Senin, 16 Februari 2009

KEUTAMAAN JIHAD FII SABIILILLAAH .."repost"


"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal". (Q.S. At-Taubah : 20-21).

Melalui ayat tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan jaminan bahwa orang yang beriman, berjihad dan berhijrah akan mendapatkan kenikmatan ruhaniah berupa : derajat yang tinggi dan mulia di sisi Allah, rahmat dan karunia Allah, ridha Allah yaitu disenangi Allah dan merasa senang pula dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun, dan kenikmatan yang abadi di akhirat (surga).

Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Quran" memberikan ulasan tentang ayat tersebut, bahwa orang-orang beriman secara bertahap dan bertingkat mendapatkan kenikmatan berupa siraman karunia Allah yang meresap ke dalam jiwa. Lebih dari ituk orang beriman memperoleh semacam asuransi kerohanian dalam bentuk kehidupan di taman surga pada masa yang akan datang, satu kehidupan yang penuh nikmat lagi abadi.

Ayat tersebut menggambarkan bahwa antara iman, hijrah dan jihad saling kait-mengait, merupakan rangkaian mata rantai tak terputuskan. Dengan semangat iman akan terasa ringan dalam menghadapi tantangan demi tantangan jihad, menapak keteguhan hati, menumbuhkan kesabaran, kesiapan dan memantapkan jiwa yang sedang mengalami penderitaan dan kesukaran, serta dapat melihat cahaya pengharapan dan kemenangan.

KEUTAMAAN JIHAD
Kata jihad berasal dari akar kata jahada, yujahidu, jihad, yang artinya kerja keras. Juga bosa terambil dari akar kata jahd yang berarti letih atau sukar. Maka jihad fi sabilillah bermakna berikhtiar dengan kerja keras dan mengusahakan sesuatu sekuat tenaga dan maksimal menghadapi berbagai macam kesulitan, keletihan, dan kesukaran dalam melaksanakan ibadah di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Keutamaan jihad fi sabilillah termuat di dalam beberapa firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di antaranya, Pertama, mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Baqarah : 218).
Kedua, Allah melebihkan orang yang berjihad dengan yang tidak berjihad. Firman Allah, "Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar". (Q.S. An-Nisa : 95).

Ketiga, mendapatkan keberuntungan. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S. Al-Maidah : 35).

Keempat, tergolong orang-orang yang benar.Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Hujurat : 15).

Kelima, orang yang berjihad termasuk manusia terpilih. “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Q.S. Al-Hajj : 78).

Keenam, jihad merupakan perniagaan yang menguntungkan. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya”. (Q.S. Ash-shaf : 10-11).

Ketujuh, jihad merupakan amalan yang afdhol atau utama. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam ditanya, ”Amal apakah yang paling afdhol?”. Maka, beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. Ditanya lagi, “Kemudfian apa?” Beliau berkata, ”Jihad fi sabilillah”. Ditanya lagi, ”Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Hajji mabrur”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu).

“Telah datang seseorang kepada Rasulullah Shallallhu ‘Alaihi Wasallam, lalu bertanya, ”Seseorang berperang agar memperoleh harta rampasan, seorang lagi berperang agar namanya terkenal, seorang lagi berperang karena keberanian. Siapakah di antara mereka yang termasuk fi sabilillah?”. Rasulullah menjawab, “Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimat Allah, dialah yang disebut fi sabilillah”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abi Musa).

Kedelapan, memperoleh pahala berlipat ganda. “Siapa yang mengeluarkan belanja untuk jihad di jalan Allah, maka tercatat untuknya tujuh ratus lipat ganda”. (H.R. At-Tirmidzi dari Abu Yahya Khuraim bin Fatik Radhiyallahu ‘Anhu).

PERINTAH BERJIHAD
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (Q.S. Al-Hajj : 78).

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (Q.S. At-Taubah : 41).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang sampai mati tidak berjihad di jalan Allah dan tidak tergerak dalam hatinya untuk berjihad di jalan Allah, maka ia mati di salah satu cabang kemunafikan”. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Dua ayat dan hadits di atas, serta masih banyak ayat lainnya yang berhubungan dengan kewajiban berjihad di jalan Allah, merupakan bentuk perintah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada orang-orang beriman agar melaksanakan jihad di jalan-Nya.

Di dalam melaksanakan perintah berjihad di jalan Allah, tentunya orang-orang beriman saling menguatkan dan saling menolong satu dengan yang lainnya, seperti satu bangunan yang kokoh. Allah mengingatkan bahwa orang yang berjihad dengan harta dna jiwa, dengan orang yang memberikan kediaman dan pertolongan, satu sama lain lindung-melindungi.

Firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Anfal : 72).

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yangtersusunkokoh”. (Q.S. Ash-Shaff : 4).
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-Maidah : 2).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan, “Siapa yang mempersiapkan keperluan orang yang berjihad berarti ia telah ikut berjuang di jalan Allah, dan siapa yang menjaga keluarga mujahid di jalan Allah berarti telah berjihad”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘Anhu).

“Siapa yang tidak berjihad dan tidak membantu persiapan orang yang berjihad atau tidak menjaga dengan baik keluarga orang yang berjihad, maka ia akan ditimpa bencana sebelum hari kiamat”. (H.R. Abu Dawud dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu).

PENUTUP
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka marilah kita jadikan Allah, Rasul-Nya, dan jihad fi sabilillah sebagai prioritas hidup utama. (Q.S. At-Taubah : 24). Lalu, marilah kita kerahkan segala kemampuan yang Allah karuniakan kepada kita guna meniti jalan jihad di jalan-Nya. Harta, ilmu, fisik, doa, keterampilan, dan apa yang kita miliki, apa yang kita bisa lakukan, kita tuangkan dalam jalan Allah (Q.S. Al-Anfal : 60). Itu semua sebagai wujud ‘baiat’, jual beli, dan janji kita kepada Allah Subahanhu Wa Ta’ala (Q.S. At-Taubah : 111).

Abu Ibrahim Syuhada Al-Aqsha

Posting Komentar