Jumat, 26 Desember 2008

JIHAD...!!! FARDHU AIN................

"Jika mereka menganggap islam agama teroris , maka kitalah teroris dan kita akan berdoa: Ya Allah, seandainya inilah yang dikatakan sebagai teroris, maka hidupkanlah aku sebagai teroris dan matikanlah aku sebagai teroris dan himpunkanlah aku bersama para teroris.."


“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan (Nya).” (QS An Nisaa’, 4: 84)


Allah menjelaskan bahwa kita hanya harus berusaha dan Allah selanjutnya akan mementukan hasilnya. Menghentikan jihad dan mencegah mujahidin atau mengecilkan hati orang-orang dari berperang adalah sebuah karakter dari Munafiqun. Allah swt. berfirman,


“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka….” (QS Muhammad 47: 4)


Allah tidak mengatakan, pada saat kamu bertemu musuh,"tuntutlah ilmu” atau “bangunlah infrastruktur”, tetapi Dia swt. memerintahkan kita untuk memerangi mereka.


Lebih lanjut, Allah memerintahkan kita untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran. Salah satu dari menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran adalah menyeru orang untuk shalat, puasa, membantu orang yang membutuhkan dan sebagainnya, dan di antaranya yang telah disepakati Ulama adalah,


“Tidak ada yang bisa menyamai jihad fii sabilillah (pada saat itu menjadi fardhu ‘ain)”


Pada saat jihad menjadi fardhu ‘ain, itu bahkan di atas shalat, zakat, haji dan semua ibadah lainnya, pada saat kita berperang dalam jihad defensif, jihad kita adalah shalat kita, kita tidak bisa menghentikan jihad bahkan untuk shalat, jadi bagaimana bisa menghentikan jihad dengan tujuan untuk menuntut ilmu?


Shalat adalah kewajiban dan meninggalkannya adalah kufur, tetapi jika jihad menjadi fardhu ‘ain, itu menjadi lebih penting daripada shalat, Imam empat mahzab menyetujui bahwa shalat adalah Fardhu, puasa adalah fardhu, zakat adalah fardhu, tetapi jika jihad menjadi fardhu ‘ain, itu lebih utama dari semua ibadah yang lain tetapi dia seharusnya melakukan sebisa mungkin jika dia bisa melakukannya, Imam Ahmad bahkan berkata,


“Jika musuh datang, kemudian sepanjang dia berperang, dia tidak bertanggungjawab atas semua kewajibannya yang lain sampai musuh berhenti.”


Imam Qurtubi berkata,

“Adalah sebuah kewajiban atas Imam untuk tetap menaklukan musuh setiap tahun…”

Ibnu Katsir berkata,

“Kita harus memerangi kuffar yang paling dekat sampai kita berjalan untuk mendatangi mereka.”

Allah swt. berfirman,

“Wahai orang-orang beriman perangilah orang-orang kafir yang paling dekat denganmu.”


Ini mempunyai implikasi, jika musuh memasuki negeri kita, mereka sangat dekat dengan kita kemudian kita harus memerangi mereka, jika mereka tidak masuk ke negeri muslim tetapi pemerintah mendeklarasikan Kufur Bawah (kekufuran yang nyata), mereka adalah musuh yang paling dekat dengan kita. Kemudian, jika ada Khilafah, musuh yang paling dekat adalah Kuffar yang berada di luar batas negara yang tidak mempunyai perjanjian dengan kita.


Karena kita bukan Munafiqun dan seseorang yang tidak berparang adalah Munafiq, Nabi Muhammad saw. bersabda,


“Siapa saja yang mati dalam keadaan tidak berperang dan tidak juga mempunyai niat untuk berperang di jalan Allah dia mati dalam sebuah cabang Nifaq.”


Dan jika kita tidak mengatakan demikian, Allah swt., berfirman,


“Jika kamu tidak berperang Allah akan mengazabmu dengan amat pedih.”


Rasulullah saw. bersabda,


“Seseorang yang tidak berperang tidak juga menyiapkan orang-orang yang berperang, tidak juga memperhatikan keluarga orang-orang yang berperang, Allah akan mengirimkan kepadanya sebuah azab sampai hari pengadilan.”


Kita tidak mengatakan janganlah pergi berjihad karena kamu tidak mempunyai sebuah jawaban, kita membutuhkan insinyur untuk membangun gedung, tapi, itu menjadi tidak penting jika kuffar masih membunuh Muslim, Allah swt. berfirman,


“Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).” (QS An Nisaa’, 4: 84)


Allah tidak pernah memerintahkkan kita untuk menteror Kuffar dengan gelar, derajat dan pendidikan, Allah swt. berfirman,


“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS Al Anfal, 8: 60)


Jihad pada hari ini bukan lagi fardhu kifayah, tetapi fardhu ain atas setiap muslim dengan segala yang mereka ada dan kemampuan mereka. Berjihad dengan diri, harta dan perkataan hendaklah dilakukan dalam setiap bidang yang ada.


ASYAHID AL. MUKARROM SYECH ABDULLAH AL AZZAM MENULIS :


Wahai Muslimin!!! Dengarlah

Sambutlah .. genggamlah wasiat itu ..

Dan apabila telah tiba saatnya . Tunaikanlah .

Karena kematian itu .. akan membawamu pada kehidupan baru ..

Yang abadi ..


Wasiat seorang hamba yang sangat memerlukan kepada Allah ta ala. Abdullah Yusuf Azzam.


Dari rumah Syaikh Jalaluddin Haqqani : Senin [Ashar] 22, Sya ban, 1406 H/20 April 1986 M, saya menulis wasiat.


Segala puji milik Allah, kami memuji, meminta pertolongan, meminta ampunan dan berlindung diri kepada Allah dari keburukan-keburukan diri kami, dan kejahatan-kejahatan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tiada yang mampu menunjukinya. Saya bersaksi tiada Ilah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Saya bersaksi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.


Ya Allah tiada kemudahan kecuali apa yang engkau jadikan mudah. Jika engkau suka, Engkau berkuasa membuat kesedihan menjadi kemudahan.


Cinta jihad telah menguasai dan merasuk kedalam kehidupan, jiwa, perasaan, hati dan sukmaku. Sesungguhnya surat At-Taubah dengan ayat-ayatnya yang Mukhamat yang mencerminkan hukum yang tegas tentang Jihad didalam agama ini, sampai hari kiamat. Jihad telah menimbulkan kesedihan yang mendalam dihati dan sanubariku, karena kelalaian saya, dan keteledoran segenap kaum muslimin terhadap kewajiban untuk berperang dijalan Allah.


Sesungguhnya ayat pedang yang menghapuskan duapuluh ayat sebelumnya atau empatpuluh ayat, setelah seratus dari ayat-ayat Jihad merupakan penolakan yang tegas dan jawaban yang telak bagi orang yang ingin mempermainkan ayat-ayat Qital Fi Sabilillah atau orang yang berani menta wilkan ayat-ayat Muhkamat tersebut atau memalingkannya dari ma na Zahirnya yang


Qath iyu d-dalalah dan qath iyu ts-tsubut ini.


Ayat pedang yang dimaksud ialah firman Allah :


"dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa". (Qs. At-Taubah:36).


Atau firman Allah :


"apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglaj mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jikamereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan bagi mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang" (Qs. At-Taubah:5).


Cita-cita tanpa melakukan persiapan yang nyata adalah sikap seseorang yang berjiwa kerdil yang tidak ingin sampai kepuncak.


Sesungguhnya beribadah dengan tekun di Masjidil Haram tidak dapat disamakan dengan berjihad dijalan Allah. Didalam Shahih Muslim disebutkan bahwa ayat:


"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, dapat kamu samakan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad dijalan Allah mereka tidak sama disisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta bendanya dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya Allah dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka mengembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya disisi Allah pahala yang besar". (Qs. At-Taubah:19-22)



Diturunkan itu ketika para sahabat berselisih pendapat tentang perbuatan yang paling utama sesudah iman. Salah seorang dari mereka berpendapat, mengurus Masjidil Haram. Sementara yang lain berpendapat, memberikan minuman kepada orang-orang yang menunaikan ibadah haji. Adapula yang berpendapat berjihad dijalan Allah.


Ayat ini secara tegas menyatakan jihad dijalan Allah lebih utama daripada mengurusi Masjidil Haram. Apalagi gambaran asbabun-nuzulnya ayat tersebut ialah perselisihan para sahabat sekitar masalah ini.


Gambaran sebab turunya ayat ini tidak boleh dikhususkan atau di ta wilkan. Karena maknanya sangat tegas menyatakan hal tersebut. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Abdullah bin al-Mubarak ketika mengirimkan surat kepada Fudhail bin Iyadh berisi untaian bait berikut:


Wahai orang yang sedang tekun beribadah di Masjidil Haram, andai engkau mengetahui kami .


Niscaya engkau akan menyadari, ibadahmu bernilai main-main ..


Jika pipimu basah oleh linangan air matamu ..


Maka leher kami basah dengan tetesan darah


Atau kudamu lelah untuk hal yang sia-sia


Maka kuda-kuda kami lelah dalam sengitnya


Pertempuran


Bau harum wewangian untukmu, sedangkan wewangian kami ..


Adalah kepulan debu yang diterbangkan kaki-kaki kuda


Ibnul Mubarak, seorang ahli fiqh dan hadits mengatakan dengan Fudhail: "tekun beribadah di Masjidil Haram pada saat kehormatan kaum muslimin dinodai dan darah mereka ditumpahkan serta agama Allah dihalau dari suatu negeri, adalah perbuatan mempermainkan agama Allah".


"Ya, sesungguhnya tindakan membiarkan kaum muslimin dibantai disuatu negeri sementara itu kita berpangku tangan dari jauh, tidak mengambil langkah-langkah kongkrit ke arah persoalan mereka, adalah merupakan tindakan mempermainkan agama Allah".


Saya berpendapat, sebagaimana pernah saya tulis dalam kitab


Ad-Difa an Aradhl l-Muslimin Ahammu Furudhi L-Islam, juga sebagaimana pendapat Ibnu Tamiyah:


Tidak ada kewajiban yang lebih besar setelah Iman selain daripada kewajiban memerangi musuh yang merusak agama dan dunia. Yakni, saya tidak melihat Wallahu A lam adanya perbedaan pada hari ini antara orang yang meninggalkan perang dijalan Allah dan orang yang meninggalkan shalat, puasa, dan zakat.


Saya memandang seluruh penduduk dunia sekarang ini memiliki tanggung jawab besar dihadapan Allah penguasa alam semesta. Kemudian dihadapan sejarah, saya berpendapat, tidak ada sesuatu yang dapat melepaskan tanggung jawab jihad baik itu da wah, penulisan, pembinaan atau lainnya. Saya memandang setiap Muslim didunia sekarang ini terpikul diatas pundaknya dosa meninggalkan perang dijalan Allah. Setiap Muslim menanggung dosa karena meninggalkan senjata. Setiap orang yang mengahap Allah, selain orang cacat, tanpa membawa senjata ditanganya maka dia mati dalam keadaan berdosa, karena meninggalkan Qital. Qital pada hari ini adalah fardhu ain atas setiap Muslim didunia, kecuali mereka yang berhalangan secara syar i meninggalkan fardhu adalah dosa, karena fardhu itu ialah: sesuatu yang apabila dilakukan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan berdosa.


Saya berpendapat, Allahu a lam, orang-orang yang dibebaskan Allah dari kewajiban jihad Qital ialah orang-orang yang buta, pincang, sakit, orang lelaki, wanita dan anak-anak yang tidak mampu dan tidak mendapatkan jalan, yakni tidak dapat berangkat ke medan pertempuran dan tidak tahu jalan menuju kepadanya.


Semua manusia berdosa, karena meninggalkan jihad Qital, baik Qital itu di Palestine atau di Bosnia, Philiphina, Thailand atau disetiap bumi yang dinodai oleh orang-orang kafir.


Saya berpendapat, seorang tidak perlu lagi meminta izin untuk berperang dan berangkat kemedan jihad di jalan Allah. Seorang anak tidak perlu lagi meminta izin orang tuanya. Seorang murid tidak perlu lagimeminta izin kepada orang yang memberi pinjaman. Seorang awam tidak perlu lagi meminta izin kepada Amir-nya [pimpinan], ini sudah menjadi kemufakatan seluruh ulama disepanjang sejarah. Didalam kondisi seperti ini, "seorang anak boleh berangkat [perang] tanpa izin dari orang tuanya dan seoranr istri boleh berangkat tanpa izin suaminya".


Barangsiapa siapa menyalahartikan persoalan ini maka dia telah berlaku zalim dan mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Persoalan ini sangat jelas dan gamblang, tidak ada alasan bagi seseorang untuk mempermainkannya.


Untuk berjihad seseorang tidak perlu meminta izin kepada Amirul mu minin dalam tiga keadaan:


Apabila Amir mengabaikan jihad.


Apabila permintaan izin yang dimaksudkan tidak akan didapatkan.


Apabila diketahui sebelumnya ia [Amir] pasti melarangnya.


Saya berpendapat kaum Muslimin sekarang bertanggung jawab


Terhadap setiap kehormatan yang dinodai di Afghanistan, dan setiap tetes darah yang ditumpahkan disana. Sesungguhnya kaum Muslimin: Allahu A lam : berserikat dalam darah disebabkan kelalaian mereka, karena mereka memiliki kemampuan untuk menyumbangkan senjata, dokter, harta dan peralatan-peralatan yang diperlukan.


Disebutkan dalam Hasyiatu d-Dasuqi asy-Syarhu I-Kabir 2/111-112: "sesungguhnya orang yang memiliki kelebihan makanan kemudian membiarkan orang kelaparan didepan matanya sampai meninggal, jika dia berdalih; menyangka tidak mati; maka dia harus membayar diatnya kepada kerabatnya"; jika dia sengaja maka terdapat dua pendapat:


Dia harus membayar diatnya dari hartanya sendiri


Dia harus diqishash karena dia telah membunuh.


Hukuman dan sanksi apakah yang dinantikan oleh para pemilik


Harta dan kekayaan yang dihamburkan untuk melampiaskan hawa nafsu dan kemegahan?


Wahai kaum Muslimin!!! Jihad adalah kehidupan dan kemuliaan kalian (izzah).


Keberadaan kalian berkaitan erat dengan Jihad.


Wahai para da i !!! tidak ada nilainya anda berjemur diterik matahari, kecuali anda panggul senjata kalian dan anda gempur para thaghut dan orang-orang kafir.


Sesungguhnya orang-orang yang menyangka agama Allah dapat dimenangkan tanpa Jihad, qital [perang], dan darah adalah orang-orang yang bermimpi dan tidak mengetahui sifat agama ini 1)


Sesungguhnya kewibawaan para da i, kekuatan da wah dan kemulian kaum Muslimin, tidak akan terwujud tanpa qital:


"sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari hati pera musuh kalian dan Allah akan melemparkan wahn kedalam hati kalian. Para sahabat bertanya: apakah itu wahn wahai Rasul Allah? Nabi SAW menjawab: cinta dunia dan takut mati. Dalam riwayat lain dikatakan: dan takut perang".


"Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri, Kobarkanlah semangat kaum Mu min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksa-(Nya)". (Qs. An-Nisa : 84).


"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah(kemusyrikan) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah". (Qs. Al-Anfal : 39).


Jihad adalah satu-satunya jaminan bagi kebaikan dunia:


"seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini". (Qs. Al Baqarah : 251).


Jihad adalah satu-satunya, jaminan untuk memelihara syi ar-syi ar dan rumah-rumah ibadah:


"seandainya Allah tidak menolak(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentunya telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang yahudi dan masjid-masjid, yang didalamnya banyak disebut nama Allah". (Qs. Al-Hajj : 40)


Wahai para da i Islam, carilah kematian niscaya anda akan dikaruniai kehidupan. Dan janganlah anda tertipu oleh angan-angan. Janganlah anda sampai tertipu oleh angan-angan kalian. Janganlah anda sampai tertipu oleh buku-buku yang anda baca dan amalan-amalan sunnah yang anda lakukan sehingga anda melupakan kewajiban besar.


"Dan kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah yang untuk kamu ..". (Qs. Al-Anfal : 7).


Janganlah anda mentaati siapapun untuk perlu berjihad. Untuk pergi berjihad tidak diperlukan lagi izin dari pimpinan. Sesungguhnya bahwa jihad adalah kekuatan da wah kalian, bentang agama kalian dan barikade syari at kalian.


Wahai para ulama Islam!!! majulah kalian untuk memimpin generasi yang ingin kembali kepada Rabbnya ini. Janganlah kalian cenderung kepada kehidupan dunia. Jauhkanlah diri kalian dari "jamuan" para thaghut, karena jamuan itu akan mematikan hati dan mendalangi kalian dari berjuang bersama generasi ini.


Wahai kaum Muslimin!!! Telah lama kalian tidur nyenyak, sehingga kerusakan merajalela dinegeri kalian.


Wahai kaum wanita!!! Jauhilah kehidupan mewah dan megah karena kemewahan itu musuh Jihad disamping akan merusak jiwa manusia. Hindarilah barang-barang yang tidak terlalu penting dan cukupkanlah dengan kebutuhan-kebutuhan primer. Binalah anak-anak kalian untuk menjadi orang yang berani dan siap berjihad. Jadikanlah rumah-rumah kalian sebagai "kandang singa", janganlah rumah kalian itu kalianjadikan sebagai tempat pemeliharaan "domba" yang akan dipotong dan dibantai oleh para thaghut. Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta Jihad dan perjuangan. Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin. Biasakanlah paling tidak sehari dalam sepekan hidup menyerupai kehidupan kaum Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air.


Wahai anak-anak!!! Belajarlah hidup ditengah desingan rudal, helikopter dan meriam. Jauhkanlah diri kalian dari bualan lagu-lagu dan musik-musik orang-orang pengumbar nafsu. Jauhkanlah punggung kalian dari kasur orang-orang yang hidup bemewah-mewahan.


Adapun engkau wahai istri, banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu!!!.


Wahai Ummu Muhammad!!! Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan kepadaku dan kepada kaum Muslimin. Engkau telah bersabar hidup bersamaku setelah sekian lama merasakan manis pahitnya kehidupan. Engkau telah memberikan dukungan yang sangat berarti bagiku untuk berjalan diatas perjalanan yang penuh berkah ini dalam berjuang di medan Jihad. Keatas pundakmulah aku serahkan tanggung jawab keluarga pada tahun 1969, ketika kita baru mempunyai dua anak dan seorang bayi. Engakau hidup dalam sebuah kamar kecil yang terbuat dari tanah liat, tanpa dapur dan alat pemanas [untuk menghadapi musim dingin,pent]. Kemudian aku serahkan keatas pundakmu segala urusan rumah tangga ketika beban semakin berat, keluarga semakin bertambah, anak-anak bertambah besar dan tamu-tanu bertambah banyak .. tatapi engkau tetap tabah menghadapi semuanya, karena Allah kemudian untukku. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan kepadaku. Kalau bukan karena Allah kemudian berkat kesabaranmu atas kepergianku yang panjang meninggalkan rumah, niscaya aku tidakkan sanggup menanggung beban yang berat ini sendirian. Aku telah mengenalmu sebagai seorang wanita yang zuhud, tiada pernah berambisi memburu kehidupan duniawi. Engkau tidak pernah mengeluh karena kekurangan yang ada pada saat-saat susah. Tetapi engkau tidak pernah berfoya-foya ketika Allah memberikan kepada kita sedikit dari harta dunia. Dihatimu tidak ada dunia sama sekali, bahkan selamanya dunia berada ditanganmu.


Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat. Kesabaran menghadapi kesulitan lebih manis daripada hidup bergemilang kemewahan dan kemegahan.


Pertahankanlah hidup zuhud niscaya Allah mencintaimu dan janganlah engkau menginginkan apa yang ada ditangan orang lain niscaya mereka akan mencintaimu.


Al-Quran adalah kenikmatan dan teman hidup. Bangun malam, shiam sunnah dan istighfar diwaktu pagi akan membuat hati menjadi bersih dan menjadikan engkau merasakan manisnya ibadah. Bertemanlah dengan wanita-wanita shalihat, tidak berambisi kepada kehidupan dunia dan menjauhi kemewahan dan pecinta dunia akan memberikan ketenangan hati. Semoga Allah mempertemukan dan menghimpun kita di Surga Firdaus, sebagaimana allah menghimpun kita didunia.


Kalian wahai anak-anakku!!! Sesungguhnya kalian tidak mendapatkan perhatianku kecuali sedikit. Kalian tidak memperoleh pembinaan dariku kecuali sedikit. Ya, aku tidak memberikan perhatian kepada kalian. Tetapi apa yang dapat aku lakukan sementara malapetaka terhadap kaum Muslimin membuat orang hamil melahirkan kandungannya dan musibah yang menimpa ummat Islam membuat rambut bayi-bayi beruban. Demi Allah, aku tidak kuasa hidup tenang sementara api malapetaka membakar hati kaum Muslimin.


Aku tidak rela hidup ditengah-tengah kalian menikmati hidangan lezat. Demi Allah, sejak dulu aku membenci kemewahan, baik dalam pakaian, makanan ataupun tempat tinggal. Aku berusaha mengangkat kalian ketingkat orang-orang zuhud dan aku jauhkan kalian dari lumpur kemewahan.

Aku wasiatkan kepada kalian agar berpegang teguh kepada aqidah salaf [Ahlu s Sunnah wa l-Jamaah]. Jauhkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan. Baca dan hafalkanlah Al-Quran. Jagalah lisan bangunlah malam, lakukanlah puasa sunnah, bergaullah dengan orang-orang baik, aktiflah bersama gerakan Islam. Tetapi ketahuilah, tak seorang Amir [pemimpin] pergerakan pun yang memiliki kekuasaan atas kalian untuk melarang kalian berjihad atau membujuk kalian untuk berda wah jauh dari gelanggang perjuangan dan medan perang. Janganlah kalian meminta izin kepada siapapun untuk berjihad dijalan Allah. Lempar dan tungganglah, dan aku lebih senang melihat kalian melempar daripada menunggang [kendaraan perang].


Aku wasiatkan kepada kalian wahai anak-anakku agar kalian ta at pada ibu kalian dan menghormati saudara-saudara perempuan kalian [Ummul Hasan dan Ummul Yahya]. Carilah ilmu syar i yang bermanfaat. Ta atilah saudara kalian yang terbesar [Muhammad] dan hormatilah dia. Aku wasiatkan kalian agar saling mencintai sesama kalian. Berbuat baiklah kepada nenek dan kakek kalian [Ummu Faiz dan Ummu Muhammad], karena keduanyalah, setelah Allah, banyak berjasa baik kepadaku. Sambunglah hubungan keluarga kita dan berbuat baiklah kepada keluarga kita. Penuhilah hak persahabatan kita kepada orang yang bersahabat demi kita.


Adapun kalian wahai kelompok-kelompok Jihad!!! Perhatikanlah banyak-banyak kepada Sayyaf, Hikmatyar, Rabbani dan Khalis. Karena kami berharap dari mereka kelanjutan Jihad ini dan menjaga perjalanan Jihad dari penyimpangan. Janganlah kalian melupakan para pemimpin didalam khususnya Jalaluddin, Ahmad Syah Mas ud, Ir. Basyir Wahsfi, Allah Afdhail, Maulawi Arsalan, Farid, Muhammad Alam, Syir Alam [Baghman] dan Sayyid Muhammad Hanif [Lukar], Maha Suci Engkau Ya Allah, dan Maha Terpuji. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Engkau. Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.


repost dari posting2 terdahulu

Posting Komentar