Senin, 10 November 2008

DEKLARASI JIHAD YANG TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Baqarah: 120)


PEMERINTAH INI TIDAK SADAR BAHWA NEGARA INI DIDIRIKAN DENGAN TUMPAHAN DARAH PARA MUJAHIDIN ISLAM...SEJARAH MEMBUKTIKANNYA, .AKAN TETAPI SAAT INI..PEMERINTAH TELAH MELUPAKANNYA., DAN COBA BUKA KEMBALI LEMBARAN2 SEJARAH KELOMPOK MANA YANG SELALU BERUSAHA MELAKUKAN DISINTEGRASI SEJAK DARI MASA KEMERDEKAAN SAMPAI DENGAN SEKARANG....?


Saat ini kita sedang memasuki 'ketidakpastian baru' pasca eksekusi mati para syuhada ”insyaAllah” . Bagaimanapun eksekusi itu adalah suatu pesan simbolik yang ditujukan terhadap pejuang Islam yang konsisten, sekaligus merupakan pesan terang bahwa pemerintah menolak 'kesepakatan dan perjanjian damai' dengan kaum Islam dan mujahidin-mujahidinnya, yang sebelumnya sudah diajukan oleh para mujahidin untuk menegakkan syariat Islam.


Kita seperti tidak belajar dari sejarah bahwa sikap kompromi tidak akan pernah menguntungkan dan selalu menjebak umat Islam.

Dengan alasan toleransi kita berkompromi saat kata-kata menjalankan syariah Islam bagi pemeluknya dihapuskan dalam Piagam Jakarta. Akibatnya Indonesia tetap menjadi negara sekuler.

Seharusnya kita belajar dari Rasulullah Saw saat memperjuangkan Islam. Rasulullah Saw tidak pernah berkompromi dalam masalah aqidah dan syariah. Rasulullah Saw tidak pernah menutupi perjuangan Islamnya dengan alasan substansi. Rosulullah Saw menyampaikain ayat-ayat Al Qur’an apa adanya, tidak menutup-nutupinya. Apapun resikonya. Saat turun surat al-Ikhlas yang menyerukan keesaan Allah SWT, Rasulullah Saw tidak menyembunyikan ayat ini. Rasulullah Saw menyampaikan apa adanya, meskipun masyarakat kafir Quraisy menolak. Rasulullah Saw tetap menyampaik surat al-Lahab yang secara langsung mencela pemimpin politik kafir Qura’isy saat itu, Abu Lahab. Meskipun kemudian Rasulullah Saw dan pengikutnya harus mendapat siksaan dari pemimpin-pemimpin kafir saat itu.

Rasulullah saw juga tidak pernah berkompromi dengan sistem kufur yang ada. Meskipun Rasulullah Saw ditawari kekuasaan, harta, dan wanita. Sikap Rasulullah Saw jelas dan tegas, aqidah Islam tidak boleh dikompromikan. Antara yang hak dan batil tidak boleh dicampur adukkan. Sikap teguh Rasulullah Saw tampak jelas dalam perkataannya: Demi Allah, seandainya mereka sanggup meletakkan matahari di sebelah (tangan) kananku dan bulan di sebelah (tangan) kiriku agar aku mau meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya, sampai Allah memenangkan dakwah ini atau aku hancur karenanya.






Posting Komentar