Kamis, 30 Oktober 2008

”KALAU KAU JANTAN CERAIKAN AKU”

Banyaknya wanita yang bersikap berani kepada suaminya, sehingga muncul tantangan perceraian. Ketegangan kemelut problematika rumah tangga selalu muncul dan memerlukan jawaban aktual.

Mengapa harapan untuk mewujudkan keluarga sakinah kandas begitu saja ? Temukan jawabannya dalam kajian ilmiah bedah buku (untuk umum):

Gelombang abad kebebasan dan badai globalisasi telah memporak-porandakantatanan kehidupan negeri-negeri Islam. Hak Asasi, demokrasi, emansipasi, kesetaraan gender telah menjadi kabut gelap di masyarakat. Fenomena ''keberanian'' wanita semakin meningkat,keharmonisan hidup berkeluarga pun semakin terancam! Kini, perceraian dianggap menjadi hal yang biasa.lstri menuntut cerai, itu menjadi hal yang lumrah. Bahkan tidak jarang, justru istri yang menceraikan suaminya.Padahal sesungguhnya, perceraian bukan hanya berdampak bagi kehidupan dunia, tapi justru kehidupan abadi, Akherat! Kenapa banyak Pasutri muslim gagal membina hubungan rumah tangga,padahal Islam sangat sempurna dalam mengusung konsep rumah tangga SAMARA? Fatamorgana hidup yang menyilaukan dan rayuan setan yang menyesatkan terkadang membuat Pasutri terlena dan lupa daratan, sehingga meninggalkan prinsip dan tujuan utama hidup. Seringkali, tujuan berubah menjadi sarana dan sarana menjadi tujuan, sehingga rumah tangga hancur berantakan. Inilah akibatnya jika dunia dan syahwat telah menjadi pengatur dan tolok ukur dalam memandang kesuksesan. Di dalam buku mi, anda akan mendapatkan pencerahan dan pembelajaran yang sangat berharga dari beragam kasus dan kisah nyata yang sering menerpa kehidupan berumah tangga. Berbekal pengalaman,pengamatan dan pemahaman syariat Islam yang suci, maka penulis mencoba mengurai benang kusut yang sering membelit kehidupan Pasutri. Sehingga, buku ini layak menjadi pegangan bagi kita,sebagai rambu-rambu dalam mencari kebahagiaan di dunia dan mencari kenikmatan abadi di surga-Nya.

Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah cerai, maka jangan memilih langkah perceraian kecuali dalam kondisi sangat mendesak dan darurat Begitu juga kaum wanita, jangan gampang menuntut cerai kecuali karena adanya alasan syar'i. Dan di antara alasan seorang wanita boleh mengajukan tuntutan cerai, ketika sang suami tidak menunaikan hak-haknya secara wajar, sementara bila tetap hidup bersama, dirinya akan mengalami kehancuran.Sebagian wanita ada yang mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan problem rumah tangganya. la kurang berfikir panjang dan merenungkan dampaknya di kemudian hari. Maka dengan mudah ia dapat mengatakan "Kalau Kau Jantan, Ceraikan Aku!".

Kata-kata ini bisa meluluh-lantakkan bangunan rumah tangga dan mengoyak pondasi kehidupan. Dan Alloh Azza wa Jalla sangat murka dengan kata-kata itu kalau diucapkan tanpa alasan yang diboleh-kan dalam syariat, karena demikian itu bisa menjauhkan wanita dari surga.

Sebagaimana sabda Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam

"Wanita mana saja yang meminta thalak kepada suaminya tanpa alasan, maka haram baginya aroma surga." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi sementara beliau menghasankannya)

Ketika sang suami mendengar kata-kata emosional meluncur tajam dari mulut sang isteri; "Kalau kou jantan, ceraikan aku sekarang juga!"

Seorang suami yang cerdik dan bijak akan membalas kata-kata isterinya dengan senyum yang terindah, meskipun sedang menahan amarah. Lalu dengan kepala dingin dan penuh kelembutan, berkata:

"Sungguh, karena saya jantan, maka tidak mungkin menceraikanmu, sayang"

Berbagai macam faktor perceraian yang timbul di setiap rumah tangga, boleh jadi akibat keteledoran dari pihak suami atau pihak isteri, atau keluarga pihak suami atau keluarga pihak isteri, atau bahkan dari pihak luar yang ingin merusak ketentraman dan memperkeruh suasana bahagia. Namun sering kali semua pihak cenderung lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab terhadap masalah yang timbul di tengah keluarga. Bahkan semua pihak tidak segan-segan mencari kambing hitam dan membenarkan dirinya sendiri. Saat badai menggoncang dan bahtera rumah tangga pecah oleh perceraian, semua pihak baru tersadar. Akhirnya, kenyataan yang terjadi adalah sang isteri hidup merana dan anak-anak pun terlantar, sedangkan harapan untuk bersatu tidak lagi memungkinkan.

Harga: Rp.70.000,- + ongkos kirim sesuai tarif pos "kilat khusus", klik di: http://www.posindonesia.co.id/tarif_skh.php , dr Jakarta Timur & transfer ke rek: BCA No: 6310141249. Konfirmasi via chat Yahoo Messenger/id/e-Mail : oase_bc@yahoo.co.id atau hp no: 0811841321. Dan jika anda membutuhkan informasi buku-buku lain dapat melalui chat dengan id tersebut.

Posting Komentar