Selasa, 13 Mei 2008

REVOLUSI...!!! HARGA MATI.

DI REPUBLIK INI...EKSEKUTIF, JUDIKATIF & LEGISLATIF SUDAH MENJADI AGEN-AGEN....KAPITALIS...TIDAK PERNAH LAGI BERPIHAK KEPADA RAKYAT...SEMBAKO MEMBUMBUNG TINGGI, PENDIDIKAN HANYA MENJADI MIMPI-MIMP.......!!!I

REVOLUSI SYARIAT ADALAH KENISCAYAAN...TINGGAL MENUNGGU WAKTU...!!!!



“Dua hal untuk membuat revolusi; massa yang tidak puas dan suatu elit yang berkepala BATU



Jika kita merunut sejumlah teori yang membahas mengenai revolusi , paling tidak ada tiga pendekatan yang menonjol, yakni, teori agregat psikologis yang berupaya menjelaskan revolusi, melalui konsep motivasi psikologis rakyat untuk melibatkan diri ke dalam kekerasan politik atau untuk bergabung dalam gerakan oposisi, kedua adalah teori konsensus sistem atau nilai yang berupaya menjelaskan revolusi sebagai respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpangan yang hebat dalam sistem sosial dan kemudian yang ketiga, teori konflik politik, yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi antara pemerintah dengan berbagai kelompok yang terorganisir yang memperebutkan kekuasaan haruslah menjadi pusat perhatian dalam setiap upaya menjelaskan kekerasan kolektif dan revolusi . Dalam konteks teori agregat psikologis, ada banyak ilmuwan yang memberikan sumbangan bermakna, khususnya menyangkut mengenai apa yang memotivasi sekelompok orang untuk melibatkan diri ke dalam kekerasan…!!!


Ideologi revolusi ini bisa dikatakan sebagai suatu sistem nilai yang menyimpang dari sistem nilai yang dominan dan mulai memiliki makna emosional yang kuat bagi seseorang atau sekelompok orang. Peran utama ideologi dalam suatu revolusi adalah mempersatukan berbagai penderitaan dan kepentingan di bawah seperangkat simbol oposisi yang sederhana dan memikat. Untuk tujuan revolusi, suatu ideologi yang mencirikan tarik menarik antara kekuatan baik dan jahat, melihat medan politik sebagai medan pertarungan antara kebajikan dan kemunkaran, sangat berlaku bagai landasan ideologi revolusioner.

Jika ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah tak bisa diatasi, akan meletus revolusi sosial. Mungkinkah..itu terjadi...dan Syariah adalah jawaban...!!!


Kalau kita lihat, di dunia ini revolusi terjadi karena beberapa hal.
Pertama, melemahnya lembaga-lembaga kenegaraan. Misalnya, melemahnya aparat keamanan yang bisa menjaga stabilitas. Atau, orang tidak percaya lagi kepada lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, atau Presiden.
Kalau melihat syarat ini, kita sudah memenuhi syarat.

Jadi, memang benar ada kemungkinan terjadinya revolusi sosial. Tapi, itu saja belum mencukupi.

Masih ada syarat lain. Bisa saja lembaga-lembaga pemerintah lemah, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah kurang, tapi revolusi tidak terjadi kalau tidak ada syarat kedua. Yaitu, ketidakpuasan yang merata di seluruh masyarakat.

Tapi itu juga belum cukup. Masih ada syarat lain: “Kepemimpinan”. Ada seorang pemimpin yang bisa diterima bersama. Kalau tidak begitu, maka yang terjadi bukan revolusi sosial, melainkan anarki atau kekacauan.
Jadi, tinggal digerakkan oleh seorang pemimpin saja?
Pemimpin itu berfungsi banyak hal. Satu, dia menjadi personifikasi dari gerakan rakyat. Artinya, semua rakyat itu merujuk kepadanya. Dia seolah-olah pegang komando, sehingga semua mematuhi dia. Kedua, mungkin juga harus memberikan ideologi yang bisa diterima oleh massa. Kalau dia tidak punya ideologi, dia harus merumuskan semacam ideologi. Kalau tidak ada pemimpin, menurut saya, tak akan terjadi revolusi, paling hanya kerusuhan-kerusuhan.
Nah pilihan yang merupakan harga mati adalah REVOLUSI SYARIAT YANG BERDASARKAN ISLAM…!!!


Posting Komentar