Awal Maret, Mas Slamet Kastari dinyatakan kabur dari Singapura. Interpol segera mengeluarkan kondisi ‘siaga merah’, yakni perintah penangkapan. Aparat
Dari sini makin jelas bahwa isu terorisme akan mencuat lagi di
Tidak berapa lama muncul kabar dari Filipina, bahwa Dul Matin dan Umar Patek–yang dituduh teroris–masih hidup. Ingat, isu tersebut muncul bersamaan dengan kedatangan Menhan AS Gates ke
Tidak lama setelah itu, Filipina dan
Berikutnya, Tim Densus 88 Markas Besar (Mabes) Polri kembali mengoperasi tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diduga menjadi tempat pelaku teror. Ini dilakukan sebagai tindak lanjut penangkapan dua pelaku ‘teror
Menindaklanjuti kunjungan Menhan AS Gates Februari 2008, Laksamana Timothy J Keating panglima Angkatan Laut AS wilayah Asia Pasifik, pada 10 April 2008 bertemu dengan Menhan Indonesia Juwono Sudarsono untuk membahas rencana kerjasama militer AS-Indonesia (Kompas, 11/4/08). Kerjasama dimaksud khususnya adalah kerjasama militer di laut. Padahal isu penting dalam kerjasama di laut adalah keamanan Selat Malaka yang menurut AS berada dalam ancaman terorisme.
Adanya campur tangan asing dalam isu terorisme diyakini oleh Mayjen (purn) TNI Zacky A Makarim, mantan Direktur Badan Intelijen Strategis. Beliau menegaskan, “Saya yakin sekali, bantuan Jaksa Agung AS kepada Jaksa
Setelah sebelumnya opini dikembangkan berkaitan dengan WNI di luar negeri, sekarang tekanan itu datang dari dalam negeri. Awal Mei 2008, Kedutaan Besar AS melaporkan bahwa Hargobind P Tahilramani, narapidana LP Cipinang, diduga telah mengirim SMS yang berisi ancaman untuk meledakkan Pentagon dan Kedutaan Besar AS di Jakarta. Dengan sigap Detasemen Khusus 88 pun menangkap Hargobind atas dasar laporan itu. Jelas, ini cara lain untuk menghidupkan kembali isu terorisme.
Berdasarkan dugaan tadi, sebenarnya bukan hal istimewa ketika diberitakan Densus 88 menangkap 9 tersangka teroris di Palembang, Sumatera Selatan. Yang menarik sekaligus janggal, salah satunya adalah warga Singapura keturunan
Jika realitasnya Kastari dibiarkan kabur oleh Singapura, maka menjadi jelas apa yang sebenarnya terjadi terkait dengan penangkapan orang-orang yang dituduh teroris di
Membendung Arus Islam: Mengapa isu terorisme mencuat kembali? Jawabannya: untuk membendung arus Islam!
Kedua: saat ini dukungan terhadap syariah Islam makin kuat. Pertengahan Juni 2008 The Jakarta Post pernah memuat laporan dengan tajuk, “Dukungan terhadap Syariah Islam yang Menghawatirkan”, dengan menyebut 52% rakyat Indonesia setuju syariah Islam. Menurut beberapa penelitian, rakyat yang setuju penerapan syariah Islam mencapai 74%. Bahkan awal 2008 lalu Shariah Economic and Management Institute merilis, bahwa ada 83% rakyat Indonesia yang setuju syariah Islam diterapkan. Inilah yang sangat ditakuti oleh kalangan islamphobia yang didukung oleh negara-negara kafir, khususnya AS,
Ketiga: peristiwa penangkapan tersangka terorisme dihubung-hubungkan dengan Islam. Buktinya, ayat-ayat kursi bertuliskan Arab yang menempel di dinding berulang-ulang disorot (TVOne, “Apa Kabar Indonesia Malam,” 2/7/08). Satu hal yang penting dicatat, di Palembang sedang gencar isu kristenisasi. Di antara yang paling menentang pemurtadan tersebut di sana adalah Forum Anti Pemurtadan (Fakta). Ternyata, beberapa orang yang ditangkap di Palembang adalah aktivis Fakta. Bahkan ke-9 tersangka yang ditangkap di Palembang disebutkan sebagai bagian dari Jamaah al-Islamiyah (JI). Padahal sejak awal istilah JI tidak dikenal sebagai nama suatu kelompok tertentu. Istilah ini sangat menyudutkan kelompok-kelompok Islam. Satu-satunya sumber yang menyatakan JI sebagai nama kelompok adalah Sydney Jones, peneliti ICG.
Keempat: sejak peledakan WTC tahun 2001 Bush mendefinisikan teroris sebagai pihak-pihak yang menentang kebijakan AS. “Either you are with us or with terrorists (Anda bersama kami ataukah bersama para teroris),” ujar Bush. Di Indonesia, saat ini sedang ramai penentangan terhadap banyak kepentingan AS, antara lain penghentian Namru 2; isu pengambilalihan (nasionalisasi) aset-aset publik yang notabene dikuasai AS seperti Migas, tambang, dll. Umat Islam dan organisasi Islamlah yang lantang menyuarakan kepentingan rakyat tersebut. Tidak aneh, isu terorisme diangkat kembali untuk meredam mereka.
Selain itu, isu terorisme digunakan oleh pihak asing untuk melemahkan Indonesia; seakan-akan Indonesia tidak aman. Akhirnya, situasi menjadi tidak stabil. Padahal baru saja pada 24-26 Juni 2008 digelar acara Forum Perdamaian Dunia ke-2 (The 2nd World Peace Forum) di Jakarta, yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara, tokoh agama, politik, pebisnis, cendekiawan, aktivis LSM dan jurnalis dari seluruh dunia. Ini adalah bukti bahwa Indonesia aman dan damai. Sungguh, menjadi tanda tanya ketika tiba-tiba muncul berita tertangkapnya teroris di Palembang.
Sikap Umat Islam
Satu hal yang sudah jelas: dari awal isu ‘perang melawan terorisme’ adalah perang melawan Islam. Karenanya, umat Islam perlu melakukan beberapa hal antara lain:
Selalu cermat dalam menerima berbagai informasi terkait kepentingan Islam dan umatnya.
Menyadari bahwa isu terorisme adalah alat yang digunakan oleh AS dan sekutunya untuk membungkam Islam.
Terus menjalin persatuan dan kesatuan antar berbagai komponen umat Islam sehingga tidak porakporanda dengan adanya isu terorisme tersebut.
Terus istiqamah berjuang menegakkan syariah Islam dan menyatukan umat dalam Khilafah melalui metode yang dicontohkan Nabi saw.: fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politik) dan ghayru ‘unfiyah (tanpa kekerasan).
Wahai kaum Muslim:Dari serangkaian fakta di atas, jelas bahwa musuh-musuh Islam dari kalangan orang-orang dan negara-negara kafir begitu membenci Islam dan kaum Muslim. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ اْلآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Telah nyata kebencian dari mulut mereka (orang-orang kafir) dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami) jika saja kalian memahaminya (QS Ali Imran [3]: 118).
Mereka tidak akan pernah berhenti menimbulkan fitnah atas Islam dan kaum Muslim. Namun demikian, agama Allahlah yang bakal memang, sebagaimana firman-Nya:
لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ اْلأُمُورَ حَتَّى جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ
Sesungguhnya dari dulu pun mereka telah mencari-cari kekacauan dan membuat pelbagai macam tipudaya untuk (menghancurkan)-mu hingga datang kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya. (QS at-Taubah [9]: 48).
Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Posting Komentar