Rekomendasi empat dokter yang disampaikan ke pihak yang berkepentingan terhadap situasi kondisi fisik Gus Dur pada tahun 2001, tentu sekarang di tahun 2008 jauh lebih parah.
Yth.
BAPAK KETUA DPR RI
BAPAK KETUA-KETUA FRAKSI DPR RI
SELURUH ANGGOTA DRP RI
Jakarta, 27 Maret 2001
Dengan hormat,
Bersama ini dikirimkan laporan hasil observasi Gus Dur dengan tinjauan murni Neurology, Psyshiatry and Oprhtalmology (bukan pemeriksaan) oleh Tim Dokter Kecil yang terdiri dari:
1. Dr. H. Suharko Kasran, Spresialis Saraf dan Spesialis Jiwa
2. Dr. H. Raman R. Saman, Spesialis Mata
3. Dr. H. Suryanto, Spesialis Jiwa
4. Dr. H. Hadiwiarto, Dokter Umum
Semoga bermanfaat bagi negara dan bangsa
Pengirim
Dr. H. RAMAN R. SAMAN, Spesialis MataDr. H. SURYANTO, Spesialis Jiwa
Dr. H. HADIWITARTO, Dokter Umum
GUS DUR
TINJAUAN SARAF, JIWA DAN
OPHTIMOLOGY
Oleh :
Tim Dokter
Dr. H. Suharto Kasran, Dr. H. Raman R. Saman, Dr. H. Suryanto, Dr. H. Hadiwitarto
UMUM
Dengan mengucapkan rasa sedih, prihatin dan bingung terhadap Gus Dur sekeluarga dan umatnya, terlebih mengingat nasib 220 juta bangsa Indonesia yang memiliki pemimpin yang tidak sehat, yang ternyata berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan bangsa.
Dengan tidak bertujuan membongkar air rahasia kedokteran, Tim Dokter beritikad menginformasi untuk memberikan kesadaran kepada anggota Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif khususnya para Menteri bahwa observasi kasat mata terhadap Gus Dur dalam waktu jangka pendek dan panjang dari media massa, baik media cetak dan televisi, nasional maupun internasional, bukan melalui pemeriksaan secara langsung, kemungkinan menderita Frontal Lobe Brain Syndrome dan Gangguan Penglihatan/Visus yang bersifat permanen dn semakin memburuk tidak dapat disembuhkan.
PENJELASAN HASIL OBSERVASI
FRONTAL LOBE ORGANIC BRAIN SYNDROME
Frontal Lobe Organic Brain Syndrome merupakan penyakit gangguan sikap perilaku yang disebabkan faktor organik pada Lobus Frontalis (Otak Bagian Depan) yang menurut literatur dapat disebut menderita Personality Disorder yakni gangguan kepribadian dengan gejala-gejala yang tidak spesifik yang tergantung dari masing-masing kasus. Gejala-gejala gangguan fungsi luhur yang dapat dilihat yakni:
1. Grandious ideas atau Mgealomania yakni merasa dirinya besar, mampu mengatasi segalanya dan semua hal dianggap kecil.
2. Norma Nilai Etika Moral merendah
3. Percaya diri yang tinggi
4. Inkonsistensi, karena daya memori terganggu yang dapat dlihat bila bicara pagi hari lain dengan sore hari dalam masalah yang sama.
5. Ketidak mampuan membaca dan menulis yang menurunkan sarana pengingat
6. Tidak tahu diri dan tidak sensitif terhadap sindiran
7. Tidak ada Insight penderitaan/sakit
8. Tidak ada rasa malu dengan kurangnya pengendalian diri
9. Tidak ada sopan santun
10. Empati atau rasa perasaan terhadap orang lain tidak ada
11. Tidak mampu berpikir visi dan misi.
Sedangkan untuk Gangguan saraf sentral mungkin diperlihatkan dengan adanya mimik atau gerakan air muka dan gerakan jari tangan yang terlihat kurang terkendali.
GANGGUAN PENGLIHATAN/VISUS
Gangguan Penglihatan atau Visus yakni gangguan penglihatan dari yang bisa dikoreksi sampai dengan total blindness atau kebutaan total. Penglihatan yang sangat terganggu akan menimbulkan permasalahan teknis medis antara lain :
1. Tidak mampu atau tidak kuat membaca yang sangat dibutuhkan bagi penulisan kebijakan dan kebijaksaan
2. Ketergantungan kepada orang lain dalam hal pembacaan naskah.
3. Tanda tangan sangat diragukan keabsahannya.
4. Informasi hanya didapar dari bisikan langsung yang pasti menimbulkan keraguan dan kecurigaan bagi lawan bicara
5. Tidak tahu apa yang diberikan kepada orang lain
6. Paranoid ideas yang timbul akibat dari ketidaktahuan karena gangguan penglihatan.
Secara teknis medis, gabungan dari Frontal Organic Brain Syndrome dan Gangguan Visus benar-benar kompleks.
PENYEBAB
1. Radang. Radang tersebut akan menimbulkan arteritis sekunder yang menyebabkan timbulnya gangguan vaskular yang terkenal adalah Dementia Paralytica yang disebabkan oleh Syphilis
2. Gangguan Vaskular yakni pembuluh darah yang sklerotik, karena adanya faktor resiko yakni : diabetes melitus, hipertensi, cholesterol, LDL, total lipin tinggi, HDL rendah, obesitas, sukar olah raga, stress berat.
3. Tumor Cerebri
4. Trauma Kapitis.
KASUS GUS DUR
TINJAUAN SARAF DAN JIWA
Dari informasi media cetak dan media elektronika didapatkan bahwa beliau menderita stroke dua kali dan gangguan penglihatan. Atas dasar informasi tersebut beberapa dokter sebelum pemilihan Presiden mensarankan agar Gus Dur tidak dipilih menjadi presiden atau yang selevel. Hal ini bukan ditinjau dari masalah politik tetapi dari segi teknis kedokteran. Orang yang pernah stroke tidak dapat menjadi Presiden karena fungsi luhur otaknya terganggu selain itu fisik, mentan dan panca indera harus prima.
Beberapa bulan sebelum pemilihan presiden, Gus Dur menegaskan di depan media televisi bahwa yang keluar dari belakang ayam adalah yang pertama telon dan kedua adalah tahi, dimana telor itulah saya, lainnya tahi. Ditinjau dari perkiraan norma nilai etika moralitas demikian, penulis menduga pasti dia tidak akan dipilih menjadi Presiden, yang ternyata menunjukan sebaliknya (gejala gangguan fungsi luhur 2). Ungkapan yang tidak terlihat dagelan tapi serius. Tidak sepatutnya orang dalam posisi Kyai ataupun Ulama, dimana memiliki kedudukan tinggi mangucapkan secara terbuka seperti diatas.
1. Memang orang tidak peduli akan masalah norma nilai etika moral
2. Orang tidak tahu masalah norma nilai etika moral
3. Atau Gus Dur memang merupakan anugerah Illahi bagi bangsa yang tidak punya ahlak.
Segera setelah menjadi Presiden, beliau membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial. Suatu langkah yang Grandious (gejala gangguan fungsi luhur 1). Tidak atau belum tahu permasalahan sudah mengambil langkah-langkah bombastis yang mengecilkan akibat yang dilakukan. Orang terpana dan terkagum kagum tetapi ternyata tindakan tersebut memang tidak jelas perhitungannya. Beberapa waktu kemudian masalah yang ditangani kedua departemen ditanggulangi oleh badan tertentu karena berbagai sebab. Di samping ada yang menyanjung ada juga yang mengumpat baik jengkel ataupun prihatin karena ternyata ada permasalahan serius yang harus ditangani oleh kedua instansi tersebut.
Dalam setiap pertemuan konsultasi kenegaraan, dalam acara terlihat seolah-olah baik. Tetapi sesudah selesai sekonyong-konyong timbul pernyataan yang kontroversial yang menimbulkan kekagetan dan konflik, misalnya :
1. Menegaskan bahwa yang diajak berembuk menangis, padahal tidak
2. Pertemuan hanya dengan dirinya ditegaskan ada saksi orang lain padahal yang diajak berembuk hanya bertiga tidak ada orang lain (gangguan visus 6 dan gangguan fungsi luhur 9).
Terhadap konflik yang terus menerus meningkat dalam kualitas dan kuantitas, Gus Dur tidak memiliki wawasan yang cukup luas dan tidak bertanya. Selalu hanya berorientasi kepada satu pendekatan yaitu politik itupun dengan kepemimpinan yang sangat diragukan. Gejala ini termasuk mengecilkan masalah atau meremehkan sebagai bagian dari grandious ideas, empathi yang rendah, fungsi luhur emosi dan inteligensi dibidang krisis yang diragukan. Terkesan menggampangkan masalah, dan menghina permasalahan yang berakibat berat. Kepemimpinan memerlukan kemampuan fungsi luhur yang baik disamping bakat dan pelatihan dan pembiasaan.
1. Dari segi kejiwaan dan organik, misalnya : epilepsi atau variant tio fascialis, yang masing-masing membawa permasalahan tersendiri, mengingat post stroke dapat saja menimbulkan gejala tersebut.
2. Gerakan jari, bagi umatnya gerakan jari tersebut diartikan bahwa beliau sedang zikir terus menerus, namun tidak terlepas kemungkinan bahwa adanya tremor karena adanya gangguan otak yang dialami akibat stroke sehingga perlu pemeriksaan langsung secara serius.
TINJAUAN OPHTALMOLOGI
Obserasi mata sebelah kiri terlihat bola mata kempis dan tidak dapat membuka mata dengan penglihatan jelas O permanen dan tidak dapat disembuhkan.
Observasi mata sebelah kanan tampak bola mata masih baik, tetapi fungsi penglihatanya ternyata kurang dari1/300, yang tidak dapat dikoreksi dengan kaca mata dan tidak diobati apapun dan tidak dapat dioperasi dengan cara apapun termasuk pemasangan chip. Dari segi Ophtalmologik ia menderita halangan tetap dalam arti tidak dapat melaksanakan tugas yang membutuhkan penglihatan (membaca, menulis, melihat situasi, melihat ekspresi tamu, melihat keadaan masyarakat sebagaimana mestinya)
Sebagai keterangan :
a) Penglihatan O mempunyai arti sama sekali tidak dapat melihat sinar seterang apapun
b) 1/tak terhingga hanya melihat cahaya terang dan gelap
c) 1/300 hanya dapat melihat gerakan tangan ke kanan, ke kiri atau ke atas ke bawah dari jarak ½ meter
d) kurang dari 1/300 bila gerakan orang mau menyalami saja ia tidak tahu dan tidak tahu dimana berdirinya tamu dan harus dipegang dan dituntunnya untuk menyalami orang lain
e) 1/60 dapat menghitung jari dari jarak 1 meter
f) 6/60 dapat menghitung dari jarak 6 meter.
PSIKOLOGI PSIKIATRI DAN ASPEK RELIGI
1. Adanya kelompok dengan terangkatnya Gus Dur menyebutnya sebagai Anugerah Illahi yang mendapatkan tugas memperbaiki akhlakiah bangsa
2. Sementara kelompok lain menyatakan bahwa terangkatnya Gus Dur adalah musibah bagi nasib 200 juta bangsa
3. Yang pasti adalah Gus Dur menjadi Presiden adalah anugerah bagi Gus Dur, sekeluarga dan umarnya
4. Sufisme yang dikaitkan kepadanya dari segi saraf dan jiwa hanya bisa dinyatakan bila otak mengalami kemunduran karena stroke dan lainnya maka proses kema’rifatan mengalami kendala
DIAGNOSA
Gus Dur sangat mungkin mengalami Frontal Lobe Organic Brain Syndrome yang bersifat menetap permanen dan semakin memburuk dan tidak dapat disembuhkan disertai Gangguan Penglihatan yang juga permanen, memburuk dan tidak dapat disembuhkan
Secara singkat Gus Dur menderita halangan tetap dalam arti tidak mampu melaksanakan tugasnya karena penyakit Frontal Lobe Organic Brain Syndrome dan Gangguan Visus yang bersifat permanen dan mengalami slow progressive degenerative deteriorative process.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Perkiraan sementara dokter sebelum pemilihan Presiden bahwa Gus Dur dengan penyakitnya dilarang menjabat pekerjaan eksekutif Kepresidenan adalah benar
2. Sesuai dengan hasil observasi dan gejala yang ada dilihat dari berbagai media sangat mendukung kebenaran diagnosa
3. Disimpulkan bahwa Gus Dur diduga mengalami Frontal Lobe Organic Brain Syndrome yang berifat permanen bahkan akan memburuk dengan bertambahnya umur karena proses lansia yang bersifat alami “slow progressive degenerative, deteriorative process”
4. Ophtalmologik mengalami kebutaan total permanen mata kiri yang tidak dapat disembuhkan. Kebutaan mata kanan kurang dari 1/300 yang juga permanen yang tidak dapat disembuhkan baik melalui operasi maupun dengan menggunakan alat bantu seperto chip digital
5. Gus Dur ditinjau dari kesehatan khususnya neuropsychiatry dan ophtalmologik mengalami halangan tetap dalam bentuk tidak mampu melaksanakan tugas sebagaimana mestinya atau sesuai dengan yang diharapkan
6. Gus Dur sehubungan dengan penyakitnya harus meletakkan jabatan eksekutif yang sangat berat yang tidak akan terkejar oleh kesehatannya
7. Kebenaran diagnosa perlu dilaksanakan oleh tim kedokteran yang lebih lengkap dengan melakukan Ct-Scan Otak, MRI Otak, Positron Emmision Tomography, EEG, Mental Health Evaluation.
TIM DOKTER YANG MENGOBSERVASI
dto.
Dr. H. SUHARJO KASRAN, Spesialis Saraf dan Spesialis Jiwa, Dr. H. Raman R. SAMAN, Spesialis MataAbdurrahman Wahid menerima Medal of Valor, Medali Keberanian dari Shimon Wieshentall Center. Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga pernah menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. Lazimnya acara penganugerahan penghargaan, maka dalam acara ini pun selain medali, ada juga sejumlah dollar yang dihadiahkan Shimon Wiesenthal Center kepada sang penerima. Hanya saja, berapa besar jumlah hadiah berupa uang ini tidak disebutkan dalam situs resmi

Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina,
Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.
Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com, Islamlib.com. dan lainnya.
Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.


Di Indonesia, kaum liberalis & antek2nya menutup mata atas pembantaian umat islam tersebut, jadi jangan salahkan jika umat Islam bereaksi...!!!
DISINYALIR SEBAGAI "SEGELINTIR" AGEN ZIONIS DI INDONESIA.
Ahmad Syafii Maarif (Maarif Institute), Abdul Moqsith Ghazali (JIL), Abdul Munir Mulkhan (UIN Jakarta), Ade Armando (Majalah Madinah)
Ayu Utami, Azyumardi Azra, Adnan Buyung Nasution, Anand Krishna, Arief Budiman, Asmara Nababan, Azyumardi Azra, Goenawan Mohamad
Gusti Ratu Hemas, Abdul A’la, Abdurrahman Wahid, Husein Muhammad (JIL), Bachtiar Effendy, Christianto Wibisono, Daniel Dakhidae (Kompas), Fikri Jufri (Tempo)
Gadis Arivia, Hamid Basyaib (JIL), Ihsan Ali-Fauzi, Imam Ghazali Said (Dosen IAIN Surabaya), Indra J. Piliang, Jajang C. Noer, Julia Suryakusuma
Kautsar Azhari Noer, Lies Marcoes-Natsir, Luthfi Assyaukanie (JIL), M. Dawam Rahardjo, M. Guntur Romli (JIL), M. Syafi’i Anwar (ICIP)
Marsilam Simanjuntak, Moeslim Abdurrahman, Nong Darol Mahmada (JIL), Novriantoni (JIL), Rahman Tolleng, Rieke Dyah Pitaloka (Oneng), Rizal Mallarangeng
Siti Musdah Mulia (ICRP), Syamsurizal Panggabean, Toriq Hadad, Uli Parulian Sihombing, Ulil Abshar-Abdalla (JIL), Usman Hamid (Kontras), Wardah Hafiz (pegiat feminisme), Yenni Rosa Damayanti, Yenny Zannuba Wahid, Yudi Latif, Zainun Kamal (UIN), Zuhairi Misrawi (JIL), dll.
Jaringan Islam Liberal (JIL), ICRP, ICIP, The Wahid Institute. Jangan lupakan UIN Jakarta sebagai salah satu “sarang” kaum liberalis.*
Abdurrahman Wahid saja, gembong kaum liberal dan sekutu Zionis, dengan sangat pede menyatakan jika dirinya sudah 15 tahun berjuang hendak membubarkan FPI. Itu berarti sejak tahun 1993. Padahal FPI baru berdiri tahun 1998. Walau demikian kita hendaknya maklum dengan pernyataannya yang ngawur ini karena memang orang yang sudah kena serangan stroke dua kali biasanya banyak syaraf yang sudah tidak terkoneksi dengan baik. Istilah komputernya sering hang, sehingga harus di-restart atau kalau tidak bisa juga ya di-off-kan saja.
Posting Komentar