JANGAN LUPAKAN FALUJAH
Lebih 1,5 juta bayi Irak telah mati dan ratusan ribu penduduk sipil di Irak telah tewas karena embargo dan blokade ekonomi yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Irak selama 10 tahun lebih pasca Perang Teluk I tahun 1991.
Ditambah dengan berbagai serangan dan pemboman-pemboman yang mereka lakukan sejak invasi besar-besaran tanggal 20 Maret 2003 yang hingga kini telah menewaskan ratusan ribu rakyat sipil Irak, maka diperkirakan sudah sekitar 3 juta jiwa penduduk Irak yang telah tewas dibunuh oleh Kristen AS yang dibantu pasukan-pasukan pasukan Koalisi) seperti pasukan kristen Inggris dan pasukan kristen Australia.
Amerika Serikat tidak mampu mendongkel Saddam Hussein dari singgasananya pasca Perang Teluk I tahun 1991. Maka itu kemudian mereka melancarkan embargo selama 10 tahun terhadap Irak. Jutaan rakyat Irak mati akibat kekejaman Kristen AS ini. Namun itupun ternyata belum cukup untuk memuaskan nafsu salibis Kristen AS, karena Saddam masih tetap bertahan di singgasananya.
Hingga akhirnya pada tanggal 20 Maret 2003, dengan dalih memerangi terorisme dan pemberantasan senjata pembunuh massal, AS dan Inggris memulai invasi mereka ke Irak. Aksi ini dilakukan tanpa persetujuan PBB dan mendapat penentangan yang luas dari dunia internasional. Namun namanya saja Kristen kalau sudah "kebelet" ingin melakukan penyerbuan dan pembantaian, himbauan apapun cuma masuk kuping kiri keluar kuping kanan.
Semua orang -yang berakal- sudah tahu bahwa alibi-alibi mereka bahwa Saddam memproduksi senjata pemusnah massal dll adalah kebohongan khas kristen belaka.
Apalagi kemudian terbukti, kalau memang Irak punya punya pasti senjata itu akan dipakai juga oleh Saddam untuk menyerang AS sebelum kejatuhan Baghdad.
Tapi sebelumnya Kristen-kristen sialan itu tetap saja dengan entengnya menyerang Irak SECARA KEROYOKAN. Maka pada tanggal 8 April 2003, kota Baghdad berhasil diduduki oleh pasukan koalisi AS bersama sekutu salibisnya
Namun, meskipun rezim Saddam telah terguling dan senjata pembunuh massal di Irak tidak ditemukan, yang mana hal ini semakin membuktikan bahwa alasan bohong ini hanya merupakan akal-akalan khas Kristen saja untuk membunuhi umat manusia khususnya umat Islam yang menjadi mayoritas di Irak, yang mana membantai memang menjadi kegemaran orang-orang Kristen sejak dulu kala, namun demikian pasukan Kristen AS, Inggris dan Australia tetap bercokol di negeri 1001 malam itu hingga kini.
Setelah menduduki Irak, kekejaman Kristen Amerika terhadap rakyat Irak terus berlanjut. Istilah militan, teroris, ekstrimis, pemberontak memang sering digunakan oleh AS dan media masssa pro Barat untuk menyebut pejuang-pejuang Islam di Irak. Ucapan Kristen AS ini sama dengan ucapan Kristen Belanda yaitu memberikan istilah ekstrimis kepada umat Islam bangsa Indonesia yang berjuang untuk mengusir bangsa Kristen-penjajah itu, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
AS terus menyerang kota-kota di Irak seperti Fallujah dan Najaf, yang menimbulkan korban massal di pihak sipil. Sebelumnya, AS bersama pasukan koalisi penjajahnya telah melakukan pembantaian masal di kota Fallujah dan kota-kota lain di Irak. Mayoritas dari mereka yang menjadi korban pemboman dan penyerangan Kristen AS itu adalah umat Islam. Kristen membunuhi Islam?
Hal itu memang sudah terjadi SEJAK DULU, SEKARANG, dan SETERUSNYA akan selalu tetap demikian. Karena nafsu angkara murka orang-orang Kristen untuk menghabisi setiap orang yang dianggap musuhnya belum juga ada tanda-tanda mengendur sampai detik ini.
Tidak kurang dalam seminggu, tentara pendudukan AS sudah membantai diduga lebih dari ribuan orang rakyat Falluja. TV Aljazeera (12 April 2004) mengutip LSM yang bergerak di bidang kematian rakyat sipil di Irak menyatakan lebih dari 1000 orang rakyat Irak terbunuh di Falluja sejak tentara AS melakukan serangan ofensif di kota tersebut. "Saya bisa mengatakan lebih dari 1000 orang terbunuh, akan tetapi jumlahnya mungkin tidak begitu tepat, sebab banyak keluarga yang telah menguburkan keluarganya di kebun-kebun mereka", Dr Rafia Hayad al-Issawi, direktur rumah sakit Falluja menceritakan kepada Aljazeera.
Hal yang sama dilaporkan oleh lima organisasi LSM internasional. Dalam perkiraan LSM ini 770 orang telah terbunuh, 643 diantaranya adalah wanita dan 300 orang anak-anak. Sementara yang terluka lebih kurang 1200 orang.
Kelompok ini mengingatkan perkiraan mereka tentang jumlah korban bisa jadi terlampau rendah. Artinya, jumlah korbannya bisa lebih besar dari itu.
"Tubuh-tubuh manusia berserakan di jalanan. Ambulan ditembaki oleh penembak jitu (sniper). Bantuan dan suplai obat-obatan telah dihentikan oleh tentara pendudukan " Demikian pernyataan dari kelompok LSM ini.
Pembantaian di Fallujah ini merupakan bukti bahwa AS datang ke Irak bukan untuk membebaskan rakyat Irak. Bagaimana mungkin membebaskan rakyat Irak dengan melakukan pembunuhan terhadap rakyat sipil? Memang kerap kali pemerintah pendudukan AS menyatakan bahwa yang mereka bunuh adalah sejumlah kecil teroris dan penjahat. Padahal yang dilakukan oleh rakyat Irak adalah perlawanan terhadap penjajah yang telah membuat mereka menderita dan kehilangan sanak keluarga. Alasan ini semakin tidak rasional dalam pembantaian di Falluja. Sebab sebagian besar yang terbunuh adalah wanita dan anak-anak! Di masjid Abdurrahman Bin Abdul Aziz sekitar 80 orang tewas, ketika mereka sedang melaksanakan Sholat Dzuhur. Apakah orang-orang yang shalat itu teroris?
Pembantaian di Falluja ini diduga sebagai reaksi AS terhadap tindakan sebagian rakyat Irak yang melakukan pembunuhan terhadap empat orang kontraktor sipil AS yang mayatnya kemudian digantung.
Hal ini kemudian diekspose sebagai kekajaman 'teroris' Irak. Akan tetapi media massa Barat seakan-akan menutupi fakta bahwa keempat kontraktor sipil tersebut yang terbunuh tersebut bekerja sebagai tentara bayaran swasta di Irak.
Mereka bekerja di perusahaan keamanan swasta di Carolina Utara. Jadi yang terbunuh adalah tentara bayaran yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 10.000 orang di Irak.
Para tentara swasta ini kerap kali melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap rakyat Irak dengan alasan keamanan.
Pembantaian ini jelas merupakan cerminan kebencian negara AS kepada kaum muslimin. Bagi mereka, jiwa kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah, tidak ada artinya. Bagi mereka kaum muslimin bagaikan binatang yang tidak memiliki harga.
Bahkan mengurusi binatang adalah lebih penting dibanding dengan nyawa kaum muslimin.
Rakyat Irak telah membuktikan keberaniannya dengan memerangi musuh-musuh Allah meskipun dengan persenjataan yang sederhana. Mereka telah menunjukkan keberaniannya dengan mengorbankan nyawa dan hartanya untuk membela kemuliaan kaum muslimin.
"Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS An Nisa: 104)
Tidak puas dengan melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Fallujah yang dikenal sebagai kawasan Segitiga Sunni, di wilayah Syi'ah pun angkara murka haus darah Kristen tetap berkobar. Dikala umat Islam tidak peduli dan tidak pernah tertarik untuk mengusik-usik makam Paulus, pencipta agama Kristen, orang-orang Kristen AS justru asyik mengusik makam-makam yang sangat dihormati oleh umat Islam disana. Seperti makam Sayyidina Ali bin Abi Thalib (Imam Ali) dan lain-lain. Mereka menempuh jarak ribuan km, disertai dengan alibi-alibi bohong mengenai senjata pemusnah massal Irak serta klaim yang juga terbukti cuma kebohongan mengenai hubungan rezim Irak dengan jaringan Al-Qaeda, hanya untuk membunuhi ribuan umat Islam (dan lainnya) disana dan merusak tempat-tempat suci umat Islam.
Sebabnya jelas, karena mereka memang BELUM KENYANG untuk menghabisi nyawa
umat Islam. Padahal sudah lebih 2 juta penduduk sipil Irak yang telah tewas akibat pembunuhan AS maupun akibat embargo yang mereka lakukan selama 11 tahun, yang membuat bayi-bayi disana kekurangan gizi sehingga akhirnya meninggal.
Berbagai bentuk pelecehan dan penyiksaan rajin dilakukan oleh pasukan Kristen Biadab AS ini. Mulai dari pemaksaan kepada orang-orang Islam itu untuk menghujat Allah Swt dan Nabi Muhammad, menghujat agama Islam sampai untuk membaca Al-Qur'an dengan menggunakan kaki. Dan banyak lagi jenis-jenis penyiksaan yang sudah menjadi tradisi orisinil Kristen selama ribuan tahun yang diterapkan disini.
Posting Komentar