Kamis, 17 April 2008

Dengan penalaran yang terbatas dan tanpa mengindahkan hakekat penciptaannya, manusia itu senantiasa cenderung membangun “surga” bagi dirinya sendiri; dunia yang didefinisikannya sebagai segala yang indah dan menyenangkan.

Namun yang ia dapatkan hanyalah “penjara” yang memenjarakan.

Potensi yang memerdekakan akal ini justeru hanya menjadi “belenggu” bagi jiwanya, menjauhkannya dari fitrah yang ditetapkan Allah SWT dimuka bumi. Hingga jika tiba masanya kesadaran itu muncul dan ia “kembali” dari keterhempasan.

Namun efek radiasi termal yang tertanam didalam dirinya, senantiasa memuntahkan berbagai penyakit “jahiliyah” hingga mengisolasinya dari pandangan Allah SWT.

Posting Komentar