Protestan adalah aliran baru yang mekar dalam agama Kristen.
Sebuah gerakan pembaharu yang mengusung "reformasi agama" berlandaskan pemikiran Ibrani-Yahudi yang secara spesifik membumikan "Perjanjian Baru"/Taurat; meyakini bahwa bangsa Yahudi akan dikumpulkan kembali di bumi suci Palestina untuk menyongsong kedatangan "Al-Masih Al-Muntazhar", yang berarti bermulanya masa tenteram yang —menurut mereka— akan berlangsung selama 1000 tahun.
Seiring perjalanan waktu konseptual Protestan mulai mengalami perkembangan —saat itu mayoritas penduduk Inggris, Amerika Serikat, Belanda, hampir setengah penduduk Jerman menganut Protestan— dengan mengemukannya persepsi baru bahwa aliran pembaharu tersebut merupakan titah Tuhan yang harus dipedomani.
Hasilnya, Taurat akhirnya tersebar luas, diterjemahkan ke pelbagai bahasa Eropa. Melalui mekanisme ini berlahan orang-orang Eropa berasumsi bahwa bumi Palestina merupakan negeri asal bagi bangsa "Yahudi Terpilih", sehingga asumsi tersebut mengkristal pada satu kesimpulan, Yahudi adalah orang Palestina yang terdampar di Benua Eropa!? Persepsi tentang Yahudi kian menggurita di kalangan bangsa Eropa. Hal itulah yang kemudian mengundang perhatian seorang penulis kenamaan Inggris tahun 1621, Sir Henry Finch untuk menulis sebuah buku tentang pengembalian bangsa Yahudi ke tanah airnya. Ini menjadi buku pertama yang merespon ajaran Protestan. Setelah Finch, mulailah bermunculan penulis-penulis lain, sebut saja: Martin Luther (1483 — 1546), Ishaq Newtom (1643 — 1727), J. Rousseau (1712 — 1778), J. Priestly (1733 — 1803), dsb. Tidak lagi ada pemisah antara Yahudi dengan Kristen melalui munculnya aliran Protestan. Mereka tak ubahnya seperti satu tubuh.
Perasaan inilah yang menjembatani persetujuan Balfour (1917), yang bila kita cermati saat itu yang menjadi raja Inggris adalah George V, dan Gubernur Jendral di Palestina, Alenby, (keduanya non Yahudi) mau menyepakati usulan yang diajukan L. George (Perdana Menteri Inggris berkebangsaan Yahudi). Sejarah tersebut memberi kita kesimpulan bahwa fikrah Zionisme jauh-jauh hari sudah tersebar, bahkan dimasyhurkan oleh orang-orang Nasrani di Benua Eropa. Inilah yang disebut "difusi Zionis non Yahudi".
Posting Komentar