Kamis, 23 Oktober 2008

E-MAIL

Sebuah e-mail yang saya terima dr seorang sahabat, karena consent saya terhadap kondisi umat Islam akhir-ini yang selalu mengalami fitnah dan stigmasi..maka e-mail ini saya masukkan kedalam blog supaya umat Islam yang perduli dapat mengetahui apa yang terjadi dan sama-sama merasakan keprihatiannya...terhadap kondisi umat saat ini.

TEROR PLUMPANG

Oleh Fauzan Al-Anshari

(Direktur Lembaga Kajian Strategis Islam)

Isu terorisme kembali menyeruak setelah sekian lama sepi dari pemberitaan. Tertangkapnya sejumlah orang di Kelapa Gading Jakarta Utara yang dituduh sebagai teroris oleh Densus 88 menimbulkan tanda tanya besar, apalagi konon yang dijadikan target adalah Depo BBM di Plumpang. Pasalnya, penangkapan tersebut terjadi beberapa hari menjelang Jaksa Agung mengumumkan hari-H eksekusi Amrozi cs. Ada apa di balik penangkapan tersebut dan benarkah mereka adalah teroris?

Bezuk Amrozi cs

Pada hari jum’at 17 Oktober 2008 saya bersama rombongan keluarga Amrozi dari Lamongan, keluarga Imam Samudera dari Serang, dan Tim Pengacara Muslim (TPM) mengunjungi Amrozi cs di Lapas Batu Nusa Kambangan. Perjalanan saat itu cukup berat karena hujan deras dan kendaraan angkutan dari dermaga ke Lapas sangat tidak layak. Bayangkan, satu mobil truk diisi 30-an orang (laki-laki, perempuan, anak-anak, nenek-nenek) sampai berdesak-desakan di dalam mobil yang pengab dan bocor.

Sesampai di Lapas, Amrozi cs sudah menunggu. Kami langsung bersalaman dan melepas kerinduan. Siapa pun yang melihat raut wajah ketiganya pasti tidak percaya, bahwa tidak ada sedikit pun rasa takut atau khawatir akan datangnya hari-H eksekusi tersebut. Malah secara khusus mereka meminta kepada para pembezuk untuk menyampaikan klarifikasi yang menyangkut isu pancung. Mereka berkata, bahwa tidak ada sedikit pun terbersit dalam hati mereka untuk memilih hukuman pancung atau apa pun terkait rencana eksekusi tersebut.

Sebab, mereka berdalih jika mereka memilih berarti mengakui hukum KUHP yang disebutnya hukum thaghut (setan).

Oleh sebab itu, mereka tegaskan, bahwa ajalnya tidak tergantung oleh eksekusi mati oleh hakim atau siapa pun. Bahkan hakim yang memvonis mati mereka sudah mati duluan. Sedangkan jaksa penuntutnya, yakni Urip, terlibat kasus suap 6 M yang mencoreng nama Kejaksaan Agung. Mereka bertiga memberi warning kepada para eksekutornya baik itu regu tembaknya maupun para petingginya sampai presiden SBY, bahwa mereka yang mendukung eksekusi ini hukumnya murtad dan akan di-qishosh (dibalas) oleh mujahidin dalam maupun luar negeri, atau melalui Tangan Alloh swt secara langsung.

Ketika saya tanya dalilnya, Mukhlas menjawab dengan mengutip pendapat Imam Ibnu Taimiyah, bahwa jika ada orang Islam membunuh orang Islam karena rebutan dunia seperti harta, tahta atau wanita, maka hukumnya dosa besar. Sedangkan jika orang Islam membunuh muslim karena perjuangannya membela agama Islam, maka orang Islam itu jatuh murtad dan wajib dibunuh jika tidak bertobat. “Ancaman’ mereka inilah yang langsung direspon oleh Kapolri. Tidak lama kemudian muncullah berita penangkapan ‘teroris’ Kelapa Gading tersebut.

Target Aneh

Saya heran mengapa Densus 88 langsung memvonis bahwa target utama kelompok Kelapa Gading tersebut adalah Depo BBM di Plumpang. Ini aneh, karena baru kali ini sasarannya bukan asset atau kepentingan asing. Mengapa yang menjadi target berubah menjadi asset bangsa Indonesia yang sangat fital dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Apakah ini sebuah rekayasa tuduhan keji atau pengalihan target agar masyarakat bertambah benci terhadap para tersangka tersebut? Ini ‘permainan’ yang sangat berbahaya.

Saya juga heran mengapa khusus untuk kasus terorisme tersangkanya langsung divonis sebagai teroris, padahal yang berwenang menentukan dia itu teroris atau bukan adalah pengadilan. Inilah yang disebut trial by the public opinion, memvonis seseorang itu sebagai bersalah melalui pembentukan opini, bukan lewat pengadilan. Perlakuan terhadap tersangka pun nampak sewenang-wenang, seperti dengan kaki terborgol. Bandingkan dengan koruptor Syamsul Nursalim yang mencuri uang rakyat Rp 47 trilyun. Anaknya, Antoni Salim justru diantar ke Istana SBY oleh Gories Mere dan Sutanto di atas karpet merah.

Pertanyaan akan bermunculan, seperti mengapa berita penangkapan itu muncul menjelang eksekusi Amrozi? Apakah hal itu kelak akan dimanfaatkan sebagai bukti bahwa ‘ancaman’ Amrozi cs benar-benar akan dilaksanakan? Atau itu cuma sekedar sensasi untuk meraup kembali bantuan dolar Amerika? Apa Amerika masih sanggup membantu Densus 88 dan Satgassus Bom-nya dengan kucuran dolar untuk memerangi terorisme, sementara ia sendiri sedang collaps?

Mengapa Nordin M Top belum juga tertangkap? Apakah ia sudah ke Suriah seperti yang pernah disampaikan oleh Komandan Densus 88 Brigjen Suryadarma yang dimuat oleh Assosiated Press? Padahal susunan organisasi kepemimpinan Densus 88 terbilang paling lama tidak berubah. Goris Mere masih tetap mengontrol penuh pasukan khusus anti teroris tersebut walaupun dia kini menjadi Khalakhar BNN. Mengapa tidak ada tour of Duty di organisasi kepemimpinan Densus 88? Mengingat masa kerjanya sudah lebih 5 tahun namun belum berhasil menangkap Nordin M Top? Jadi untuk apa Densus 88 dipertahankan kalau kinerjanya buruk?

Ancaman atau Proyek?

Terorisme adalah proyek global AS untuk menguasai sumberdaya alam dunia. Melalui the global war on terrorism (G-WOT) Amerika membangun koalisi palsu untuk menghukum negara-negara yang tidak mau tunduk pada kepentingan AS. Afganistan dan Irak menjadi korban. Iran dan Suriah akan menyusul diserang. Sedangkan Korea Utara sudah dicabut dari daftar the axis of evil karena telah mengikuti semua agenda AS.

Saya sempat katakan kepada Amrozi bahwa ‘ancaman’ mereka bisa dimanfaatkan oleh para agen AS untuk membangun kembali isu terorisme yang akhir-akhir ini mulai pudar seiring runtuhnya hegemoni AS. Bahwa jika benar eksekusi nanti terlaksana lalu ada ‘pembalasan’ seperti pengeboman atau ditemukannya sejumlah bahan peledak, saya yakin akan dikaitkan dengan Jamaah Islamiyah dan sangat mungkin akan kembali dikaitkan dengan ustad Abubakar Ba’asyir. Bila tidak ada ‘pembalasan’ maka itu pun akan dimanfaatkan untuk membuat ‘pembalasan palsu’ (false flag) yang diatasnamakan sebagai ‘bukti’ balas dendam mereka. Dunia memang penuh intrik.

Sekali lagi, isu terorisme adalah proyek AS untuk menguasai dunia. Secara sederhana Mukhlas menjelaskan kepada para pembezuk, bahwa teroris itu ada dua, pertama teroris yang baik yaitu kami (Amrozi cs) karena kerjanya menakut-nakuti musuh Islam, yang kedua adalah teroris buruk yakni Amerika dan sekutunya yang suka mengancam dan menakut-nakuti orang Islam yang mau menegakkan syariatnya. Sekarang tinggal pilih, mau ikut Amerika atau ‘teroris’?

Posting Komentar