilaian mengenai apa yang Saya dengar, dan mengenai dia setelah itu, tetapi Saya lebih cenderung berpikir bahwa ia bukanlah seorang yang beriman” [ 11 ]

Disamping Afghani memperoleh banyak ilmu filsafat Islam, terutama sekali mengenai Persia, termasuk Avicenna, Nasir ud Din Tusi, dan yang lainnya, dan Sufisme. Bukti-bukti menjelaskan bahwa dia menguasai karya-karya tersebut, tetapi juga ia memperlihatkan tertarik kepada subyek-subyek okult, seperti rahasia-rahasia alfabet, kombinasi huruf, alkemi (ilmu kimia abad pertengahan) dan subyek-subyek Kabbalah lainnya. Juga Afghani memperlihatkan ketertarikannya kepada ilmu mistik, dari jenis Neoplatonic, sebuah tratise dua belas halaman mengenai Gnostikisme yang dicatat dengan tulisan tangannya.

Banyak kontroversi terhadap kegiatan Afghani selama periode tahun 1858-1865. Namun, menurut seorang biografer, Salim al Anhuri, seorang penulis yang kemudian mengenalnya di Mesir, yang pertama Afghani melakukan perjalanan di luar Iran adalah ke India. Dia pernah tinggal di sana, ia melanjutkan, disitulah Afghani memperoleh kecenderungan bid'ahnya. Dia mempelajari bidang agama yang ada kaitannya, tukas Anhuri, menjurus kepada ateisme dan panteisme. dengan His studies in religion, relates Anhuri, led into atheism and pantheism. Pada dasarnya Afghani percaya kepada filsafat yang berhubungan dengan Lurianic Kabbalah, mengenai evolusi alamiah dari alam semesta, dimana kemajuan intelektual manusia merupakan bagiannya. Sebagaimana dijelaskan Anhuri, Afghani percaya bahwa:

Manusia mulai dengan mengatakan bahwa setelah mati ia akan dipindahkan ke dalam kehidupan abadi, dan bahwa kayu atau batu yang akan membimbingnya kepada tempat tertinggi jika dia memperlihatkan catatan untuk hal itu serta memperlihatkan ketaatan terhadapnya, dan dari peribadatan seperti ini timbul pembebasan dari kepahitan pikiran mengenai sebuah kematian tanpa adanya kehidupan setelahnya. Dan nampak kepada Afghani bahwa api lebih kuat dan lebih besar dalam manfaat dan kerugian, maka dia berbalik kepadanya. Kemudian dia melihat bahwa awan lebih baik daripada api dan lebih kuat, maka dia melekatkan dirinya dan menggantungkan diri kepada mereka. Hubungan dari mata rantai ini, ditempa oleh dua alat khayal dan hawa nafsu bersama-sama dengan insting dan sifat alami manusia, diteruskan untuk meningkatkan sampai manusia memuncak dalam keadaan yang paling tinggi. Hasil daripada hukum alam adalah reaksi yang membawa kepada pembuktian bahwa semuanya yang di atas adalah pembicaraan tidak beralasan yang bermula dari hawa nafsu, dan bahwa itu tidak mempunyai kebenaran dan tidak ada definisi. [ 12 ]

Dalam tahun 1866 Afghani muncul di Qandahar, Afghanistan, kurang dari dua dekade setelah usaha Inggris gagal, bekerjasama dengan Aga Khan. Dan menurut sebuah laporan, dari seorang Afghanistan di dalam pemerintahan lokal Afghanistan, Afghani adalah:... benar-benar ahli dalam bidang sejarah dan geografi, berbicara bahasa Arab dan Turki dengan fasih, berbicara bahasa Persia seperti orang Iran. Nampaknya ia tidak mengikuti agama tertentu. Cara hidupnya lebih menyerupai orang Eropa daripada seorang Muslim. [ 13 ]

Pada akhir tahun 1866, Afghani menjadi penasihat rahasia Azam, penguasa Afghanistan. Seorang asing bisa menduduki posisi penting dengan cepat menjadi perhatian ceritera masa kini. Beberapa sarjana berspekulasi bahwa Afghani, kemudian menyebut dirinya sendiri “Istanbuli”, ia, atau dirinya adalah seorang agen Rusia yang mampu mendapatkan dukungan uang dan politik untuk Azam dari Rusia untuk melawan Inggris, yang menyebabkan kekuasaannya berakhir. Ketika Azam menyerahkan singasananya kepada salah satu saingannya, Shir Ali, dia mencurigai Afghani, dan mengusir dari wilayahnya dalam bulan Nopember 1868.

Selama tinggal di Afghanistan, Afghani tetap memelihara hubungannya dengan Bahai, Freemasonry Inggris, dan beberapa Sufi yang berbasis di India, dimana ia juga bertemu dengan Muslim Nizari. Menurut laporan intelijen Inggris waktu itu, , selama ia melakukan perjalanan ke India, Afghani menggunakan nama Jamal ud Din Effendi. Kemudian mengunjungi Aga Khan, pimpinan Ismaili. Disamping sebagai seorang Syekh Sufi ordo Mawlavi, atau Mevlevi, yang sangat terpengaruh mistik Iran dan puisi abad ke-13, Jalal ud Din ar Rumi juga sebagai juru dakwah kepercayaan Bahai, yang konon dikirim langsung dalam misi tersebut oleh Baha Ullah sendiri..

Salah satu laporan yang dicatat tahun 1891, dari seorang muslim India yang tidak disebutkan namanya, bertindak sebagai seorang agen Inggris, yang berpura-pura menjadi pengikut Bahai dalam rangka mengumpulkan informasi yang lebih banyak, menyatakan sbb:

Berikut ini adalah isi pernyataan yang dibuat oleh seorang yang jelas mengetahui betul, seperti keadaan sebenarnya atas kehadiran Saiyid Jamal-ud-din di India, yang digambarkan oleh informan sebagai seorang Persia, namun ybs menyebut dirinya sendiri sebagai seorang Turki dari Konstantinopel.

Di kota pantai Akka (Acre?) tinggal seorang yang bernama Husen Ali, seorang Turki, yang menyebut dirinya sebagai Baha-ullah Effendi alias Jamal Mubarik (the Bless Beauty). Orang ini menyatakan bahwa semua agama adalah jelek, dan mengatakan bahwa dia sendiri adalah Tuhan. Dia memurtadkan sejumlah orang memeluk agama Bahai dan mengumpulkannya di Baghdad. Kira-kira empat tahun lalu mereka memberontak melawan Shah, tetapi mereka ditindas dan secara perlahan-lahan keluar dari Persia pindah ke Turki di Asia. Baha-ullah sekarang berada dalam pengawasan di Akka, disebut “Az Maksud” [Ar Maqud, sebuah istilah umum diantara penganut Bahai Iran untuk menyebut Tanah Suci] oleh orang-orang murtad.. Agen-agen Balla-ullah pergi ke seluruh dunia dan berusaha keras untuk meyakinkan semua orang bahwa mereka sedang dikunjungi oleh utusan-utusan Tuhan., dan pengikutnya akan menjadi penguasa-penguasa di muka bumi. Anak laki-laki Baha-ullah, Muhammad Ali, berkunjung ke Bombay dalam rangka misi ini, dan kemudian kembali ke Akka. Para agennya ditugaskan dimana-mana, Saiyid Jamal-ud-din termasuk salah seorang dari agennya.

Dia datang ke Kailaspur dan tinggal selama 10 hari bersama saya. Dia menceriterakan semua mengenai Baha-ullah kepada saya dan misinya, dan mengusulkan untuk menunjuk saya menjadi agennya, dan mengajak saya pergi ke Bombay untuk bertemu dengan Muhammad Ali. Saya menyetujuinya untuk menjadi murid Baha-ullah dalam rangka menemukan mengapa in order to discover mengapa Saiyid Jamal-ud-din datang ke India. Saya setuju menjadi agennya untuk alasan yang sama, dan dia sekarang sering menulis surat kepada saya. Saya tidak menyimpan surat-suratnya, namun bisa di dapat bila diinginkan. Sekarang dia berada di Farukhabad, dan Saya percaya bahwa dia sudah memurtadkan sejumlah orang-orang yang kemudian mengikuti Bahai di India. Dia mempunyai banyak uang dan memnelanjakannya dengan sesuak hatinya, berpergian naik kereta api dengan kelas utama. Di Bombay ada seorang bernama Agha Saiyid Mirza [Afnan], seorang pedagang dari Shiraz, yang memberi dia uang yang banyak. [ 14 ]

... Pada tanggal 21 September 1891, informan yang sama menulis surat langsung kepada Jenderal Supdt., Departmen T. dan D. [Pengawasan Umum, Departemen Thagi dan Dakaiti, bertanggungjawab memonitor para penjahat dan pembuat kerusuhan - General Superintendent, Thagi and Dakaiti Department, responsible for monitoring criminals and trouble-makers], sebagai berikut:­ "Orang bernama Saiyid Jamal-ud-din Shah bukan 'Rumi,' dia seorang yang berasal dari Astrabad Mazinderan di Persia, dan namanya adalah Mirza Muhammad Ali. Dia bukan pengikut ajaran Muhammad [Muslim] tetapi seorang “Babi,” dan kantor pusatnya di Akka, Palestine. [ 15 ]

Kemudian Afghani muncul di Istanbul dalam tahun 1870, dibawa ke sana oleh Ali Pasha, seorang Freemason, dan Grand Vizier selama lima kali semasa Sultan Abdul Majid dan Sultan Abdul Aziz berkuasa. Afghani sangat tidak disukai oleh para alim ulama karena pandangan-pandangan bid'ahnya, oleh karena itu Hasan Fahmi, seorang sarjana terkemuka pada waktu itu, dan Syekh al-Islam dari Kekaisaran Ottoman, menyampaikan sebuah Fatwa yang mengumumkan bahwa Afghani seorang kafir, dan kemudian dia diusir dari Turki.

Dalam tahun 1871 Afghani pergi ke Kairo, disponsori oleh Perdana Menteri Mustafa Riad Pasha, yang pernah bertemu dengan Afghan di Istanbul, dan menempatkannya dalam pekerjaan dengan gaji yang besar, dan menunjuknya menduduki jabatan yang bergengsi di Universitas Islam Al Azhar. Pada mulanya, Afghani tetap secara ketat ortodoks, tetapi dalam tahun 1878, dia pindah ke perkampungan Yahudi di Kairo, dimana di sana ia mulai membuka organisasi politik. Kemudian Afghani mengumumkan pembentukkan the Arab Masonic Society. Meskipun kepada umum diketahui sebagai Islam ortodoks, para anggota lingkaran dalam Afghani menunjukkan dengan jelas ketaatannya kepada Gnostisisme Ismailia. Afghani menyebut kepada persaudaraan Masoniknya sebagai ikhwan al saffa wa khullan al wafa, yang sengaja mereferensi kepada persaudaraan Ismailia yang menggunakan nama yang sama pada abad-ke-10.[ 16 ]

Dengan bantuan Riad Pasha dan Kedutaan Besar Inggris, Afghani mereorganisasi the Scottish Rite dan Grand Orient lodges of Freemasonry, dan mulai mengorganisir disekitar dia sebuah jaringan terdiri dari beberapa negara Islam, terutama sekali Syria, Turki, dan Persia. [ 17 ] Setelah beberapa tahun kemudian gerakan Afghani memikat pengikutnya, dari kalangan penulis muda dan aktivis, diantaranya adalah Mohammed Abduh, yang sudah menjadi pimpinan apa yang sering dianggap sebagai gerakan “modernis” dalam Islam, dengan kata lain dikenal sebagai Salafi, dan Sad Pasha Zaghlul, yang mengaku dirinya seorang Freemason, serta pendiri Wafd, Partai Nasionalis Mesir. [ 18 ]

Afghani mengakui sebagai seorang representasi dari sebuah perkumpulan rahasia misterius Egyptian quasi-Masonic, seperti yang diduga mewakili pengajaran peninggalan Sabiin yang masih dipertahankan dari the Grand Lodge of the Ismailis of Cairo, yang menjadi dikenal diantara pengilut okult Barat sebagai the Hermetic Brotherhood of Luxor (H.B. of L.), juga ternyata juga yang mulanya dipengaruhi dibelakang pembentukkan Samuel Honis' Rite of Mizraim.

Salah seorang teman Afghani yang paling dekat adalah James Sanua. Sanua dilahirkan di Kairo dari keluarga yang berhubungan erat dengan keluarga Yahudi Italia yang berasal dari Yahudi Sephardic. Sanua dibesarkan sebagai Yahudi oleh ayahnya, yang lahir di Italia, dan kemudian menjadi penasihat penting bagi


H.P. BLAVATSKY
keluarga kerajaan Mesir. Sebagai tambahan sebagai seorang yang dibesarkan dilingkugan keluarga Yahudi, dan menguasai delapan bahasa asing, Sanua begitu menguasai dengan baik Qur'an dan adat-istiadat Islam yang mendapatkan untuk dirinya gelar “sheikh”, sebuah faktor yang menjurus kepada desas-desus mengenai kepindahan agamanya kepada Islam.

Semasa mudanya Sanua belajar di Italia, disana ia berkenalan dengan gagasan Giuseppe Mazzini. Ketika ia kembali ke Cairo, dia dengan sepenuh hati mengabdikan dirinya mengajarkan ajaran Mazzini. Sanua juga bertanggungjawab atas pendirian yayasan teater Mesir Modern, yang mempelopori industri perfilman. Namun demikian, peranannya mengundang kecurigaan di mata pihak berwenang Mesir. Dan ketika ia mengetahui adanya persekongkolan untuk meracuninya, ia terbang ke Perancis, di sana dia lebih menyukai dikenal sebagai Abu Naddara. Di Paris, Sanua mendirikan sebuah jurnal yang didedikasikan terhadap prinsip, yang utamanya kepada Bahai, mengenai sebuah one-world-religion - satu-agama-dunia, seringkali menyajikan tulisan-tulisan Afghani.

Pacar Sanua, Lydia Pashkov adalah wanita asal Rusia dan nekerja sebagai wartawan di harian Le Figaro di Paris. Melalui hubungan dengan mereka, Afghani menjadi bersahabat dengan direktur kantor pusat regional Illuminati di bagian selatan Lebanon, seperti Sheik Medjuel el-Mezrab, yang menikah dengan seorang Inggris who married British dilettante,- pencinta kesenian untuk hiburan - Jane Digby, dan Lydia Pashkov. Antara tahun 1870 dan 1875, nampaknya Illuminati memulai sebuah proyek yang meniru the Italian Carbonari di seluruh negara di Timur Tengah. [ 19 ]

Baik Sanua maupun Lydia Pashkov adalah juga temannya Helena P. Blavatksy yang suka melakukan perjalanan bersama-sama. yang pada tahun 1856, Mazzini diinisiasi ke dalam the Carbonari. Helena P. Blavatsky, medium dan mistis yang terkenal, adalah the godmother dari kebangkitan okult dalam akhir abad ke-19. Setelah menulis karya-karya yang monumental seperti Isis Unveiled, dan The Secret Doctrine, the Theosophical Society dibentuk dalam tahun 1875, untuk menyebarkan ajarannya ke seluruh dunia. Dalam The Theosophical Society terdapat anggota Freemasonry, yaitu Henry Steel Olcott dan George H. Felt yang ditunjuk kemudian sebagai presiden dan wakil-presiden. Diantara angota-anggota paling awal termasuk juga Albert Pike. Menurut Manly P. Hall, seorang ahli sejarah terkemuka Masonic, menjelaskan:

The Secret Doctrine dan Isis Unveiled merupakan hadiah dari Madame Blavatsky untuk umat manusia, dan kepada mereka yang visinya dapat menembus awan ancaman malapetaka yang sudah diambang pintu, adalah tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa tulisan-tulisan ini merupakan bacaan paling penting yang dikontribusikan kepada dunia modern. Tidak akan bisa mereka dibandingkan dengan buku-buku yang lain, dapatkah cahaya matahari dibandingkan dengan lampu glowworm - ulat yang berkelap-kelip. The Secret Doctrine adalah jelmaan kemuliaan dari sebuah kitab suci. [ 20 ]

Blavatsky mengklaim menerima tanzil dari “Secret Chiefs”, atau ruh “Ascended Masters”, yang membantu umat manusia untuk meningkatkan dirinya menjadi sebuah ras yang super. Pada awalnya Blavatsky memberikan nama kepada para Masternya,seperti “Tuitit Bey”, “Serapis Bey”, dan “Hilarion”, yang nama-nama tersebut diakui milik the “Brotherhood of Luxor”. Menurut Joscelyn Godwin, dalam The Theosophical Enlightenment, jika kita menginterpretasikan the “Brotherhood of Luxor” sebagai sekelompok kecil penganut okult dimana Blavatsky bergabung dengan mereka di Mesir, maka kita dapat menganggap bahwa Jamal ad-Din al Afghani merupakan salah seorang daripada anggotanya.. [21 ]

Meskipun tidak terdapat bukti langsung bahwa Blavatsky telah bertemu dengan Afghani, menurut K. Paul Johnson, dalam The Masters Revealed, kenyataan akan menunjukkan terjadinya kontak. Tidak hanya Afghani yang akrab dengan teman-temannya Sanua dan Pashkov, tetapi dia dengan Blavatsky, kedua-duanya berada di India antara tahun 1857 dan 1858, demikian juga kedunya berada di Tbilisi dalam pertengan 60-an, dan keduanya berada di Cairo dalam tahun 1871. Lagi-lagi Afghani meninggalkan Mesir menuju ke India pada akhir tahun 1879, dimana pada tahun yang sama Blavatsky dan Olcott tiba di sana. Setelah meninggalkan India pada akhir tahun 1882, Afghani tinggal di Paris sepanjang tahun 1884, dimana Blavatsky pada tahun itu menghabiskan waktunya di sana.

Melalui Jamal ud Din al Afghani, Blavatsky memperoleh doktrin-doktrin sentral, derivasi dari Ismailisme, yang kemudian dia menghubungi komunitas okult Barat. Sebagaimana Johnson menjelaskan, dalam tulisan Blavatsky, The Eastern Gupta Vidy dan the Kabbalah, dia mengklaim the “real Kabbalah” ditemukan di dalam buku the Chaldean Book of Numbers. Meskipun buku tersebut tidak diketahui oleh para sarjana, Blavatsky sering mengutip buku ini di dalam buku besarnya, Isis Unveiled dan The Secret Doctrine. Dia mengklaim telah menerimanya dari seorang “Sufi dari Persia”, dan sebagaimana juga dijelaskan oleh K. Paul Johnson, Afghani hampir bisa dipastikan sebagai sumbernya.

Menurut Johnson, sebuah struktur penting dalam doktrin Blavatsky hanya dapat menunjuk kepada satu sumber, yang juga berhubungan dengan gagasan pengikut okult lainnya, Gurdjieff: Ismaili Gnosticism. The Chaldean Book of Numbers mengajarkan sebuah kosmologi tujuh lapis mirip dengan elektrik mistikisme Ismaili.

...adalah merupakan petunjuk penting yang menunjuk kepada gnosisi Ismaili sebagai sebuah sumber penting baik bagi Blavatsky maupun Gurdjieff. Henri Corbin's dalam Cyclical Time and Ismaili Gnosis menjelaskan sebuah doktrin proses evolusi kosmik tujuh lipat, diulang kembali di dalam sebuah skema sejarah tujuh lipat, paralel dengan sebuah tujuh lipats jalan inisiasi untuk adept-ahli individu. Ini sepadan sekali dengan surat-surat Mahatma [dari Blavatsky] yang mengajarkan bahwa “tingkatan seorang Adept-ahli diinisiasi dengan lambang tujuh tahap dimana ia menemukan rahasia dari prinsip-prinsip tujuh lipat secara alami dan manusia membangunkan kekuatan-kekuatan yang tidak aktif.” Doktrin Kehidupan kembali - Resurrection - membutuhkan arti yang spesifik dalam gnosis Ismaili yang menghubungkannya kepada pengajaran Blavatsky. Setiap prinsip-prinsip tujuh dari individu adalah “dibangkitkan” dari pengaruh prinsip berikutnya yang lebih tinggi. HPB tujuh lipat menguraikan prinsip-prinsip manusia yang disuguhkan juga secara bervariasi seperti Chaldean, Tibet, dan Chaldeo-Tibet. Tetapi faktanya analogi sejarahnya yang terdekat adalah Ismaili. [ 22 ]

Ajaran Blavatsky juga mempengaruhi penentuan sebuah perkumpulan rahasia terkemuka yang dikenal sebagai the Golden Dawn, yang muncul ke luar karena kontak Afghani dengan pimpinan Egyptian Rite Freemasonry.
Setelah bergerak di dalam tanah selama beberapa waktu, sampai tahun 1848, the “Year of Revolutions”, the Egyptian Rite of Freemasonry kemudian dihidupkan kembali kegiatannya di Paris dan dalam tahun 1856 juga didirikan di Mesir, Amerika, Romania dan negara-negara lainnya. Dalam tahun 1872, ketika the Egyptian Rite yang dikenal sebagai the Ancient and Primitive Rite, the Grand Mastership dari ordo ini dijabat oleh John Yarker, yang dilimpahkan kepadanya oleh Marconis de Negre. Yarker juga akrab dengan Blavatsky, bertemu di Inggris tahun 1878, dan menemuinya untuk merundingkan dengan Blavatsky mengenai sebuah inisiasi Masonic, meskipun terdapat upaya-upaya menyalahkan keterlibatannya dalam Freemasonry.

Di Paris, Yarker bertemu dengan Pascal Beverly Randolph, seorang okultis Africa-Amerika yang mengadakan perjalanan ke Mesir, dimana dia where he was supposedly initiated by a secret priestess of the Ismaili Muslims. Paschal Randolph was a noted medium, healer, occultist and author of his day, and also counted among his personal friends Bulwer-Lytton. Randolph's Brotherhood of Eulis claimed descent from the Rosicrucian Order, by charter of the “Supreme Grand Lodge of France”, and taught spiritual healing, western occultism and principals of race regeneration through forms of sex magic. Through Randolph, Yarker passed on the tradition of the Hermetic Brotherhood of Luxor, that was reborn as the Hermitic Brotherhood of Light, a continuation of the Frates Lucis, or Asiatic Brethren.

Dalam tahun 1873, Carl Kellner, seorang rekan Randolph, salah seorang dari para pengikut okult yang berhubungan dengan Freemasonry Mesir, yang melakukan perjalanan ke Cairo pada waktu kegiatan al Afghani. Di Mesir untuk pertama kali bertemu dengan seorang muda misterius, menyandang nama Aia Aziz, juga dikenal sebagai Max Theon. Sebenarnya, Max Theon adalah anak dari pemimpin terakhir sekte Frankist, Rabbi Bimstein dari Warsawa, Polandia.


MAX THEON
Max Theon melakukan perjalanan kemana-mana, dan di Cairo bekerja dengan Blavatsky, juga menjadi seorang murid Paulos Metamon, seorang “tukang sihir Coptic”. Paulos Metamon juga merupakan “Master” Blavatsky pertama, yang bertemu di Asia Minor dalam tahun 1848, kemudian bertemu lagi di Cairo dalam tahun 1870, dialah yang memperkenalkan Blavatsky kepada the Hermetic Brotherhood of Light. Yang menarik adalah, kosmologi tujuh lipat Ismailisme ternyat sudah terbiasa bagi Theon dan Blavatsky. Dalam tahun 1873, Metamon menyerahkan the Grand Mastership kepada Aziz, yang menggunakan nama Max Theon, kemudian pindah ke Inggris untuk menyebarluaskan ordo yang sama.

Adalah Carl Kellner dan Thoedore Reuss, anggota lainnya dari Bulwer-Lyttons' Societas Rosicruciana di Anglia, yang menggabungkan ritus Egyptian Rite Freemasonry, yang diizinkan kepada Reuss oleh John Yarker untuk membawa rahasia orang dalam dari the Hermetic Brotherhood of Luxor. Mengenai Kellner, Reuss menulis:

Selama melakukan perjalanannya yang sering dan ekstensif di Eropa, Amerika dan Timur Jauh, Bro. Kellner melakukan kontak dengan sebuah organisasi yang disebut The Hermetic Brotherhood of Light. Dorongan yang dia peroleh melalui hubungannya dengan wadah ini, juga kenyataan-kenyataan yang tidak bisa disebutkan disini, hingga menyebabkan Bro. Kellner's berkeinginan untuk mendirikan sejenis Academia Masonica yang akan memungkinkan saudara seiman yang sedang mencari-cari dapat mengenal semua tingkat dan sistem Masonic yang ada. Dalam tahun 1895 Bro. Kellner mendiskusikan secara panjang lebar dengan Bro. Reuss di Berlin mengenai bagaimana gagasan ini dapat direalisasikan.. Sewaktu dalam pembicaraan dengan Bro. Reuss ia tidak menyetujui usul mengenai nama Academia Masonica dengan memberikan alasan -alasan termasuk dokumentasi, menyarankan untuk memakai nama Oriental Templars. Namun pada waktu itu, yakni dalam tahun 1895 perundingan-perundingan ini tidak membawa hasil yang positif karena Bro. Reuss kemudian disibukkan dengan menggiatkan kembali Ordo Illuminati dan Bro. Kellner tidak bersimpati terhadap organisasi ini atau terhadap orang-orang yang aktif di dalamnya bersama-sama dengan Bro. Kellner. [ 23 ]

Adalah John Yarker yang diduga menyiapkan sebuah piagam untuk mendirikan the Ordo Templi Orientis, atau O.T.O., yang dipengaruhi oleh Reuss, yang berusaha untuk menghidupkan kembali tradisi-tradisi dari the Ancient Mysteries, the Knights Templars, the Freemasons, Rosicrucians dan the Illuminati. Ordo Templi Orientis berarti “Order of Eastern Templars”, yang mengacu kepada the Johannite myth dari Sabian atau pengaruh Ismaili. Lingkaran dalam okult the O.T.O. akan di atur paralel dengan tingkat tertinggi dari Egyptian Rite Masonry, dan doktrin-doktrin esoterik Rosicrucian dari the H.B. of L.

ALEISTER CROWWLEY

Ketua O.T.O., Reuss, kemudian digantikan oleh Aleister Crowley yang terkenal karena kejahatannya. Aleister Crowley menyandang gelar tingkat ke-33 Mason dari the Scottish Rite, juga seorang anggota dari the Isis-Urania Temple of Hermetic Students of the Golden Dawn. Disingkat menjadi The Golden Dawn, ordo ini didirikan dalam tahun 1888, oleh Bulwer-Lytton, seorang Masons dan anggota dari the Societas Rosicruciana di Anglia. Kult Isis ini dibentuk sekitar tahun 1877 yang diorganisir berdasarkan naskah Isis Unveiled karya Helena Blavatsky. Anggota-anggota The Order of the Golden Dawn diantaranya termasuk William Butler Yeats, Maude Gonne, istri Oscar Wilde, dan Arthur Edward Waite. The Golden Dawn pada waktu itu dipimpin oleh McGreggor Mathers, yang melacak spiritual leluhur ordonya sampai kepada ordo the Rosicrucians, dan dari sana, melalui Kabbalah sampai ke Mesir Kuno. Dan sewaktu di Mesir dalam tahun 1904, dimana Crowley melakukan kontak dengan wujud makhluk bernama Aiwass, yang mendiktekan kepadanya untuk isi bukunya yang kemudian diberi judul Book of the Law, berisi a.l. semboyan terkenal dari okultisme modern, “Do what thou wilt shall be the whole of the Law.”


THE SALAFI

Setelah Afghani meninggalkan Mesir, muridnya, Mohammed Abduh, dengan alasan yang tidak dapat dijelaskan ditunjuk sebagai the chief editor publikasi resmi pemerintah Mesir yang dikontrol Inggris, the Journal Officiel. Bekerja dibawah Abduh seorang temannya anggota Freemason, Saad Zaghul, yang kemudian mendirikan Partai Nasionalis Wafd. Dalam tahun 1883, Abduh bergabung dengan Afghani di Paris, dan kemudian pergi ke London, di sana ia mengajar di Oxford dan Cambridge, serta berkonsultasi dengan pejabat-pejabat Inggris mengenai krisis di Sudan melawan Mahdi.


MOHAMMED ABDUH

Di Paris dan London, Abduh membantu Afghani dalam mengatur jurnal berbahasa Perancis dan bahasa Arab di Paris, yang disebut Al Urwah al Wuthkah, atau the “Indissoluble Bond”, juga sebuah nama organisasi rahasia yang dia dirikan dalam tahun 1883. Diantara anggota-anggota Afghani di Paris adalah orang-orang Mesir, Turki, India, Siria, Afrika Utara dan banyak juga mereka yang beragama Kristen serta Yahudi, dan Bahai Persia, yang diusir dari Timur Tengah.

Ketika Perancis menekan Al-Murwah al-Wuthkah, Abduh mengadakan perjalanan ke seluruh negara-negara Arab selama beberapa tahun, dibawah berbagai penyamaran, terutama di Tunis, Beirut, dan Siria. Di setiap kota, dia mencoba merekrut orang-orang untuk menjadi anggota perkumpulan rahasia fundamentalisme Afghani. [ 24 ]

Seperti gurunya, Abduh bergabung dengan gerakan Bahai yang sudah berupaya dengan hati-hati dalam menyebarkan kepercayaannya ke Mesir. Bahai mulai didirikan di Alexandria dan Cairo dalam tahun 1860. Abduh bertemu dengan Abdul Baha ketika dia mengajar di Beirut, dan keduanya mulai bercengkrama dengan sangat bersahabat, dan keduanya menyetujui falsafah sebuah agama dunia - one-world-religion philosophy. [ 25 ] Memuji keutamaan Abdul Baha dalam ilmu agama dan diplomasi, Abduh mengatakannya bahwa “[dia] lebih dari itu. Sesungguhnya ia seorang besar, dialah orangnya yang patut mendapatkan nama kehormatan yang diterapkan kepadanya.”[26]

Abduh dikenal dengan pandangan reformasinya mengenai Islam. Akan tetapi, dalam How We Defended Orabi, A.M. Broadbent menyatakan bahwa, “Sheikh Abdu bukan seorang fanatik yang berbahaya atau seorang yang beragama dengan antusias, dia termasuk orang yang paling luas pemikirannya dalam Islam, berpegang kepada sebuah keyakinan politik serupa dengan republikanisme murni, dan seorang Master of a Masonic Lodge yang bersemangat.” [ 27 ] Seperti pengikut Ismaili sebelumnya, dia akan meningkatkan murid-muridnya secara progresif masuk jauh ke dalam derajat bid'ah. Kepada initiates yang lebih tinggi, dia akan mengungkapkan doktrin-doktrin the Scottish Rite dan falsafah one-world government - satu-agama-dunia. Meskipun demikian, kepada mereka yang Abduh anggap lebih bersedia, dia akan memperkenalkannya sebagai seorang pejabat intelijen Inggris dari London. [ 28 ]

Dari tahun 1888, sampai dengan kematiannya dalam tahun 1905, Abduh secara tetap berkunjung ke rumah kediaman dan kantor Lord Cromer. Dalam tahun 1892, dia ditunjuk untuk melaksanakan administrasi Komite Mesjid dan Universitas Al Azhar, lembaga pendidikan Islam paling bergengsi, dan universitas tertua di dunia. Dari jabatan tersebut dan karena reputasi Al Azhar, dia mengatur keseluruhan sistem Islam di Mesir dan banyak dari dunia Islam juga.


RASHID RIDA
Dalam tahun 1899, Lord Cromer, mengangkat Abduh sebagai Mufti Besar Mesir. Abduh sekarang kepala otoritas hukum Islam, juga sebagai the Masonic Grand Master of the United Lodge of Egypt. Lord Cromer adalah seorang anggota penting dari keluarga perbankan England's Baring, yang menjadi kaya raya dari hasil perdagangan opium di India dan Cina. Motif Lord Cramer menjadikan Abduh sebagai yang paling berkuasa dalam semua urusan mengenai Islam adalah untuk merubah hukum Islam yang melarang bunga bank, Abduh kemudian mengupayakan sebuah penafsiran Qur'an, untuk menciptakan jalan yang diperlukan untuk memberikan kebebasan kepada bank-bank Inggris berkuasa di Mesir. Mengenai Abduh, Lord Cromer menceriterakan, “Saya curiga teman saya Abduh dalam realitasnya seorang agnostic - orang yang tidak peduli adanya Tuhan - I suspect my friend Abduh was in reality an agnostic,” dan dia mengatakan gerakan reformasi Salafi yang dipimpin Abduh, bahwa “Mereka adalah sekutu alamiah dari reformer Eropa They are the natural allies of the European reformer.” [ 29 ]

Gerakan Salafi kemudian bersekutu dengan Wahhabi dari Saudi Arabia, melalui anggota Freemason, Mohammed Rashid Rida, yang setelah kematian Afghani dalam tahun 1897, dan Abduh dalam tahun 1905, menjabat pemimpin Salafi, Rida menjadi anggota the Indissoluble Bond pada usia muda. Dia dipromosikan Afghani melalui perkumpulan Masonic dengan membaca Al-Urwah al Wuthkah, yang kemudian dia mengakui sangat besar pengaruhnya dalam kehidupannya. Rida tidak bertemu Afghani, tetapi pada tahun 1897, dia pergi ke Mesir untuk belajar bersama Mohammed Abduh. Meskipun Rida tidak berbagi menggagas opini mengenai gerakan Bahai, hanya karena melalui pengaruhnya saja gerakan Salafi menjadi kuat bersekutu dengan Negara Saudi Arabia.

Footnotes:
[1] Dreyfuss, Hostage to Khomeini , p. 113. [ pdf ]
[2] Hansard's Parliamentary Debates , quoted from Paul A. Fisher, Their God is the Devil , pp. 18-19.
[3] Ruggiu, Jean-Pascal. “ Rosicrucian Alchemy and the Hermetic Order of the Golden Dawn ”.
[4] Dreyfuss, Hostage to Khomeini . p. 118.
[5] Ibid . p. 123 and 121.
[6] Ibid . p. 118.
[7] Nikki Keddie, Sayyid Jamal ad-Din “al Afghani”: A Political Biography , Berkeley, CA: University of California Press, (1927) p. 87
[8] David Hughes, Davidic Dynasty .
[9] Nikki Keddie, Sayyid Jamal ad-Din “al Afghani”: A Political Biography p. 116.
[10] Ibid . p. 87.
[11] Ibid . p. 91.
[12] Ibid .
[13] Ibid . p. 45.
[14 North West Province Special Branch, 29 August 189. quoted from Momen, Moojan, “ Jamal Effendi and the early spread of the Bahai Faith in Asia ”, Bahai Studies Review, Volume 8, 1998.
[15] (C.S.B.) Report of D.E. McCracken , dated 14 August 1897, in file Foreign: Secret E, Sept. 1898, no. 100, pp. 13-14; national archives of the government of India, New Delhi.
[16] Raafat, Samir. “ Freemasonry in Egypt: Is it still around? ” Insight Magazine, March 1, 1999.
[17] Dreyfuss, Hostage to Khomeini , p. 122.
[18] Ibid . p. 122.
[19] 1941: Iraq and the Illuminati .
[20] Manly P. Hall (33rd degree mason), "The Phoenix, An Illustrated Review of Occultism and Philosophy", 1960 The Philosophical Research Society , p. 122
[21] p. 280
[22] The Masters Revealed , p. 146.
[23] Howe, Ellic, Theodor Reuss: Irregular Freemasonry in Germany, 1900-23, 16 February 1978; Grand Lodge of BC and Yukon, Ars Quatuor Coronatorum , " Theodor Reuss: Irregular Freemasonry in Germany, 1900-23 ".
[24] Dreyfuss, Hostage to Khomeini , p. 136.
[25] Ibid. p. 279.
[26] Cole, Juan R. I. “ Rashid Rida on the Bahai Faith: A Utilitarian Theory of the Spread of Religions ”, Arab Studies Quarterly 5, 3 (Summer 1983): 278.
[27] Raafat, Samir. “ Freemasonry in Egypt: Is it still around? ” Insight Magazine, March 1, 1999.
[28] Dreyfuss, Hostage to Khomeini , p. 136.
[29] Goodgame, Peter. The Muslim Brotherhood: The Globalists' Secret Weapon .
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info

original source: http://www.terrorism-illuminati.com/book/toc.html

Read More...

Selasa, 24 Februari 2009

YANG JARANG TERUNGKAP PADA PERANG SALIB


Apakah anda tahu, kalau raja Richard dari Inggris tidak bisa berbahasa Inggris? Ataukah anda tahu kalau raja Richard dan sultan Saladin sering makan malam bersama dijeda pertempurannya? Seperti layaknya perang-perang yang lain, maka perang salib banyak sekali menyimpan cerita atau fakta unik dibaliknya.

1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan konyolnya beliau tidak bisa bahasa inggris.
Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis.
Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.


2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan.
Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali.
Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai " The Absent King


3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : "Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi "

4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim.
Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman.
Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.


5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah.
Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris.
Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran.
Sedangkan menurut Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran


6. Ketika ada salah satu panglima perang saladin memberontak, Richard membunuhnya dan menyerahkan kepalanya pada saladin serta berkata, "Aku tidak ingin orang ini mengacaukan "permainan" kecil kita". Dan keesokan harinya mereka bertempur sengit.

7. Pernah dalam suatu pertempuran, Richard melihat bahwa pedang saladin tumpul dan dia menghentikan perang hari itu untuk memberikan kesempatan agar saladin mengasahnya

8. Suatu hari, Richard sakit keras.
Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?


9. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka.
Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.


10. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders.
Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu.
Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju.
Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1.
Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa.
Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu


11. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.

12. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V.
Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim.
Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).


13. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenarnya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir

14. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi.
Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar.
Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya 'berbahaya'.


15. Kekalahan pasukan Arab lebih sering karena mereka terpancing melakukan serangan terbuka melawan kavaleri berat Eropa.
Dimana disiplin serta pengalaman tempur sukarelawan Jihad kalah jauh dari satuan tempur veteran Eropa khususnya ordo-ordo militer seperti Templar, Hospitallers dan Teutonic Knight.


16. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya.
Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya.
Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack


17. Pasukan turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan genghis khan, Eljigidei.
Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.


18. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir.
Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.


19. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab.
Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayab tapi menjadi pasukan khusus


20. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 - 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full - time.
Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.


21. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris.
Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil.
Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang.
Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.


22. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib.
Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja.
Khususnya apabila tertawan.
Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran.
Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim.
Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus.
Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja.
Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin


23. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin.
Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko


24. Kalau selama ini kita mendengar bahwa Saladin itu komandan yg santun, maka salah satu panglima mamluk yaitu Baybar adalah komandan yang garang.
Tidak kalah garangnya dalam soal bunuh-membunuh seperti crusaders. Kalau crusaders dibawah pimpinan Richard pernah menghukum mati seluruh tawanan muslim di Aacre, pasukan Baybar juga membunuh semua orang kristen di Acre, termasuk pendeta dan perempuan. bahkan dia berkirim surat ke komandan crusaders untuk menceritakan detil pembantaian di dalam suratnya.
Baybar bahkan sampai membuat lingkungan acre jadi gurun agar di masa depan sulit untuk jadi pangkalan crusaders lagi.


25. Saat pengepungan kota Acre, Baybars menggunakan siege weaponnya selain sebagai senjata penghancur berat jarak jauh, juga sebagai senjata psikologi dan biologi.
Senjata katapel-nya tidak hanya melontarkan batu ke arah kota, tapi juga mayat pasukan musuh, tawanan anak-anak yang masih hidup serta bangkai binatang spt kuda, unta dll.
Di abad pertengahan hal itu kerap disebut sbg 'humor pasukan artileri'.
Namun Baybars melakukannya lebih intensif dan mengerikan.


26. Akibat dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Maka Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai jihad.Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut.
Hasilnya luar biasa.
Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.


sumber :

http://www.englishmonarchs.co.uk

http://www.patrickkillough.com/books/sirws_talisman.html

Lebih lengkapnya baca sendiri di buku karya Sir Walter Scott "The Talisman"

Read More...

Minggu, 22 Februari 2009

SESAAT DISEKITAR MESJID NABI "NABAWI"


-
-
- dan komplek maqam syuhada uhud:
-

Read More...

Sabtu, 21 Februari 2009

TIBA-TIBA DIA BICARA....!


Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku, dengan wudu’ aku kau sentuh dalam keadaan suci,aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari.

Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari, setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra.....


Sekarang engkau telah dewasa…


Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…


Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah…

Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu, atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya, aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu.

Kadangkala oleh kawanmu aku dijadikan mas kawin agar mereka dianggap bertaqwa, atau aku oleh sebagian kawanmu dijadikan buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan, padahal aku hanyalah lembaran-lembaran kertas yang dijilid.

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian. di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu ketika kau kecil, pagi-pagi, surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.

Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.

Sekarang pagi-pagi sambil minum kopi, engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV.

Waktu senggang engkau sempatkan membaca buku karangan manusia.

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa, engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan.

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah) Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi, tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku di laci mobilmu.


Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu.

Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku.


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja.

Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu, jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun.


E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan, engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu.

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku.

Bila malam tiba engkau tahan menatap berjam-jam di depan TV, menonton pertandingan Liga Italia, musik atau Film dan Sinetron laga.

Didepan komputer berjam-jam engkau betah duduk, hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah.

Waktupun cepat berlalu, aku menjadi semakin kusam dalam lemari, mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu, seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali.

Itupun hanya beberapa lembar dariku, dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu.

Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku. Apakah koran,TV,radio komputer,dapat memberimu pertolongan, bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya?

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu.

Setiap saat berlalu, kuranglah jatah umurmu….


Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu.


Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu.

Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati.

Di kuburmu nanti, Aku akan datang sebagai makhluk perkasa yang akan membantu engkau membela diri.


Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu dari perjalanan di alam akhirat.

Tapi Akulah “Qur’an” kitab sucimu, yg senantiasa setia menemani dan melindungimu.

Peganglah aku lagi, bacalah kembali aku setiap hari, karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci, yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu.

Sentuhilah aku kembali, baca dan pelajari lagi aku.

Setiap datangnya pagi dan sore hari.


Setiap saat…


tulisan yg terselip di folder lupa asal-usulnya

Read More...

MARI RAPATKAN BARISAN...!!!

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,” (QS. Al Hajj : 40)

“dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya. Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hadid : 25)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)

Read More...

Jumat, 20 Februari 2009

HIPOKRIT ITU MENGUTIP HADIS NABI MUHAMMAD SAW.

Tidak ada seorang pun diantaramu yang beriman sampai dia mendoakan saudaranya seperti ia mendoakan dirinya sendiri. Salah satu hadist Nabi Muhammad SAW seperti yang diriwayatkan Imam Al Bukhari

PERCAYAKAH....?

Read More...

Selasa, 17 Februari 2009

ISLAM KITA.


Rasulullah adalah suri teladan terbaik bagi kita. Dalam Alquran dijelaskan, jika mengharapkan rahmat Allah, kita harus meneladani perilaku Rasulullah (QS al-Ahzab : 21).

Sunnah Nabi (perkataan dan perbuatan) adalah sumber kedua ajaran Islam setelah Alquran. Antara Alquran dan Sunnah Nabi tidak bisa dipisahkan, karena Sunnah Nabi adalah penjelas maksud Alquran. Karena itu, kedudukan Sunnah sangat penting dalam ajaran Islam.


Dari Sunnah kita juga tahu bagaimana Nabi memahami dan mengekpresikan ajaran Islam. Adakah perbedaan ekspresi keislaman Nabi dan umat Islam saat ini.


Benar, Islam saat ini berbeda dengan Islam yang ditampilkan pada masa Nabi Muhammad Saw. Islam ditampilkan oleh Rasulullah Saw itu lebih halus dan lembut, penuh dengan rahmat, penyayang, dan tawadhu’, berbeda dengan realitas umat Islam saat ini.


Banyak faktor yang mempengaruhi ekspresi keislaman kita sehingga berbeda dengan ekspresi keislaman Nabi Saw.
Islam saat ini telah terkontaminasi sehingga tampil lebih, garang, emosional, dan egois.

Jika kita bisa mempraktikkan nama Allah yang 99 (asmaul husna), niscaya kita menjadi insan kamil (manusia paripurna).

Dari 99 sifat Allah yang sering diteladani Nabi adalah sifat-sifat Allah Swt. Kalau kita mengkaji Alquran, wajah Alquran halaman demi halaman banyak dihiasi sifat-sifat lembut Allah.


Contohnya, dalam bacaan basmalah tidak ada kalimat-kalimat kasar & ganas. Inti meneladani Rasulullah adalah mengekspresikan Islam sebagaimana mengekspresikannya.


Ekspresi keislaman Nabi adalah acuan moral kita dalam mempraktikkan ajaran Islam. Misalnya, Rasulullah menampilkan Islam sebagai agama yang lembut.
Kita tahu negara Arab negara padang pasir, sesuai dengan kondisi alamnya yang keras dan panas, sikap atau watak orang-orang Arab akan cenderung sangat keras.


Tapi Rasulullah berhasil menampilkan Islam sebagai agama yang lembut dan menciptakan tatanan masyarakat yang juga lembut. Ini berhasil sampai akhirnya tatanan masyarakat ini tidak bisa bertahan lama. Ia hancur beberapa tahun semenjak Nabi wafat.


Menurut Alquran, keislaman adalah “an going process”. Jadi, proses keislaman itu berlapis-lapis, artinya harus ada reislamisasi.

Jadi islamisasi itu harus dianggap sebagai “an going process”. Alquran diturunkan secara berangsur-angsur agar manusia dapat mengerti dan memahami ajaran Alquran itu sendiri.

Jadi, Alquran diturunkan tidak sekaligus, tapi tahap demi tahap, memerlukan waktu dan masa yang panjang agar pemahaman umat Islam (pada masa Nabi) menjadi benar dan baik.


Ekspresi keislaman saat ini tidak satu,. Kalau dulu orientasinya lebih kesemarakan (perbedaan), oleh karena itu harus ada pola pendalaman. Jadi, bukan kesemarakan Islam yang dijadikan pijakan, tetapi pendalamannya atau penghayatannya yang perlu diperdalam lagi.
Kita tidak bisa menimpakan kesalahan yang terjadi di tubuh umat Islam hanya kepada para ulama, karena mereka juga adalah manusia biasa yang bisa salah dan bisa benar.


Hanya saja, para ulama jangan berhenti belajar. Jadi, bukan masyarakat saja yang mesti belajar. Selain itu, sikap tawadhu’ harus menghiasi perilaku para ulama sebagaimana yang diajarkan dalam kitab Ta’limul Muta’alim. Kita tetap menghargai ulama dan kyai.
Meskipun demikian, penghormatan kita kepada para ulama dan kiyai jangan sampai menghilangkan daya rasionalitas dan kritis kita.


Kemudian jangan ada emosi dalam mencari objektivitas kebenaran. Perbedaan adalah hal yang wajar. Jadi, jangan kita jadikan perbedaan sebagai ajang permusuhan, tapi ajang perlombaan untuk tampil sebagai manusia terbaik di mata Allah.


Dari perbedaan pandangan atau perbedaan ekspresi keislaman melahirkan kelompok-kelompok di tubuh umat. Tak jarang antar kelompok ini saling berbenturan sesama mereka. Bagaimana Anda melihat hal ini?

Rasulullah diutus untuk melahirkan “masyarakat ummah”, bukan masyarakat kabilah atau kaum.

Dalam Alquran ada tujuh konsep komunitas yaitu hizbun, qaum, sya’bun, dan sebagainya. Tetapi ketujuh konsep komunitas ini tidak dijadikan rujukan oleh Rasulullah. Yang dijadikan konsep Rasulullah dalam membangun tatanan adalah konsep “ummah”. Kata “ummah” berasal dari kata ummu (ibu).


Dari kata ini lahir kata imamah (kepemimpinan), imam (pemimpin) dan makmum (yang dipimpin). Imam yang baik dan ma’muk yang baik melahirkan konsep imamah. Terciptanya Imamah yang baik melahirkan konsep ummah.


Dalam “masyarakat ummah” tidak ada pengelompokan masyarakat atas dasar enis, agama, dan sebagainya. Masyarakat melebur jadi satu dengan segala perbedaannya untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya, khairu ummah (umat terbaik) adalah idealisasi masyarakat yang diharapkan Rasulullah.


Kita semua optimis dengan perkembangan masa depan Islam, meskipun saat ini umat Islam belum bisa menampilkan diri sebagai khairu ummah sebagaimana yang tadi anda katakan; sering bentrok antar sesama misalnya.
Alasannya, masyarakat islam semakin terbuka, semakin menuntut profesionalisme, transparan, dan sebagainya.


Jadi itulah Islam, tidak ada tempat bagi mereka yang curang, kolusi, dan korupsi. Semuanya sudah transparan dengan berkembangnya waktu dan teknologi. Saya yakin, seiring dengan perjalanan waktu dan kemauan umat Islam untuk selalu mempebaiki diri, kita akan tampil menjadi umat yang terbaik.

Alquran menyatakan bahwa umat Islam adalah bersaudara.
Tapi bagaimana membangun ukhuwah islamiyah (persaudaraan antarmuslim) jika umat Islam masih terkotak-kotak.

Ukhuwah akan terwujud jika umat Islam berhasil menyatukan pandangan mereka.


Terwujudnya ukhuwah islamiyah tidak mesti harus dengan keseragaman pemahaman agama. Di sinilah keindahan Islam. Nuansa warna-warni perbedaan yang tetap dalam koridor Al-Qur’an dan sunah , menunjukkan keindahan.

Kalau semuanya seragam, kehidupan akan menoton dan tidak indah lagi. Ini bukan apologi yang timbul di saat umat Islam tidak bisa mewujudkan persaudaraan.

Perbedaan dalam bahasa Arab dikenal dengan kata “ikhtilaf”. Ikhtilaf adalah perbedaan, tapi perbedaan yang konstruktif dan masih dibolehkan dalam ajaran Islam. Yang dilarang adalah perbedaan yang menjurus pada konflik, ketegangan, emosional, dan memutuskan silaturrahmi serta menimbulkan fitnah.
Seperti pertentangan kelompok Ali dengan kelompok Aisyah yang sama-sama keluarga Nabi, ini merupakan fitnah, bukan ikhtilaf lagi.


Nabi pernah bersabda, “Ikhtilaf yang terjadi di antara umatku adalah rahmat”. Sikap arif dan dewasa sangat penting bagi umat Islam saat ini.
Janganlah kita mudah mengatakan suatu hal bid’ah, karena sepanjang ada rujukannya, baik Alquran maupun hadits, semua itu dibenarkan dan bukan menjadi sandungan bagi umat Islam untuk membangun ukhuwah islamiyah yang solid.


Read More...

Senin, 16 Februari 2009

KEUTAMAAN JIHAD FII SABIILILLAAH .."repost"


"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal". (Q.S. At-Taubah : 20-21).

Melalui ayat tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan jaminan bahwa orang yang beriman, berjihad dan berhijrah akan mendapatkan kenikmatan ruhaniah berupa : derajat yang tinggi dan mulia di sisi Allah, rahmat dan karunia Allah, ridha Allah yaitu disenangi Allah dan merasa senang pula dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, dan kenikmatan yang abadi di akhirat (surga).

Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Quran" memberikan ulasan tentang ayat tersebut, bahwa orang-orang beriman secara bertahap dan bertingkat mendapatkan kenikmatan berupa siraman karunia Allah yang meresap ke dalam jiwa. Lebih dari ituk orang beriman memperoleh semacam asuransi kerohanian dalam bentuk kehidupan di taman surga pada masa yang akan datang, satu kehidupan yang penuh nikmat lagi abadi.

Ayat tersebut menggambarkan bahwa antara iman, hijrah dan jihad saling kait-mengait, merupakan rangkaian mata rantai tak terputuskan. Dengan semangat iman akan terasa ringan dalam menghadapi tantangan demi tantangan jihad, menapak keteguhan hati, menumbuhkan kesabaran, kesiapan dan memantapkan jiwa yang sedang mengalami penderitaan dan kesukaran, serta dapat melihat cahaya pengharapan dan kemenangan.

KEUTAMAAN JIHAD
Kata jihad berasal dari akar kata jahada, yujahidu, jihad, yang artinya kerja keras. Juga bosa terambil dari akar kata jahd yang berarti letih atau sukar. Maka jihad fi sabilillah bermakna berikhtiar dengan kerja keras dan mengusahakan sesuatu sekuat tenaga dan maksimal menghadapi berbagai macam kesulitan, keletihan, dan kesukaran dalam melaksanakan ibadah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Keutamaan jihad fi sabilillah termuat di dalam beberapa firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di antaranya, Pertama, mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Baqarah : 218).
Kedua, Allah melebihkan orang yang berjihad dengan yang tidak berjihad. Firman Allah, "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar". (Q.S. An-Nisa : 95).

Ketiga, mendapatkan keberuntungan. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S. Al-Maidah : 35).

Keempat, tergolong orang-orang yang benar.Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Hujurat : 15).

Kelima, orang yang berjihad termasuk manusia terpilih. “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Q.S. Al-Hajj : 78).

Keenam, jihad merupakan perniagaan yang menguntungkan. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya”. (Q.S. Ash-shaf : 10-11).

Ketujuh, jihad merupakan amalan yang afdhol atau utama. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam ditanya, ”Amal apakah yang paling afdhol?”. Maka, beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Ditanya lagi, “Kemudfian apa?” Beliau berkata, ”Jihad fi sabilillah”. Ditanya lagi, ”Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Hajji mabrur”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).

“Telah datang seseorang kepada Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam, lalu bertanya, ”Seseorang berperang agar memperoleh harta rampasan, seorang lagi berperang agar namanya terkenal, seorang lagi berperang karena keberanian. Siapakah di antara mereka yang termasuk fi sabilillah?”. Rasulullah menjawab, “Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, dialah yang disebut fi sabilillah”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abi Musa).

Kedelapan, memperoleh pahala berlipat ganda. “Siapa yang mengeluarkan belanja untuk jihad di jalan Allah, maka tercatat untuknya tujuh ratus lipat ganda”. (H.R. At-Tirmidzi dari Abu Yahya Khuraim bin Fatik Radhiyallahu ‘Anhu).

PERINTAH BERJIHAD
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Q.S. Al-Hajj : 78).

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Q.S. At-Taubah : 41).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang sampai mati tidak berjihad di jalan Allah dan tidak tergerak dalam hatinya untuk berjihad di jalan Allah, maka ia mati di salah satu cabang kemunafikan”. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Dua ayat dan hadits di atas, serta masih banyak ayat lainnya yang berhubungan dengan kewajiban berjihad di jalan Allah, merupakan bentuk perintah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada orang-orang beriman agar melaksanakan jihad di jalan-Nya.

Di dalam melaksanakan perintah berjihad di jalan Allah, tentunya orang-orang beriman saling menguatkan dan saling menolong satu dengan yang lainnya, seperti satu bangunan yang kokoh. Allah mengingatkan bahwa orang yang berjihad dengan harta dna jiwa, dengan orang yang memberikan kediaman dan pertolongan, satu sama lain lindung-melindungi.

Firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Anfal : 72).

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yangtersusunkokoh”. (Q.S. Ash-Shaff : 4).
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-Maidah : 2).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan, “Siapa yang mempersiapkan keperluan orang yang berjihad berarti ia telah ikut berjuang di jalan Allah, dan siapa yang menjaga keluarga mujahid di jalan Allah berarti telah berjihad”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘Anhu).

“Siapa yang tidak berjihad dan tidak membantu persiapan orang yang berjihad atau tidak menjaga dengan baik keluarga orang yang berjihad, maka ia akan ditimpa bencana sebelum hari kiamat”. (H.R. Abu Dawud dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu).

PENUTUP
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka marilah kita jadikan Allah, Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah sebagai prioritas hidup utama. (Q.S. At-Taubah : 24). Lalu, marilah kita kerahkan segala kemampuan yang Allah karuniakan kepada kita guna meniti jalan jihad di jalan-Nya. Harta, ilmu, fisik, doa, keterampilan, dan apa yang kita miliki, apa yang kita bisa lakukan, kita tuangkan dalam jalan Allah (Q.S. Al-Anfal : 60). Itu semua sebagai wujud ‘baiat’, jual beli, dan janji kita kepada Allah Subahanhu Wa Ta’ala (Q.S. At-Taubah : 111).

Abu Ibrahim Syuhada Al-Aqsha

Read More...