Washington - Nama-nama yang tercatat dalam daftar Amerika Serikat sebagai teroris terus membengkak. Lebih dari 1 juta nama tercatat dalam daftar yang disusun Departemen Kehakiman untuk Pusat Pengawasan Teroris FBI.
Laporan itu diumumkan organisasi advokasi hak-hak sipil di AS, American Civil Liberties Union (ACLU) mengacu pada laporan Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman AS.
"Ada lebih dari 700 ribu nama dalam database mereka sejak April 2007. Daftar itu terus bertambah, rata-rata meningkat lebih dari 20 ribu nama per bulan," kata Direktur ACLU Technology and Liberty Program, Barry Steinhardt seperti diberitakan AFP, Selasa (15/7/2008).
Di dalam daftar itu, ada sejumlah nama orang-orang yang sudah dihukum. Misalnya, mantan diktator Iraq, Saddam Hussein, yang telah menjalani hukuman gantung pada 2006.
Mantan Presiden Afrika Selatan yang juga peraih Nobel Perdamaian, Nelson Mandela, juga berada dalam daftar itu. Untung saja Kongres AS telah memindahkan namanya dari daftar hitam itu. Hanya itu satu-satunya cara untuk keluar dari sana.
"Daftar itu adalah simbol yang sempurna tentang adanya sesuatu yang salah dalam cara pandang soal terorisme. Hal itu sungguh tidak adil, di luar kontrol, mencerminkan administrasi yang tidak cakap, dan sumber daya sampah. Ini sungguh sangat mengganggu kehidupan miliaran pelancong," kata Steinhardt.
Namun, Badan Keamanan Transportasi AS atau The Transportation Security Administration (TSA) secara tegas membantah pernyataan ACLU. TSA menyebut daftar itu memuat lebih dari satu juta nama. TSA bersikukuh daftar itu memuat tak lebih dari 450 ribu nama.
"Asumsi tentang daftar itu jelas-jelas salah," kata TSA dalam websitenya.
Posting Komentar