Minggu, 16 November 2008

MALAIKAT YAHUDI BERBULU SRIGALA.

Sudah menjadi rahasia umum jika Obama memakai sebutan "Bush kulit hitam" dari kalangan Yahudi dan mengatakan Yahudi harus terlihat hitam dan Mossad harus lebih banyak merekrut agen hitam dengan begitu akan muncul wajah baru, performance baru : Malaikat yahudi berbulu srigala.


“Presiden Amerika Serikat haruslah seorang pembela Israel tanpa reserve”. Adagium ini tampaknya dipahami betul oleh seorang Barack Obama, senator Demokrat yang sebentar lagi dilantik menjadi presiden.


“Saya akan mulai dengan prinsip bahwa Israel adalah sekutu kuat kita dan keamanan mereka tidak bisa dikompromikan. Saya juga akan mulai dengan prinsip bahwa…apa yang baik bagi keamanan Israel adalah solusi dua-negara yang mengizinkan orang Palestina untuk hidup di negara mereka sendiri dan orang Israel untuk mempertahankan keamanan negaranya.” itu statement Obama yang kita harapkan dia konsisten karena sudah dipastikan tidak akan terwujud, karena seperti bermimpi ingin menyatukan air dengan minyak, bahkan akan meng-eskalasi konflik..nah detik-detik armageddon memang sudah dalam tahap ”count down”


Apakah ini, orang yang memberi harapan bagi dunia? Orang yang menjual latar belakangnya sebagai “pernah dekat dengan islam” dan “kulit hitam” sebagai penarik simpati dunia padanya? Tapi ternyata di belakang dia mengatakan dengan tegas pada orang Yahudi : “Aku bersama kalian sepenuhnya” dan seolah berkata “aku hanya mengatakan semua itu (bahwa dia simpati terhadap islam) untuk mempermainkan mereka (umat islam)”.


Masa ada sih Yahudi Kulit hitam? orang Yahudi kan putih? nah, untuk itu kita belajar sejarah Yahudi. Raja Solomo atau Sulaiman adalah keturunan Daud pendiri Israel setelah Musa, terkenal dengan mempunyai banyak istri, tapi tau ga? istrinya yang terkenal? atau cewe selingkuhannya? tertulis kok di kitab suci Yahudi, Kristen, Islam yaitu Ratu Sheba seorang ratu dari Afrika Ethiopia. Nah dari situ ada keturunannya anak lelaki yang bernama Menelik, itulah asalnya Yahudi kulit hitam yang juga banyak di Indonesia. Mereka sering dikenal dengan Falasha, kalangan Yahudi Hitam Ethiopia atau yang lebih dikenal dengan Falasha. Yahudi hitam ini, yang mempraktekkan Yudaisme, menjadi perhatian dunia tatkala pemerinta Israel menerbangkan mereka untuk pembebasan dari penganiayaan politis di tahun 1976. Sampai dibuat filmnya kok.

Inilah yang secara tegas dinyatakan dalam Al-Qur’an bahwa akan ada orang yang “mengaku beriman” tetapi itu hanya bohong dan ternyata orang itu jauh lebih berbahaya bagi kaum muslimin.

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan “kami telah beriman”, dan apabila mereka kembali kepada setan-setan (orang-orang kafir/ Yahudi) mereka mengatakan “sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanyalah bermain-main” (Al-Baqarah (2) : 14)”

Berharap pada pemimpin dari kalangan non-muslim, tentu bukan ciri muslim sejati, karena Allah telah menegaskan dalam Al-Quran :

“… Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang zhalim (Al-Mumtahanah : 6)”

Pada ayat suci di atas, jelas diterangkan bahwa kita dilarang untuk menjadikan kawan, orang yang memerangi agama Islam, atau yang membantu orang lain (misal Israel) dalam memerangi agama Islam dan mengusir umat Islam (dari tanah Palestina). Jika sebagai kawan pun sudah dilarang, apalagi sampai menjadikan “tokoh” yang dikagumi atau diberi harapan? Astagfirullah, jangan sampai menjadi orang zhalim.. Na’udzubillahimindzalik..

Pada November 2008, Rahm Emanuel (seorang Yahudi, anak seorang Israel) baru saaja ditawarkan jabatan oleh Obama menjadi White House Chief Of Staff. Dan lebih mengagetkan lagi bila mentor Obama sendiri iaitu Abner Mikva menyatakan "Obama will be the first Jewish President Of USA" dalam Jerusalem Post pada 5 November 2008.


Semua gila Obama. Kharisma, kecerdasan, harapan baru dan entah apa lagi. Ibaratnya, kalau mahkluk planet lain bertanya di mana itu bumi, banyak orang kemarin-kemarin cuma menjawab dengan, “Yang ada Radiohead-nya itu lho!”. Tapi kini ada penunjuk baru: Obama. Dijamin mahkluk itu langsung jadi paham di mana bumi itu.


Sudah menjadi rahasia umum besarnya peran lobi Yahudi dalam setiap pemilu presiden AS. Sehingga siapapun yang ingin menjadi presiden di Negeri Paman Sam, harus menunjukkan komitmen dan dukungan penuhnya terhadap eksistensi negara ilegal Israel.

Sejumlah survei yang dilakukan menunjukkan mayoritas dukungan Yahudi AS pada Obama. Data situs Israel Ynet misalnya, menyebutkan bahwa 78 persen pemilih dari kalangan Yahudi AS memberikan dukungannya pada Obama dan hanya 21 persen pemilih Yahudi yang memberikan suaranya untuk McCain dalam pemilu presiden kemarin.


Dukungan Yahudi AS pada Obama tidak terlepas dari tujuan mereka untuk tetap menjaga eksistensi negara ilegal Israel yang berdiri di atas tanah milik bangsa Palestina. Terkait hal ini, James Rubin yang pernah menjadi penasehat luar negeri mantan presiden Bill Clinton mengatakan, ada keyakinan yang tertanam di kalangan masyarakat Yahudi bahwa, jika AS lemah maka Israel juga lemah dan jika AS dihormati maka Israel juga akan dihormati. Dalam hal ini publik Yahudi melihat Obama sebagai sosok yang kuat dan populer bukan hanya di mata publik AS tapi juga di mata masyarakat dunia.


Faktor lainnya yang membuat publik Yahudi menggantungkan harapannya pada Obama adalah sikap Obama terhadap kelompok pejuang Hamas di Palestina. Obama menyatakan akan bersikap tegas terhadap Hamas sampai Hamas mau mengakui eksistensi Israel. Obama juga menyalahkan para pemimpin Palestina yang dianggapnya sebagai penyebab penderitaan rakyat Palestina.


Yang paling berbahagia dengan kemenangan Obama pastilah Israel. Apalagi dalam kampanyenya Obama menegaskan bahwa dirinya adalah "sahabat sejati" Israel.

Karena itu, tidak mudah bagi Obama untuk keluar dari ’jaring-jaring kebijakan global’ seperti sebelumnya. Banyak pemimpin Barat yang menghendaki umat Islam mengubah pikirannya agar menyesuaikan diri dengan ’dunia modern’. Dan tanpa disuruh pun, sudah banyak kalangan cendekiawan yang sudah menjalankan perintah Barat, karena keberhasilan program ’cuci otak’. Maka tidak heran, jika ekspor paham liberal ke tengah-tengah umat Islam tampaknya akan berjalan terus. Apalagi, Partai Demokrat pun memiliki kebijakan moral dan agama yang lebih liberal dibanding Republik. Bisa-bisa, politik belah bambu akan terus dijalankan: kelompok-kelompok liberal di Indonesia akan semakin diangkat ke atas, dan kaum non-liberal semakin diinjak.


Jadi, dalam situasi yang berat tersebut, umat Islam sebaiknya tidak terlalu berharap serius pada seorang Obama. Kemenangan Obama adalah sebuah drama (tontonan) yang menarik. Ibarat obat sakit kepala, Obama bisa meringankan pusing sejenak. Nantinya, entahlah! Tentu, lebih menarik andaikan tontonan ini dilanjutkan ke babak berikutnya: Obama bin Hussein bertemu dengan Osama bin Ladin. Dua tokoh puncak dunia bertemu. Dunia mungkin akan segera damai. Pabrik senjata gulung tikar. Tentara AS pulang kandang. Ini memang mimpi. Tapi, bukankah kata Obama, di AS semua bisa terjadi dan AS juga dibangun oleh mimpi para pendirinya?

Posting Komentar